Selasa, 04 Agustus 2020

Pengertian ASI Eksklusif Serta Manfaatnya untuk Ibu dan Bayi

ASI adalah sumber asupan nutrisi yang penting untuk bayi. ASI diberikan kepada bayi selama 2 tahun. Sedangkan ASI eksklusif diberikan kepada bayi selama 6 bulan dengan tanpa menambahkan makanan atau minuman lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti yang dilansir Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan, ASI eksklusif yakni Inisiasi menyusu dini (IMD) pada satu jam pertama setelah lahir.

Kemudian menyusui eksklusif berarti tidak memberikan makanan atau minuman apapun termasuk air. Selain itu, ASI eksklusif dalam praktiknya menyusui sesuai dengan keinginan bayi, baik pagi dan malam hari (on demand), serta menghindari penggunaan botol, dot, dan empeng.

Para ibu atau calon ibu tak perlu khawatir bayi akan kekurangan gizi. Menurut data dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, sejumlah bukti ilmiah memperlihatkan ASI yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang.

Beberapa contoh diantaranya, kolostrum pada pemberian ASI di hari 1-5, kaya protein, dan laktosa ASI sebagai sumber karbohidrat diserap lebih baik dibanding yang terdapat di dalam susu selain ASI.

Berikut manfaat ASI eksklusif seperti disebutkan dalam situs Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan:

1. Manfaat ASI Eksklusif untuk bayi:

a. Mencegah Terserang Penyakit

ASI eksklusif untuk bayi yang diberikan ibu ternyata mempunyai peranan penting, yakni meningkatkan ketahanan tubuh bayi. Karenanya bisa mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan bayi.

b. Membantu Perkembangan Otak dan Fisik Bayi

Manfaat ASI eksklusif untuk bayi lainnya yakni dapat menunjang sekaligus membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Sebab pada usia 0 sampai 6 bulan seorang bayi tentu belum diizinkan mengonsumsi nutrisi apapun selain ASI. Oleh karenanya, selama enam bulan berturut-turut, ASI yang diberikan pada sang buah hati tentu saja memberikan dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik bayi selama ke depannya.

2. Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu:

a. Mengatasi Rasa trauma

Manfaat ASI eksklusif pada ibu dapat menghilangkan trauma saat persalinan. Kehadiran buah hati bisa menjadi penyemangat hidup seorang ibu.

Pasca melahirkan biasanya ibu rentan mengalami baby blues syndrome. Apalagi biasanya terjadi pada sang ibu yang belum terbiasa bahkan tidak bersedia memberikan ASI eksklusifnya untuk bayi mereka. Namun dengan menyusui, secara perlahan rasa trauma pun akan hilang sendirinya dan ibu pun akan terbiasa menyusui bayinya.

b. Mencegah Kanker Payudara

Selain membuat kondisi kesehatan dan mental ibu menjadi lebih stabil, ASI eksklusif dapat meminimalkan timbulnya risiko kanker payudara. Sebab salah satu pemicu penyakit kanker payudara pada ibu menyusui ialah kurangnya pemberian ASI Eksklusif untuk bayi mereka sendiri.

Namun pemberian ASI eksklusif harus mendapat dukungan keluarga. Sebab masih ada beberapa yang ibu yang enggan memberikan ASI eksklusif karena air asinya sedikit atau takut gemuk. Bisa juga karena melihat perkembangan bayi yang tidak gemuk. Berat bayi ASI Eksklusif biasanya sedang-sedang saja atau tidak gemuk.
https://kamumovie28.com/creampie-challenge-throughout-japan-4-2/

4 Fakta Hadi Pranoto dan Klaim Obat Herbal Corona yang Panen Cibiran

Sosok Hadi Pranoto mendadak viral setelah muncul dalam Channel YouTube milik musisi Anji. Hadi ini diklaim sebagai pakar mikrobiologi yang telah mengembangkan serum herbal antibodi COVID-19, yang bisa menyembuhkan ribuan pasien Corona.
Hal ini pun sontak membuat warganet meragukan sosok Hadi ini adalah seorang mikrobiologi dan soal obat Corona hasil penelitiannya. Tetapi, ada juga yang mempercayainya dan yakin bahwa Hadi Pranoto ini adalah pakar yang mengerti betul soal virus.

Munculnya Hadi Pranoto dan obat Corona hasil temuannya ini pun mengundang berbagai pihak berkomentar, mulai dari pegiat kesehatan hingga berbagai instansi resmi. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal Hadi Pranoto dan obat herbal Corona temuannya.

1. Informasi yang banyak dicibir
Menanggapi hal ini, pegiat di bidang kesehatan dr Dirga Sakti Rambe, MSc, SpPD, memastikan bahwa informasi tentang serum antibodi itu keliru atau hoax. Ia juga menghimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terkait klaim obat Corona tanpa adanya bukti yang jelas.

"Saya telah menyaksikan seluruh tayangan dan saya menyatakan ini adalah informasi menyesatkan. Dalam kedokteran untuk menentukan apakah suatu terapi atau pengobatan efektif dalam menyembuhkan penyakit harus melalui serangkaian uji klinis," kata dr Dirga dalam video yang dibagikannya di akun Twitter pribadinya.

"Tidak boleh berdasarkan atas suatu klaim. Siapapun yang menyampaikan klaimnya, apakah dia profesor, menteri, presiden, atau saya sekalipun," lanjutnya.

2. Tidak tergabung dalam tim peneliti herbal imunomodulator COVID-19
Hadi Pranoto juga mengaku telah melakukan penelitian obat Corona itu sejak tahun 2000, bersama timnya dari berbagai kalangan. Tetapi, menanggapi ini Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) menegaskan bahwa Hadi tidak tergabung dalam konsorsium tim peneliti herbal imunomodulator COVID-19.

"Kemenristek/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) menyatakan bahwa Hadi Pranoto tidak pernah menjadi salah satu anggota peneliti Konsorsium dalam tim pengembangan herbal imunomodulator yang dibentuk oleh Kemenristek/BRIN," tulis Kemenristek/BRIN dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (3/8/2020).

3. Sebut virus Corona bisa mati di suhu 350 derajat Celcius
Hadi Pranoto juga sempat menyebut bahwa virus Corona COVID-19 baru bisa mati pada suhu 350 derajat Celcius. Namun, pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD, mengatakan berdasarkan penelitian ilmiah virus itu sudah bisa mati pada pemanasan dengan suhu 95 derajat Celcius.

"Studi di Prancis itu mereka sudah coba dari berbagai temperatur dan pada temperatur 95 derajat Celcius itu mati semua dalam artian tidak aktif lagi ini partikel virusnya," jelasnya saat dihubungi detikcom, Senin (3/8/2020).

Ia pun menjelaskan lapisan protein dan RNA dari virus ini akan rusak di suhu 95 derajat Celcius. Sehingga virus tidak bisa lagi berkembang biak.

"Jadi nggak perlu sampai dipanaskan 350 derajat. Malah pertanyaan seperti itu harusnya dikembalikan ke beliau. Beliau bisa menyatakan itu dari literatur yang mana yang menyatakan itu?," imbuhnya.

4. Belum ada negara atau lembaga yang menemukan obat Corona
Melalui rilis yang diterima detikcom, Kementerian Kesehatan RI juga ikut menyinggung klaim Hadi Pranoto terkait obat yang spesifik bisa menanggulangi COVID-19. Pihak Kemenkes menegaskan, hingga saat ini belum ada satu negara atau lembaga manapun di dunia yang sudah menemukan obat atau vaksin spesifik untuk menangani COVID-19.
https://kamumovie28.com/virgin-dreeeeam-2/