Turis asing ke Thailand bakal dikenakan biaya ekstra sekitar Rp 138 ribu usai pandemi virus Corona. Biaya itu sebagai pajak orang asing dengan salah satu komponennya adalah asuransi pandemi.
Menteri olahraga dan pariwisata Thailand, Phipat Ratchakitprakarn, menyebut rencana tersebut telah disampaikan kepada kabinet tahun lalu, namun ternyata Corona datang. Akibatnya, pariwisata di negeri gajah Putih lesu darah.
Phipat optimistis saat ini menjadi waktu yang tepat untuk menerapkan rencana itu. Sebelum diterapkan pemerintah Thailand bakal menjalani serangkaian prosedur, dari studi kelayakan dan proposal. Paling cepat, rencana itu diterapkan akhir tahun.
Rencananya sih, biaya 300 bath atau setara dengan Rp 138 ribu itu ditambahkan ke dalam harga tiket pesawat. Nantinya, pemerintah tinggal mengumpulkannya dari maskapai. Hingga saat ini belum dibahas pajak serupa untuk turis asing yang masuk dari laut dan darat.
"Pandemi telah berdampak signifikan kepada kepercayaan pariwisata. Sementara itu, dana pariwisata harus disisihkan untuk anggaran lembaga negara selama dampak pandemi berimbas kepada wisatawan," kata Phipat seperti dikutip Bangkok Post.
Untuk melakukan studi kelayakan usulan itu, Kementerian Pariwisata dan Olahraga bakal menggandeng Universitas Naresuan. Salah satu aspek yang bakal diuji adalah "beban pajak yang masuk akal bagi pelancong". Kementerian memperkirakan pajak itu tidak boleh melebihi 300 baht per orang. Kemungkinan besar, pajak itu berkisar antara 100-200 baht.
Mengomentari retribusi baru yang diusulkan, Gubernur TAT Yuthasak Supasorn mengatakan langkah-langkah kementerian adalah bagian dari rencana pengembangan pariwisata jangka panjang.
"Selama Thailand memiliki rencana yang jelas tentang bagaimana menggunakan dana secara efektif dan bermanfaat bagi wisatawan internasional, itu seharusnya tidak menciptakan hambatan," kata Yuthasak.
Pada tahap ini, ketika penerbangan internasional dapat dimulai kembali, kondisi yang diberlakukan pada pelancong dan maskapai mana yang akan beroperasi ke Thailand di masa depan, semuanya mengudara.
Inilah Kota Khusus Lansia yang Kontroversial
Kota yang satu ini bukanlah tempat biasa. Kota ini khusus untuk lansia dengan kehidupan nyentrik. Namanya The Villages, sebuah kota di Sumter County, Florida, Amerika Serikat. Kota ini tak biasa karena persyaratan penduduknya.
Untuk tinggal di The Villages, warganya harus berusia 55 tahun ke atas alias lansia. Bisa dibilang The Villages memang kota pensiunan. Jadi tak ada anak-anak sama sekali di sini.
Hal unik lainnya adalah kendaraan yang lalu-lalang di The Villages. Karena diisi oleh lansia, warganya sangat sedikit yang menggunakan mobil.
Tapi mereka justru menggunakan mobil golf. Bentuknya yang kecil dan lebih mudah digunakan menjadi pilihan dari warga The Villages.
Ada sekitar 100.000 lansia yang menjadi penduduk The Villages. Kota pesisir ini juga memiliki pemandangan yang indah.
Sehingga komunitas lansianya sering mengadakan kegiatan kumpul bersama di tepi laut. Sembari menari dan berkumpul menikmati hari-hari sebagai pensiunan.
Diisi dengan orang-orang tua, The Villages tidaklah kumuh. Kota ini justru mewah, berfasilitas lengkap dan tertata sangat rapih.
Sebut saja kolam renang, studio theater sampai klub berkuda. Tak ayal, banyak yang bermimpi untuk pindah ke sini saat berusia senja.
Di balik itu semua, rupanya The Villages kontroversial. Di sana banyak skandal dan jadi sarang pasar gelap viagra.
Selain itu, kota ini juga dianggap sebagai pusat penyebaran penyakit menular seksual. Hal ini dikarenakan aktivitas seksual warganya yang tak biasa.
Meski sudah tua, warga The Villages tak segan untuk melakukan hubungan seksual di tempat umum. Terlepas dari segala rumor, kawasan The Villages memang tak biasa ya.