Sosok Hadi Pranoto mendadak viral setelah muncul dalam Channel YouTube milik musisi Anji. Hadi ini diklaim sebagai pakar mikrobiologi yang telah mengembangkan serum herbal antibodi COVID-19, yang bisa menyembuhkan ribuan pasien Corona.
Hal ini pun sontak membuat warganet meragukan sosok Hadi ini adalah seorang mikrobiologi dan soal obat Corona hasil penelitiannya. Tetapi, ada juga yang mempercayainya dan yakin bahwa Hadi Pranoto ini adalah pakar yang mengerti betul soal virus.
Munculnya Hadi Pranoto dan obat Corona hasil temuannya ini pun mengundang berbagai pihak berkomentar, mulai dari pegiat kesehatan hingga berbagai instansi resmi. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal Hadi Pranoto dan obat herbal Corona temuannya.
1. Informasi yang banyak dicibir
Menanggapi hal ini, pegiat di bidang kesehatan dr Dirga Sakti Rambe, MSc, SpPD, memastikan bahwa informasi tentang serum antibodi itu keliru atau hoax. Ia juga menghimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terkait klaim obat Corona tanpa adanya bukti yang jelas.
"Saya telah menyaksikan seluruh tayangan dan saya menyatakan ini adalah informasi menyesatkan. Dalam kedokteran untuk menentukan apakah suatu terapi atau pengobatan efektif dalam menyembuhkan penyakit harus melalui serangkaian uji klinis," kata dr Dirga dalam video yang dibagikannya di akun Twitter pribadinya.
"Tidak boleh berdasarkan atas suatu klaim. Siapapun yang menyampaikan klaimnya, apakah dia profesor, menteri, presiden, atau saya sekalipun," lanjutnya.
2. Tidak tergabung dalam tim peneliti herbal imunomodulator COVID-19
Hadi Pranoto juga mengaku telah melakukan penelitian obat Corona itu sejak tahun 2000, bersama timnya dari berbagai kalangan. Tetapi, menanggapi ini Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) menegaskan bahwa Hadi tidak tergabung dalam konsorsium tim peneliti herbal imunomodulator COVID-19.
"Kemenristek/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) menyatakan bahwa Hadi Pranoto tidak pernah menjadi salah satu anggota peneliti Konsorsium dalam tim pengembangan herbal imunomodulator yang dibentuk oleh Kemenristek/BRIN," tulis Kemenristek/BRIN dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (3/8/2020).
3. Sebut virus Corona bisa mati di suhu 350 derajat Celcius
Hadi Pranoto juga sempat menyebut bahwa virus Corona COVID-19 baru bisa mati pada suhu 350 derajat Celcius. Namun, pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD, mengatakan berdasarkan penelitian ilmiah virus itu sudah bisa mati pada pemanasan dengan suhu 95 derajat Celcius.
"Studi di Prancis itu mereka sudah coba dari berbagai temperatur dan pada temperatur 95 derajat Celcius itu mati semua dalam artian tidak aktif lagi ini partikel virusnya," jelasnya saat dihubungi detikcom, Senin (3/8/2020).
Ia pun menjelaskan lapisan protein dan RNA dari virus ini akan rusak di suhu 95 derajat Celcius. Sehingga virus tidak bisa lagi berkembang biak.
"Jadi nggak perlu sampai dipanaskan 350 derajat. Malah pertanyaan seperti itu harusnya dikembalikan ke beliau. Beliau bisa menyatakan itu dari literatur yang mana yang menyatakan itu?," imbuhnya.
4. Belum ada negara atau lembaga yang menemukan obat Corona
Melalui rilis yang diterima detikcom, Kementerian Kesehatan RI juga ikut menyinggung klaim Hadi Pranoto terkait obat yang spesifik bisa menanggulangi COVID-19. Pihak Kemenkes menegaskan, hingga saat ini belum ada satu negara atau lembaga manapun di dunia yang sudah menemukan obat atau vaksin spesifik untuk menangani COVID-19.
https://kamumovie28.com/virgin-dreeeeam-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar