Anggota Komisi IV DPR RI Ibnu Multazam dari fraksi PKB meminta Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo hanya fokus pada pekerjaan produksi padi dan sapi di dalam negeri.
Menurut Ibnu, tugas pengadaan beras bukanlah tugas Kementerian Pertanian (Kementan). Ia mengatakan, batas kerja Kementan hanyalah sampai di produksi padi atau gabah.
"Tugas Kementan adalah produksi gabah. Kalau sudah berubah menjadi beras itu adalah komoditasnya kementerian lain. Tidak ada petani itu menjual beras, mereka menjual gabah," tegas Ibnu di hadapan Syahrul dalam rapat kerja Komisi IV DPR RI, Senin (22/6/2020).
Begitu juga dengan tugas pengadaan daging sapi untuk langsung dikonsumsi masyarakat Indonesia. Ia mengatakan, tugas itu bukanlah di Kementan, melainkan tugas Kementerian Perdagangan (Kemendag).
"Dan saya kurang sependapat kalau daging itu komoditas produksi pertanian, bukan. Daging itu sudah menjadi komoditas Kementerian Perdagangan. Komoditas Kementan ya sapi. Kalau sudah menjadi daging ya bukan," jelas Ibnu.
Ia menuturkan, jika Syahrul fokus meningkatkan produksi komoditas pangan strategis tersebut, maka secara otomatis akan mengurangi ketergantungan impor.
"Ini fokus untuk bagaimana memperbanyak beras, jagung, sapi, kambing, dan sebagainya. Bukan memperbanyak daging. Bahwa ada impor itu iya, tapi kalau produksinya banyak ya impor berhenti sendiri," ujarnya.
Selain komoditas-komoditas di atas, Ibnu juga menyarankan Kementan terus mendorong produksi bawang putih dalam negeri. Dalam hal ini, ia meminta kebijakan wajib tanam yang disyaratkan kepada para importir bawang putih ditugaskan langsung kepada petani. Pasalnya, ia menilai kewajiban para importir itu tidak terlaksana dengan baik.
"Disinyalir wajib tanam di beberapa daerah tidak berjalan optimal," imbuh dia.
Ia menyarankan, setiap importir yang sudah merealisasi impornya langsung mengalokasikan bantuan kepada petani untuk menanam bawang putih. Sehingga, harapannya Indonesia bisa memproduksi bawang putih secara mandiri.
"Untuk itu saya kira perlu ditinjau kembali bagaimana kewajiban itu diatur sedemikian rupa supaya kontribusinya diberikan pada petani. Diatur misalnya per kg berapa itu langsung diberikan kepada petani. Ini yang wajib tanam itu kan petani. Importirnya membantu dalam bentuk apalah itu kepada petani. Supaya betul-betul ini bertanam," pungkasnya.
Kepala Bappenas: Kalau Kematian TBC Diumumkan Banyak Orang Gelisah
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan data pasien tuberkulosis (TBC) akan membuat gelisah masyarakat Indonesia jika dibuka ke publik. Pasalnya, tingkat kematian TBC hingga saat ini mencapai hingga 15 orang per jam.
Tingkat kematian tersebut menempatkan Indonesia ada di peringkat ketiga di dunia Menurut Suharso, angka ini sama mengkhawatirkannya dibandingkan COVID-19.
"TBC hampir 900 ribu pasien dan 14-15 orang wafat per jam. Jadi kalau gelisah ada COVID-19, kalau kematian TBC diumumkan banyak orang Indonesia yang akan gelisah," kata Suharso di ruang rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (22/6/2020).
Selain TBC, Suharso mengatakan, ada penyakit malaria yang menjadi fokus pemerintah. Pada tahun depan, pemerintah ingin angka yang terjangkit menurun. Kemudian penyakit kusta, menurutnya Indonesia pernah terbebas dari penyakit itu namun kini sudah muncul lagi dan angkanya lebih tinggi dari Brasil.
Tidak hanya itu, dikatakan Suharso, pemerintah juga ingin meningkatkan imunisasi dasar lengkap (IDL) untuk anak ditingkatkan. Perbaikan-perbaikan itu menjadi prioritas pemerintah dalam program reformasi sistem kesehatan nasional di 2021.
"Saya inginkan IDL itu penting sekali, jadi kita terkonsentrasi di stunting padahal IDL termasuk pneumonia di anak luar biasa ancamannya dan ancam generasi Indonesia ke depan," tegasnya.
https://cinemamovie28.com/astro-boy-tetsuwan-atom-episode-44/