Kamis, 30 Juli 2020

Ini Alasan Pakar Jangan Makan Pisang Saat Perut Kosong

Jika terlambat bangun di pagi hari dan tidak punya waktu yang banyak untuk sarapan, beberapa orang mungkin memilih sarapan praktis. Tidak sedikit yang memilih konsumsi pisang agar tidak melewatkan sesi sarapan untuk membantu aktivitas seharian.
Pisang memang mengandung kallium dan vitamin B6 bermanfaat bagi tubuh. Namun, sayangnya pisang tidak baik untuk dikonsumsi saat perut sedang kosong.

Dikutip dari Mirror, pakar gizi Dr Daryl Gioffre, menyatakan bahwa mengonsumsi pisang untuk sarapan merupakan hal yang buruk untuk kesehatan, karena pisang mengandung 25 persen gula dan agak asam. Jika mengonsumsi pisang dengan perut kosong akan menyebabkan rasa lelah dan mudah lapar.

Dr Gioffre menyarakan, jika ingin mengonsumsi pisang sebaiknya bersamaan dengan makanan yang berlemak (lemak sehat) dengan rempah-rempah.

"Karena pisang bersifat asam, Anda harus menetralkan asam untuk mendapatkan manfaat dari kalium, serat, dan magnesium tanpa gula terburu-buru. Tanpa menyeimbangkan sarapan pisang dengan lemak sehat, banyak manfaat pisang hilang, sementara lonjakan gula darah dan asam diperoleh." ucap Dr Gioffre.

Penelitian lain dari Dr Anju Sood, ahli gizi di Bengaluru, dikutip dari Ndtvfood, mengatakan hal yang sama bahwa pisang sebaiknya tidak dikonsumsi saat perut kosong.

"Kandungan magnesium yang tinggi dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara kalsium dan magnesium dalam darah, yang selanjutnya dapat memiliki efek buruk pada sistem kardiovaskular (sakit jantung)," kata Dr Sood, dikutip dari Ndtvfood.

Dikutip dari Ndtvfood, meskipun pisang mengandung kalium, serat, dan magnesium, bukan pilihan yang baik untuk dikonsumsi saat perut kosong. Ini alasannya:

1. Tingginya jumlah gula yang terkadung dalam pisang memang meningkatkan energi, tetapi juga bisa membuat energi terasa terkuras setelah beberapa jam mengonsumsinya.

2. Pisang membuat seseorang menjadi mengantuk dan lelah setelah mengonsumsinya.

3. Pisang bersifat asam, sehingga dapat menyebabkan masalah usus jika dikonsumsi saat perut kosong.

Jadi, tidak masalah jika mengonsumsi pisang di pagi hari tetapi jangan saat perut dalam keadaan kosong, dan harus disertai dengan makanan lain seperti sereal, susu, atau oatmeal.

Gelar Pesta Rayakan Berakhirnya Lockdown, Satu Keluarga Positif Corona

Belasan orang dalam satu keluarga dinyatakan positif terinfeksi virus Corona COVID-19, setelah mengadakan pesta pertemuan pada Juni 2020 lalu. Dari 14 orang tersebut, satu di antaranya meninggal dunia.
Mereka mengadakan pesta tersebut untuk merayakan berakhirnya kebijakan lockdown yang diterapkan di kotanya, Texas, Amerika Serikat, selama berbulan-bulan. Keluarga dari Tony Green ini mengaku tidak ada yang mengalami gejala apapun sampai lockdown di kotanya itu dibuka kembali.

"Semuanya (lockdown) sudah dibuka kembali, dan di antara kami tidak ada yang mengalami gejala apapun," kata Green, dikutip dari News.com.au, Kamis (30/7/2020).

Karena merasa tidak ada yang mengalami gejala COVID-19, mereka hadir dan berbicara satu sama lain tanpa menggunakan masker. Namun, setelah pesta berakhir, Green, istrinya, dan kedua mertuanya mulai merasa kurang sehat dan ternyata positif terinfeksi virus Corona.

Setelah dilakukan penelusuran, ayah dan ibu mertua Green, Rafael Ceja dan Marisa ternyata sempat melakukan perjalanan dari Dallas ke Austin pada 15 Juni lalu. Di sana, mereka kontak dengan lebih banyak orang.

Tak lama pesta digelar, Marisa terinfeksi Corona dan meninggal dunia meski sempat dirawat di rumah sakit. Sementara suaminya, Ceja, masih harus dirawat karena mengalami pneumonia akibat virus tersebut.

Green pun harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit. Bahkan ia hampir saja mengalami stroke akibat COVID-19 yang menginfeksi tubuhnya.

Dari 14 orang tersebut, 12 di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Meski begitu, Green masih terus berusaha untuk menggalang dana demi mertuanya yang masih dirawat di rumah sakit.

"Aku merasa terluka, sakit, dan putus asa. Tetapi, kami tetap terus berdoa," ujar Green.
https://cinemamovie28.com/calon-bini-2/

5 Negara Ini Lockdown Lagi Setelah Kasus Corona Kembali Melonjak

Di tengah pandemi Corona ini, sejumlah negara sudah mulai melonggarkan kebijakan lockdown dan kembali beraktivitas seperti biasa. Hal ini dilakukan setelah jumlah kasus COVID-19 di negara tersebut dianggap sudah menurun.
Namun, beberapa negara yang melakukan kebijakan itu malah harus kembali menerapkan lockdown karena lonjakan kasus COVID-19 kembali terjadi. Dikutip dari CNN Indonesia, berikut deretan negara yang harus kembali lockdown dan dibayangi ancaman gelombang kedua.

1. China
Setelah melakukan lockdown selama 3 bulan, pemerintah melonggarkan kebijakan lockdown dan kembali membuka sejumlah kegiatan di China. Mulai dari perekonomian, wisata, bisnis, hingga sekolah secara bertahap pada Mei 2020 lalu.

Namun, kebijakan lockdown tersebut harus kembali dilakukan setelah pejabat kesehatan China mendeteksi adanya lonjakan kasus baru virus Corona di Beijing, pada awal Juni. Akibatnya, China kembali menerapkan lockdown di sebagian wilayah di Ibu Kota China tersebut.

Diketahui, lonjakan kasus tersebut berasal dari pasar grosir Xinfadi. Klaster baru itu muncul setelah tiga pedagang dan dua pengunjung pasar dipastikan positif Corona.

Pihak berwenang China juga kembali melaporkan adanya lonjakan kasus Corona di awal pekan ini sebanyak 61 kasus. Dari kasus tersebut, Komisi Kesehatan Nasional setempat mencatat, 57 kasus adalah penularan lokal dan 4 lainnya imported case.

Berdasarkan statistik Worldometer per Rabu (29/7/2020), China memiliki kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 84.000 dan kasus kematian mencapai 4.634.

2. Australia
Australia juga kembali harus mengisolasi Victoria, salah satu negara bagian, setelah menemukan adanya lonjakan kasus Corona yang mencapai ratusan kasus per harinya pada awal Juli lalu.

Australia juga menerapkan lockdown di Melbourne selama 6 minggu untuk mengendalikan kasus Corona di sana yang kembali melonjak.

Perdana Menteri Scott Morisson bahkan sampai mengerahkan personel militer dan polisi untuk menjaga dan memastikan, masyarakat di perbatasan negara bagian Victoria tersebut untuk tetap berada di rumah selama masa isolasi.

Pada Rabu (22/7/2020), rekor kasus Corona di Australia mencapai 502, 484 di antaranya terdapat di Victoria.

3. Spanyol
Setelah kasus penularan Corona kembali melonjak di wilayah Catalonia sejak pertengahan Juni 2020 ini, Spanyol akhirnya kembali menerapkan kebijakan lockdown. Pemerintah Catalonia mengisolasi sekitar 140 ribu penduduknya dan hanya boleh keluar rumah untuk bekerja dan aktivitas penting lainnya.

Sebelumnya, Spanyol baru membuka lockdown pada pertengahan Juni lalu setelah dikunci selama 3 bulan untuk mengendalikan penularan virus Corona.

4. Malaysia
Pemerintah Malaysia berencana untuk menerapkan kembali kebijakan lockdown, jika kasus baru Corona di negara tersebut melonjak hingga 100 persen per harinya.

Saat ini, Malaysia sedang berada dalam tahap pemulihan, sehingga sudah tidak menerapkan kebijakan pengawasan pergerakan (MCO) yang ketat. Hampir seluruh kegiatan bisnis dan ekonomi mulai berjalan dan tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan.

Namun, ternyata pihak berwenang Malaysia kembali mendeteksi adanya lonjakan kasus baru Corona dalam beberapa minggu terakhir ini. Hingga pada Selasa (28/7/2020), Malaysia menemukan 39 kasus baru, 28 di antaranya merupakan kasus penularan lokal.

5. Vietnam
Satu lagi negara Asia yang kembali menerapkan lockdown yaitu Vietnam. Negara ini kembali menerapkan lockdown pada kota ketiga terbesar di sana, yaitu Da Nang, selama 2 minggu setelah penularan Corona pada 15 orang.

Dikutip dari Associated Press, kasus infeksi di Da Nang merupakan kasus penularan lokal. Meski tidak ada penambahan kasus selama 3 bulan Vietnam, ternyata penularan virus itu kembali terdeteksi baru-baru ini.

Sejumlah 15 orang yang positif COVID-19 merupakan pasien dan petugas kesehatan di rumah sakit Da Nanang.
https://cinemamovie28.com/sister-slave-2/