Rabu, 09 September 2020

5 Dampak yang Dialami Tubuh Jika Seseorang Jarang Olahraga

Selain menjaga pola makan secara teratur, cara untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar adalah dengan rutin berolahraga. Namun karena beberapa hal, seseorang mungkin terpaksa melewatkan olahraga untuk waktu yang lama. Misalnya karena sakit atau tidak bisa menemukan waktu senggang di tengah kesibukannya.
Rutin berolahraga berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara energi yang masuk ke dalam tubuh dan yang dikeluarkan tubuh. Orang dewasa dianjurkan untuk berolahraga dengan intensitas sedang setidaknya selama 150 menit dalam sepekan atau olahraga dengan intensitas tinggi selama 75 menit seminggu.

Dikutip dari laman Live Strong, berikut beberapa hal yang dialami tubuh jika tidak berolahraga. Apa saja?

1. Risiko penyakit jantung
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi jantung untuk memompa darah ke otot-otot yang bekerja. Aktivitas fisik seperti olahraga, memberikan banyak manfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung.

"Latihan aerobik telah terbukti meningkatkan sirkulasi dan tekanan darah, yang merupakan ukuran seberapa baik jantung memompa darah ke seluruh tubuh," jelas Lynn Marie Morski, MD, dokter olahraga.

Jantung, seperti otot lainnya, merespons ketegangan dari olahraga yang dilakukan menjadi lebih kuat. Tanpa berolahraga, kamu tidak memberikan rangsangan yang dibutuhkan jantung untuk menjadi lebih kuat, ini bisa memperburuk kesehatan kamu.

Menurut studi yang dipublikasikan oleh Circulation Research tahun 2019, kurang gerak (sedentary lifestyle) adalah salah satu faktor risiko terbesar dari penyakit jantung dan kematian.

2. Cepat lupa
Sebuah studi pada Januari 2020 yang diterbitkan dalam Mayo Clinic Proceedings, mengatakan saat kamu tidak berolahraga, maka otak kamu mungkin lebih rentan dan lebih cepat menjadi pelupa.

Latihan aerobik disebut bisa membantu meningkatkan daya ingat. Dalam studi Februari 2015 yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine, latihan aerobik teratur terbukti secara signifikan meningkatkan volume hipokampus pada wanita lanjut usia. Itu menunjukkan perbedaan struktural yang sebenarnya antara otak orang yang tidak banyak bergerak dan mereka yang berolahraga secara teratur.

3. Kesehatan mental terganggu
Terus rebahan tidak hanya berdampak secara fisik. Kebiasaan buruk itu juga memicu risiko pada kesehatan mental juga. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity tahun 2018 mengungkapkan bahwa rebahan atau bermalas-malasan lebih dari tiga jam sehari akan meningkatkan gejala-gejala depresi.

Sebaliknya, ternyata berolahraga justru akan membuat kita bahagia karena otak akan mengeluarkan hormon dopamin dan serotonin. Keduanya berkaitan erat dengan rasa senang.

4. Kesehatan tulang buruk
Olahraga dengan intensitas tinggi memang bisa meningkatkan risiko cedera pada tulang dan sendi. Namun jangan salah, tidak berolahraga ternyata juga bisa membahayakan tulangmu.

Gaya hidup seperti itu akan mempercepat pengeroposan, terutama pada wanita yang memang lebih rentan. Sebaliknya, menurut sebuah studi Januari 2018 di Rambam Maimonides Medical jika berolahraga dua hingga tiga kali seminggu bisa menjaga massa tulang dan fleksibilitasnya.

5. Risiko kanker
Peneliti menyebut jika tidak berolahraga, risiko terhadap jenis kanker tertentu akan meningkat. Kanker menjadi menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia, menurut laporan September 2018 yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Berdasarkan temuan dari 25 penelitian yang mengamati 17 jenis kanker, tidak berolahraa dan hanya bermalas-malasan dikaitkan dengan peningkatan kejadian kanker endometrium dan ovarium dan juga berpotensi kanker payudara, kolorektal, dan paru-paru.

Sebaliknya, jika olahraga teratur akan menurunkan risiko kanker. Dalam sebuah studi Juni 2019 yang diterbitkan dalam Medicine & Science in Sports & Exercise, peneliti menemukan hubungan yang kuat antara olahraga dengan teratur dan penurunan risiko beberapa jenis kanker.
https://cinemamovie28.com/69-general-hospital-nurse-special-services-2/

Kondisi Kulit Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Terinfeksi Corona

- Pasien Corona tidak hanya mengeluhkan gejala umum seperti batuk, demam, atau sakit tenggorokan. Semakin hari, banyak gejala tidak biasa yang dilaporkan seperti cegukan terus menerus dan sakit kepala.
Dikutip dari Express, tanda baru yang juga perlu diwaspadai saat ini adalah perubahan kondisi kulit. Kondisi benjolan gatal di kulit dilaporkan terjadi pada beberapa pasien Corona di Inggris.

Gejala di kulit ini tercatat pada COVID-19 Symptoms Study App. Kondisi ini menyebabkan kulit pasien Corona tampak seperti timbul benjolan merah dan kemungkinan besar terasa sangat gatal.

"Data dari Studi Gejala COVID-19 menunjukkan bahwa karakteristik benjolan gatal di kulit jari tangan dan kaki, harus dianggap sebagai tanda diagnostik utama penyakit ini, dan dapat terjadi tanpa adanya gejala lain," kata para peneliti dalam COVID-19 Symptoms Study App.

Kondisi kulit seperti ini berkembang di punggung tangan dan kaki, meskipun sebenarnya bisa berkembang di mana saja pada tubuh. Mempertimbangkan untuk segera melakukan tes Corona menjadi hal penting agar jika positif, bisa langsung melakukan isolasi mandiri.

Para peneliti menemukan 8,8 persen orang yang dites positif Corona melalui swab, mengalami ruam di kulit seperti jenis cacar air sebagai bagian dari gejala mereka.

"Biang keringat atau ruam jenis cacar air bisa jadi tanda terinfeksi Corona. Area kecil, benjolan merah gatal yang dapat terjadi di mana saja di tubuh, tetapi terutama di siku dan lutut serta bagian belakang tangan dan kaki. Ruam tersebut dapat bertahan selama berhari-hari atau berminggu-minggu," sebut para peneliti.

Namun, kondisi ruam di kulit juga bisa terjadi karena beberapa hal. Jika kondisi tersebut tidak hilang selama 48 jam, lebih baik segera pergi ke layanan kesehatan terdekat.

5 Dampak yang Dialami Tubuh Jika Seseorang Jarang Olahraga

Selain menjaga pola makan secara teratur, cara untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar adalah dengan rutin berolahraga. Namun karena beberapa hal, seseorang mungkin terpaksa melewatkan olahraga untuk waktu yang lama. Misalnya karena sakit atau tidak bisa menemukan waktu senggang di tengah kesibukannya.
Rutin berolahraga berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara energi yang masuk ke dalam tubuh dan yang dikeluarkan tubuh. Orang dewasa dianjurkan untuk berolahraga dengan intensitas sedang setidaknya selama 150 menit dalam sepekan atau olahraga dengan intensitas tinggi selama 75 menit seminggu.

Dikutip dari laman Live Strong, berikut beberapa hal yang dialami tubuh jika tidak berolahraga. Apa saja?

1. Risiko penyakit jantung
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi jantung untuk memompa darah ke otot-otot yang bekerja. Aktivitas fisik seperti olahraga, memberikan banyak manfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung.

"Latihan aerobik telah terbukti meningkatkan sirkulasi dan tekanan darah, yang merupakan ukuran seberapa baik jantung memompa darah ke seluruh tubuh," jelas Lynn Marie Morski, MD, dokter olahraga.

Jantung, seperti otot lainnya, merespons ketegangan dari olahraga yang dilakukan menjadi lebih kuat. Tanpa berolahraga, kamu tidak memberikan rangsangan yang dibutuhkan jantung untuk menjadi lebih kuat, ini bisa memperburuk kesehatan kamu.

Menurut studi yang dipublikasikan oleh Circulation Research tahun 2019, kurang gerak (sedentary lifestyle) adalah salah satu faktor risiko terbesar dari penyakit jantung dan kematian.
https://cinemamovie28.com/erotic-ghost-story/