Minggu, 31 Mei 2020

Trump Umumkan AS Secara Resmi Tinggalkan WHO

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pada Jumat (29/9/2020) bahwa pihaknya akan memutuskan hubungan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Karena mereka telah gagal untuk melakukan reformasi yang diminta dan sangat dibutuhkan, kami hari ini akan mengakhiri hubungan dengan WHO dan mengarahkan dana ke hal lainnya dan kebutuhan kesehatan global yang mendesak," tutur Trump dikutip dari CNN International.

Dalam pidato yang dilakukan di Gedung Putih, ia mengecam China dan mengklaim bahwa otoritas China memiliki kendali penuh atas WHO. Trump juga menyebut bahwa China belum melaporkan informasi yang sebenarnya tentang virus Corona ke WHO.

"Pejabat China mengabaikan kewajiban pelaporan mereka kepada WHO dan menekan WHO untuk menyesatkan dunia ketika virus Corona pertama kali ditemukan oleh otoritas China," ungkapnya.

Keputusan Trump untuk secara permanen memutuskan hubungan AS dengan WHO disebut sejalan dengan adanya ketidakpercayaan Presiden terhadap WHO dan mengklaim bahwa AS sedang dimanfaatkan.

Amerika Serikat adalah salah satu negara penyumbang dana terbesar bagi WHO dan membayar sekitar $450 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun dalam bentuk iuran keanggotaan dan sumbangan sukarela untuk program-program tertentu.

Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Olahraga Pakai Masker di Tengah Wabah Corona

Ketika anjuran untuk tetap di rumah dan PSBB dilonggarkan banyak yang mulai beraktivitas di luar. Meski demikian semua orang tetap diimbau untuk mengenakan masker atau penutup wajah saat di luar rumah sebagai salah satu upaya pencegahan virus Corona.

Namun apakah aman saat mengenakan masker saat berolahraga outdoor? Secara umum, jika berolahraga di kawasan dengan penularan yang tinggi maka pakai masker sangat dianjurkan. Boleh-boleh saja mengenakannya tapi ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan.

"Kebanyakan orang bisa berolahraga dengan mengenakan masker. Namun harus tetap memantau kondisi saat itu dan hati-hati jika merasakan gejala tertentu seperti sakit kepala ringan, pusing, mati rasa atau kesemutan dan sesak napas," tutur Grayson Wickham, ahli kebugaran dari Movement Vault dikutip dari CNET.

Wickham mengatakan orang yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular atau pernapasan harus berhati-hati saat berolahraga dengan masker. Tingkat keparahan kondisi mereka akan menentukan apakah tepat atau tidak bagi mereka untuk berolahraga dengan masker.

"Mereka yang memiliki riwayat penyakit pernapasan lebih disarankan berolahraga di rumah yang tidak mengharuskan mengenakan masker," sebutnya.

Kondisi yang dimaksud antara lain asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bronkitis, fibrosis paru dan segala hal yang mempengaruhi jantung dan paru-paru. Jika tidak memiliki penyakit bawaan, maka harus berhenti berolahraga jika merasa sesak dan sakit kepala mendadak.

Isolasi Diri karena Pandemi Corona Bisa Picu Cabin Fever, Ini Gejalanya

Sudah lebih dari dua bulan lamanya masyarakat diimbau untuk tetap di rumah dan tidak beraktivitas di luar ruangan bila tak penting. Ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.

Meski penularan virus Corona bisa dihindari dengan tetap berada di rumah, tetapi masyarakat juga bisa dihadapkan pada kekhawatiran lain, yaitu ancaman kesehatan psikologis akibat isolasi diri atau cabin fever.

Menurut psikiater dan spesialis kedokteran jiwa RS Unair, dr Hafid Algristian, SpKJ, cabin fever atau demam kabin adalah rasa kegelisahan akibat terjebak atau terisolasi dalam waktu lama dan ini berpotensi besar terjadi pada masyarakat selama pandemi berlangsung.

"Tidak semua orang mengetahui gejala ini. Tapi saat kalian telah belajar, mungkin beberapa dari kita akan menyadari terdapat gejala cabin fever dalam diri kita," kata dr Hafid, Minggu (31/5/2020).

Dikutip dari Healthline, berikut ini adalah gejala-gejala umum dari cabin fever:

-Gelisah
-Hilang motivasi
-Mudah marah
-Putus asa
-Sulit berkonsentrasi
-Pola tidur tidak teratur
-Sulit untuk bangun
-Lesu
-Hilang rasa percaya pada orang sekitar
-Tidak sabaran
-Mudah sedih atau depresi

dr Hafid mengatakan bahwa cabin fever ini bukanlah suatu diagnosis atau sindrom. Penyembuhannya pun bisa dilakukan melalui manajemen stres, dan tidak perlu diberikan obat-obatan.

"Maka dari itu hendaknya kita mengembangkan cara berpikir kreatif, komunikasi, mencari solusi, maupun berbagi informasi keberhasilan yang membangun. Sehingga kita nantinya tidak merasa terjebak dan tertekan pada situasi karantina yang masih akan terus berjalan entah sampai kapan," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/delivery-massage-owned-by-sexy-housewife-3/

Siap New Normal, Perhatikan Waktu yang Tepat Pakai Masker

Di era new normal, masyarakat harus benar-benar memperhatikan kesehatannya agar bisa menjaga diri dan terbebas dari paparan COVID-19 meski tetap beraktivitas di luar rumah. Salah satu protokol kesehatan yang wajib dilakukan ketika beraktivitas di luar rumah adalah mengenakan masker.
Namun apakah aman menggunakan masker secara terus menerus saat beraktivitas seharian di luar rumah, termasuk saat berolahraga. Baru-baru ini viral di media sosial pesepeda kolaps dan meninggal dunia saat latihan. Dikatakan, almarhum mengalami rebreathing alias keracunan karbondioksida gara-gara bersepeda pakai masker. Namun, hal ini menjadi perdebatan sehingga membuat masyarakat perlu memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan masker.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan kapan waktu yang tepat untuk mengenakannya. Dilansir dari situs resmi WHO, sebenarnya tidak setiap saat masyarakat harus mengenakan masker.

Setidaknya, menurut WHO masyarakat harus mengenakan masker pada dua waktu tertentu. Pertama, apabila dalam kondisi sehat, maka masyarakat hanya perlu mengenakan masker jika bertemu/merawat orang dengan COVID-19. Kedua, mengenakan masker dilakukan jika terkena batuk atau bersin.

Dalam kondisi sendirian, masyarakat memang boleh tidak mengenakan masker. Namun ketika berada di area keramaian, hal ini sangat dianjurkan sebab tidak ada yang tahu apakah orang-orang yang berada di sekitar terbebas dari COVID-19 atau tidak.

Selain itu, WHO juga menyebut masker hanya efektif bila digunakan bersama dengan pembersih tangan yang mengandung alkohol atau sabun. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk sering-sering mencuci tangan.

Hindari menyentuh masker saat menggunakannya, dan ganti masker dengan yang baru setelah lembap serta jangan gunakan kembali masker yang hanya dapat digunakan sekali saja.

Untuk maskernya selain masker N95, salah satu masker yang direkomendasikan adalah masker bedah (standar) medis yang bisa menyaring hingga 95% partikel dengan ukuran 0,1 mikron. Masker ini digunakan untuk perlindungan droplet dan tidak bisa digunakan berulang kali.

Dalam menghadapi era New Normal ini, tentu kebutuhan akan masker meningkat. Untuk mendapatkannya, Anda bisa membeli melalui fitur GrabHealth. Yang lebih menarik, saat ini ada diskon hingga 10% untuk setiap pembelian 1 pack masker berisi 50 pcs di GrabHealth, jadi jangan sampai melewatkan promonya untuk tetap aman selama New Normal!

Trump Umumkan AS Secara Resmi Tinggalkan WHO

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pada Jumat (29/9/2020) bahwa pihaknya akan memutuskan hubungan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Karena mereka telah gagal untuk melakukan reformasi yang diminta dan sangat dibutuhkan, kami hari ini akan mengakhiri hubungan dengan WHO dan mengarahkan dana ke hal lainnya dan kebutuhan kesehatan global yang mendesak," tutur Trump dikutip dari CNN International.

Dalam pidato yang dilakukan di Gedung Putih, ia mengecam China dan mengklaim bahwa otoritas China memiliki kendali penuh atas WHO. Trump juga menyebut bahwa China belum melaporkan informasi yang sebenarnya tentang virus Corona ke WHO.

"Pejabat China mengabaikan kewajiban pelaporan mereka kepada WHO dan menekan WHO untuk menyesatkan dunia ketika virus Corona pertama kali ditemukan oleh otoritas China," ungkapnya.

Keputusan Trump untuk secara permanen memutuskan hubungan AS dengan WHO disebut sejalan dengan adanya ketidakpercayaan Presiden terhadap WHO dan mengklaim bahwa AS sedang dimanfaatkan.

Amerika Serikat adalah salah satu negara penyumbang dana terbesar bagi WHO dan membayar sekitar $450 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun dalam bentuk iuran keanggotaan dan sumbangan sukarela untuk program-program tertentu.
http://cinemamovie28.com/the-untamed-fatal-journey/