Sabtu, 20 Juni 2020

Arab Saudi Izinkan Penggunaan Dexamethasone untuk Obati Pasien Corona

Kerajaan Arab Saudi pada hari Rabu (17/6/2020), menyetujui penggunaan obat dexamethasone untuk mengobati pasien virus Corona COVID-19.
Dikutip dari laman Al Monitor, langkah ini diambil menyusul dari hasil studi yang menjanjikan soal penggunaan obat dexamethasone di Inggris.

Sebuah penelitian dari Universitas Oxford menemukan osteroid dosis rendah yang biasa digunakan untuk mengobati peradangan berpotensi menekan tingkat kematian sekitar 35 persen pasien COVID-19 yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator). Para peneliti memperkirakan sekitar lima ribu nyawa bisa selamat jika Inggris menggunakan obat itu ketika pada tahap awal penyebaran wabah.

Hasil penelitian tersebut mendorong pemerintah Inggris menyetujui penggunaan dexamethasone dengan biaya sebesar US$ 6 atau sekitar Rp 85.000 untuk perawatan selama sepuluh hari.

Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar berhati-hati dalam menggunakan obat dexamethasone. Sebab meskipun diklaim manjur, temuan itu hanya berasal dari satu penelitian.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mulai memberikan dexamethasone kepada pasien yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU).

Dikutip dari Research Center Johns Hopkins University, hingga saat ini Jumat (19/6/2020) Arab Saudi telah melaporkan lebih dari 145.000 kasus infeksiCOVID-19. Sebanyak 1.139 pasien di antaranya meninggal dunia.

Akan tetapi, jumlah itu lebih rendah dari kasus infeksi di Iran dan Turki. Setelah melonggarkan pembatasan pada bulan lalu, pemerintah Saudi baru-baru ini kembali memberlakukan jam malam dan langkah pembatasan lain di Jeddah, menyusul lonjakan kasus infeksi Corona.

Pemerintah Saudi juga dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk membatalkan pelaksanaan ibadah haji tahun ini akibat kondisi tersebut.

Begini Cara detikcom Membantu Kegiatan-Kegiatan Sosial di Era New Normal

Perjuangan melawan Covid-19 belum berakhir. Bersama-sama kita masih akan terus saling bahu-membahu dan saling bantu.
Selama tiga bulan terakhir, banyak sekali kegiatan sosial bertebaran baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Berbondong-bondong masyarakat Indonesia kompak untuk saling bantu satu sama lain.

Memasuki New Normal bulan ini, dampak sosial & ekonomi di tengah masyarakat rupanya belum sepenuhnya pulih. Banyak yang masih memerlukan perhatian dan bantuan.

Nah, jika saat ini Kamu memiliki informasi atau memiliki kegiatan-kegiatan sosial baik berupa amal, aktivitas penggalangan dana, maupun kampanye sosial lainnya, kami akan mendukung kegiatan sosial tersebut.

Kami akan membantu menyebarluaskan informasi agar semakin banyak orang yang tahu dan ikut membantu. Berikut syarat dan ketentuannya.

Mengisi Form yang disediakan dengan tepat dan jelas
Setelah mengisi form, promo yang terpilih akan mendapatkan konfirmasi dari pihak detikcom sebelum promo ditayangkan.
Promo akan tayang sekali dalam 1 periode
Jadwal tayang promo akan sesuai daftar antrian dari pihak detikcom
Promo akan disaring oleh tim detikcom dan merupakan hak detikcom untuk menayangkan promo yang terpilih.
Kegiatan ini tidak dipungut biaya
Hati - hati dengan oknum yang mengatasnamakan detikcom untuk meminta bayaran.
Dalam poster yang diunggah tidak diperbolehkan ada logo sponsor atau brand (hanya logo program)
detikcom tidak menutup kemungkinan untuk menjadi official media partner bila program tersebut menarik.
Periode berlangsung mulai tanggal 16 Juni 2020 sampai 20 Juli 2020. New Normal? New Spirit! Yuk segera bagikan informasinya di sini.

Peringatan BPOM RI: Dexamethasone Bukan untuk Cegah COVID-19!

Obat 'dewa' dexamethasone tengah jadi buah bibir setelah terbukti efektif menurunkan angka kematian pada pasien virus Corona COVID-19 yang menggunakan ventilator. Namun diingatkan, obat ini bukan untuk pencegahan.
Peringatan tersebut disampaikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Ditegaskan, dexamethasone adalah obat golongan steroid dan merupakan obat keras, sehingga hanya bisa digunakan dengan resep dan dalam pengawasan dokter.

"Deksametason tidak dapat digunakan untuk pencegahan COVID-19," tulis BPOM RI dalam keterangan tertulisnya.

Beberapa efek samping dexamethasone jika digunakan tanpa indikasi medis antara lain:

Menurunkan daya tahan tubuh
Meningkatkan tekanan darah
Diabetes
Moon face (wajah membulat)
Masking effect
Dan efek samping lainnya yang berbahaya.
Ditegaskan pula, hingga saat ini belum ada obat yang secara spesifik digunakan untuk COVID-19, walaupun ebberapa obat telah digunakan untuk penanganan penyakit ini sebagai obat uji.

Dalam penelitian di Oxford University, penggunaan dexamethasone menunjukkan penurunan angka kematian pada pasien COVID-19 berat yang menggunakan ventilator. Obat ini tidak bermanfaat pada kasus ringan dan tidak dirawat di rumah sakit.

Arab Saudi Izinkan Penggunaan Dexamethasone untuk Obati Pasien Corona

 Kerajaan Arab Saudi pada hari Rabu (17/6/2020), menyetujui penggunaan obat dexamethasone untuk mengobati pasien virus Corona COVID-19.
Dikutip dari laman Al Monitor, langkah ini diambil menyusul dari hasil studi yang menjanjikan soal penggunaan obat dexamethasone di Inggris.

Sebuah penelitian dari Universitas Oxford menemukan osteroid dosis rendah yang biasa digunakan untuk mengobati peradangan berpotensi menekan tingkat kematian sekitar 35 persen pasien COVID-19 yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator). Para peneliti memperkirakan sekitar lima ribu nyawa bisa selamat jika Inggris menggunakan obat itu ketika pada tahap awal penyebaran wabah.

Hasil penelitian tersebut mendorong pemerintah Inggris menyetujui penggunaan dexamethasone dengan biaya sebesar US$ 6 atau sekitar Rp 85.000 untuk perawatan selama sepuluh hari.

Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar berhati-hati dalam menggunakan obat dexamethasone. Sebab meskipun diklaim manjur, temuan itu hanya berasal dari satu penelitian.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mulai memberikan dexamethasone kepada pasien yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU).

Dikutip dari Research Center Johns Hopkins University, hingga saat ini Jumat (19/6/2020) Arab Saudi telah melaporkan lebih dari 145.000 kasus infeksiCOVID-19. Sebanyak 1.139 pasien di antaranya meninggal dunia.

Akan tetapi, jumlah itu lebih rendah dari kasus infeksi di Iran dan Turki. Setelah melonggarkan pembatasan pada bulan lalu, pemerintah Saudi baru-baru ini kembali memberlakukan jam malam dan langkah pembatasan lain di Jeddah, menyusul lonjakan kasus infeksi Corona.

Pemerintah Saudi juga dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk membatalkan pelaksanaan ibadah haji tahun ini akibat kondisi tersebut.
https://indomovie28.net/kamen-rider-ryuki-episode-21/