Jumat, 14 Agustus 2020

4 Fakta Terbaru Virus Corona, Vaksin Rusia hingga Jejak di Frozen Food

 Sejak pandemi virus Corona melanda banyak negara di dunia, berbagai kabar seputar cara penyebaran hingga obat atau vaksin untuk mengatasinya mulai bermunculan. Para ahli pun terus mempelajari hal-hal baru tentang virus yang menyebar di akhir tahun 2019 tersebut.
Bahkan di beberapa negara yang sempat mengalami penurunan kasus, ternyata kembali menemukan kasus penularan baru meski sudah 'bebas' dalam waktu yang lama. Dikutip dari Reuters, berikut 4 hal yang perlu kamu ketahui soal virus Corona sampai saat ini.

Usai 102 hari 'bebas' Corona, Selandia Baru kembali laporkan kasus baru
Setelah 102 hari 'bebas' dari Corona, Selandia Baru kembali melaporkan 13 kasus aktif COVID-19, sehingga tota kasus yang ditemukan menjadi 36. Hal itu membuat pemerintah setempat kembali menerapkan lockdown di Auckland dan jaga jarak sosial di seluruh penjuru negara.

Kasus baru COVID-19 di Selandia Baru ini terjadi beberapa minggu sebelum jadwal pemilihan umum dilakukan. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengaitkan 13 kasus baru ini dengan 4 kasus sebelumnya yang berasal dari satu keluarga yang terinfeksi.

Vaksin Corona pertama dari Rusia
Rusia akhirnya menjadi negara pertama di dunia yang resmi mendaftarkan vaksin virus Corona. Pihak Kementerian Kesehatan Rusia pun telah menyetujui vaksin bernama 'Sputnik V' agar bisa digunakan untuk umum.

Pada Rabu (12/8/2020), sebuah lembaga di Brasil berharap agar bisa juga menghasilkan vaksin tersebut untuk mengatasi virus Corona.

Selain Brasil, Filipina juga berencana untuk mulai uji klinis vaksin 'Sputnik V' pada Oktober mendatang. Tidak hanya itu, juru bicara kepresidenan, Harry Roque, mengatakan bahwa Presiden Rodrigo Duterte juga bersedia untuk disuntikkan vaksin tersebut, akan dilakukan paling cepat pada Mei 2021.

Uji klinis fase ketiga vaksin tersebut akan dilakukan di Filipina mulai dari Oktober hingga Maret 2021. Roque mengatakan, hal ini akan segera dilaksanakan jika uji coba fase I dan II berhasil diselesaikan di Rusia pada September mendatang.

Jejak virus Corona ditemukan pada frozen food
Jejak virus Corona ditemukan pada sampel sayap ayam beku atau frozen food yang diimpor ke Shenzhen, China, dari Brasil. Pemerintah setempat mengumumkan hal ini pada Kamis (13/8/2020).

Selain memeriksa semua tempat daging dan makanan laut yang masuk ke pelabuhan utama dalam beberapa bulan terakhir, China juga menyetop beberapa impor daging dari berbagai negara, termasuk Brasil, sejak pertengahan Juni.

Li Fengqin, kepala laboratorium mikrobiologi di China National Center for Food Safety Risk Assessment, mengatakan kepada wartawan pada bulan Juni bahwa makanan yang terkontaminasi dan dimasukkan ke dalam penyimpanan dingin, dapat menjadi sumber penularan Corona.

Banyak warga India percaya Corona bukan ancaman serius
Wawancara Reuters dengan puluhan staf, pasien, dan kerabat di Rumah Sakit Jawahar Lal Nehru memberikan gambaran mengejutkan terkait imbas pandemi Corona di India. Disebutkan, ICU setempat tertutup rapat selama pandemi, tidak ada kerabat yang boleh mengunjungi orang yang mereka cintai di kala sekarat.

Di tempat lain, di dua puluh empat kota kecil dan desa di India yang dikunjungi oleh wartawan Reuters dalam beberapa pekan terakhir, sebagian besar orang telah menyerah pada jarak sosial dan masker usai berbulan-bulan menjalani aturan pencegahan Corona.

Kini tidak sedikit dari mereka yang percaya bahwa virus Corona bukanlah ancaman serius. Perubahan perilaku di pedesaan India terjadi pada dua pertiga dari 1,3 miliar penduduk, fasilitas kesehatan di India pun harus menghadapi telah lonjakan kasus Corona dari pedesaan.
https://indomovie28.net/journey-to-the-west-conquering-the-demons/

Sri Mulyani Ungkap Memori 1998 Bareng Jokowi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengunggah kenangan awal bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Instagram pribadinya. Pertemuan tersebut berlangsung 22 tahun silam atau pada 1998.
Momen pertemuan Sri Mulyani dan Jokowi awalnya dibagikan oleh akun Twitter @johnyadrian75. Melalui sebuah utas, ia membagikan foto acara seminar yang dimoderatori oleh Jaya Suprana. Pada acara itu, Sri Mulyani menjadi narasumber. Berdasarkan utas @johnyadrian75, acara seminar yang mempertemukan Sri Mulyani dengan Jokowi ini digelar pada 1998.

Pada postingan Instagramnya, Sri Mulyani menceritakan pada 1998 terjadi krisis ekonomi dahsyat menimpa Indonesia. Ekonomi nasional merosot tajam yaitu minus 13,7%, mata uang rupiah melemah ke level Rp 16.000 per dolar AS dari sebelumnya Rp 2.350. Pada saat itu, banyak perusahaan dan bank besar maupun kecil bangkrut.

"Sebagai ekonom yang mengajar di Universitas Indonesia - saya diundang dalam sebuah seminar di Solo - untuk menjelaskan mengapa krisis ekonomi terjadi dan bagaimana menyelamatkan ekonomi Indonesia ke depan," tulis Sri Mulyani pada postingan Instagramnya, @smindrawati, Kamis (13/8/2020).

"Pengundang dan sponsor seminar tersebut adalah Pak Jokowi seorang pengusaha eksportir furniture yang justru mendapatkan berkah luar bisa dalam kondisi krisis tersebut - karena penerimaan ekspor dalam US dollar melonjak lebih dari enam kali lipat," tambahnya.

Pada saat itu, Sri Mulyani menceritakan, Presiden Jokowi menggunakan windfall profit secara bijaksana dengan menambah kapasitas produksi, serta berhasil memanfaatkan situasi krisis untuk mengembangkan usahanya.

Singkat cerita, sekarang Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Keuangan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Kondisinya pun sekarang ekonomi dunia sedang menghadapi krisis akibat pandemi COVID-19. Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Sri Mulyani mengaku Indonesia sedang berupaya mengatasi dampaknya.

"Program pemulihan ekonomi terus digenjot - untuk membantu masyarakat, memulihkan dan membangkitkan usaha kecil menengah, dan menumbuhkan kembali kegiatan ekonomi," tulisnya.

Di akhir caption, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun mengajak semua masyarakat untuk merajut masa depan dengan tidak berhenti belajar, bekerja keras, jujur, dan cerdas. Lalu menjadi individu yang bermental baja dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi cobaan dan ujian apapun.

Berikut penjelasan Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini:

Throwback 22 Tahun yang Lalu.

14 Agustus 1998 - 22 tahun lalu kamu ada di mana?

Tahun 1998 - Indonesia mengalami krisis ekonomi yang dahsyat. Ekonomi merosot tajam minus 13,7%, mata uang Rupiah kolaps dari Rp 2350 menjadi Rp 16.000 per dollar Amerika. Banyak perusahaan dan bank besar kecil mengalami kebangkrutan.

Sebagai ekonom yang mengajar di Universitas Indonesia - saya diundang dalam sebuah seminar di Solo - untuk menjelaskan mengapa krisis ekonomi terjadi dan bagaimana menyelamatkan ekonomi Indonesia ke depan.

Pengundang dan sponsor seminar tersebut adalah Pak Jokowi seorang pengusaha eksportir furniture yang justru mendapatkan berkah luar bisa dalam kondisi krisis tersebut - karena penerimaan ekspor dalam US dollar melonjak lebih dari enam kali lipat.

Pak Jokowi menggunakan "windfall profit" secara bijaksana dengan menambah kapasitas produksi, berhasil memanfaatkan situasi krisis justru untuk mengembangkan usahanya.

22 tahun kemudian, Pak Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia, dan saya diminta beliau menjadi Menteri Keuangan. Dunia menghadapi krisis akibat Pandemi Covid-19. Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi kita berupaya mengatasinya.

Program pemulihan ekonomi terus digenjot - untuk membantu masyarakat, memulihkan dan membangkitkan usaha kecil menengah, dan menumbuhkan kembali kegiatan ekonomi.

Kalian 22 tahun ke depan bisa menjadi apa saja. Rajut masa depanmu dengan tidak berhenti belajar, bekerja keras, jujur dan cerdas. Miliki mental baja, jangan menyerah menghadapi cobaan dan ujian apapun. Jangan lupa selalu berdoa..!

Jakarta 14 Agustus -2020
https://indomovie28.net/iron-man/