Minggu, 18 Oktober 2020

Nggak Perlu Gelap-gelapan, Ini Keuntungan Bercinta dengan Lampu Menyala

 Banyak pasangan yang menginginkan sesi bercinta di kamar dengan lampu yang redup. Banyak yang merasa lebih pede saat bercinta di ruangan yang gelap sebab tak ingin 'kekurangannya' dilihat oleh pasangan.

Mulailah keluar dari zona nyamanmu. Bercinta di ruangan yang terang justru bisa bikin momenmu dengan pasangan semakin panas. Mengutip Women's Health, berikut keuntungan dari bercinta dengan lampu yang menyala:


1. Bisa dilakukan kapan saja

Pasangan yang terbiasa mematikan lampu saat bercinta, takkan bisa merasakan serunya memadu kasih di luar kebiasaan. Misalnya, melakukan morning sex atau bercinta di ruangan terbuka.


2. Bisa memamerkan bentuk tubuh

Selain meningkatkan kepercayaan diri, beberapa orang rela menjaga bentuk tubuhnya demi mendapatkan pujian dari sang kekasih. Dengan bercinta di bawah terangnya lampu, kamu bisa memamerkan keindahan bentuk tubuhmu di hadapan pasangan.


3. Lebih terangsang secara visual

Setiap pasangan akan lebih mudah terangsang secara visual ketimbang verbal, terutama bagi para pria. Meski demikian, sentuhan dan stimulasi verbal juga tak kalah penting.


4. Menyaksikan klimaks pasangan secara langsung

Setiap orang pasti ingin menyaksikan momen-momen ketika pasangannya tengah mencapai klimaks saat bercinta. Sebab, hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang karena berhasil memuaskan pasangannya di ranjang.


5. Ajang improvisasi

Bagi pasangan yang suka improvisasi, nyalakan lampu kamar dan letakkan sebuah cermin di depan tempat tidur. Hal ini dapat membuat kamu dan pasangan bisa melihat aksi bercinta versi kalian. Menurut pakar, cara ini dapat memberikan kepuasan lebih bagi keduanya. Kalau berani, rekam saja sekalian asal jangan sampai menyebar.

https://indomovie28.net/bko-bangkok-knockout/


Potongan Tongkat Swab COVID-19 Tertinggal di dalam Paru-paru Wanita Ini


Seorang wanita kembali mengalami cedera saat melakukan tes Corona. Kali ini, bagian dari tongkat usap tes Corona itu tertinggal di paru-parunya.

Awalnya wanita asal Inggris ini yang merupakan pasien laringektomi akan segera dipulangkan dari rumah sakit. Tetapi, ia diharuskan untuk menjalani tes Corona.


Dikutip dari Mirror, karena wanita berusia 51 tahun ini tidak bisa bernapas lewat hidung atau mulut, maka perawat harus mengambil sampelnya dari bagian tenggorokannya. Caranya, ia harus menjalani operasi trakeostomi dengan mengangkat tengkoraknya untuk mengambil sampel tes.


Naasnya, tongkat usap swab tes itu patah selama prosedur dilakukan dan tersangkut di paru-paru. Saat di rontgen, petugas medis tidak bisa melihatnya dengan jelas.


Dari CT Scan tersebut juga terlihat adanya beberapa pembengkakan di bagian paru-parunya. Untuk melihat potongan tongkat swab itu, dokter harus memasukkan kamera ke dalam organ tubuhnya dan mengeluarkannya dengan tindakan endoskopi.


Kasus yang terjadi di Rumah Sakit Universitas Leicester ini disorot oleh British Medical Journal. Dalam laporan tersebut, penulis mengatakan bahwa saat ini belum ada panduan terkait bagaimana prosedur tes Corona untuk pasien yang tidak bisa diambil sampelnya dari saluran napas bagian atas.


"Kasus di atas menyoroti potensi bahaya saat mengambil mukosa dari tracheostomy. Kekhawatiran ini meningkatkan kemungkinan adanya akan terjadinya kesalahan manusia lainnya saat melakukan prosedur ini," tulis peneliti.

https://indomovie28.net/young-mother-4-2/

Jumat, 16 Oktober 2020

Bisakah Suntik Vaksin COVID-19 Sebelum Uji Klinis Selesai? Ini Kata BPOM

  Tiga vaksin COVID-19 yang tiba di Indonesia November 2020, rencananya akan disuntikkan Desember 2020. Penyuntikkan vaksin ini bersyarat emergency use authorization (EUA) dengan tahap awal ditujukan pada tenaga kesehatan dan pelayanan publik.

Beberapa pakar menilai pemberian vaksin COVID-19 terkesan terburu-buru saat uji klinis vaksin COVID-19 di dunia belum ada yang selesai. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan mengapa vaksin COVID-19 nantinya bisa diberikan bersyarat EUA.


"Pada masa pandemi COVID-19 ini memungkinkan diberikannya emergency use of authorization (EUA) sesuai dengan peraturan BPOM No 27 Tahun 2020 tentang perubahan kedua atas peraturan Kepala Badan POM No 24 Tahun 2017 tentang kriteria dan tata laksana registrasi obat terhadap vaksin dan obat untuk penanganan COVID-19," jelas Dr Lucia Rizka Andalusia Apt M Pharm MARS Direktur Registrasi Obat BPOM pada Kamis (15/10/2020).


"EUA diberikan karena semua obat dan vaksin yang akan digunakan masih dalam pengembangan, BPOM sangat hati-hati dalam percepatan ketersediaan obat dan kepastian untuk mendapatkan akses terhadap vaksin ini," lanjutnya.


BPOM memastikan vaksin yang nantinya diberikan EUA memiliki keamanan, khasiat, dan mutu yang memadai. Namun, pemberian vaksin COVID-19 tersebut tetap dibarengi dengan pemantauan khasiat dalam populasi yang lebih besar dan keamanan yang lebih ketat.

https://cinemamovie28.com/kitaro/


Lebih 'Kebal' COVID-19, Ini Keistimewaan Lain Golongan Darah O


 Golongan darah O lagi-lagi disebut lebih 'kebal' terhadap virus Corona COVID-19. Dua studi terbaru mempertegas anggapan tersebut, menyatakan golongan darah O lebih kecil kemungkinannya terpapar COVID-19.

Bahkan jika terinfeksi COVID-19, golongan darah O disebut tidak berisiko mengalami sakit parah. Dalam studi di Denmark, dari 7.422 orang yang dites positif COVID-19, hanya 38,4 persen yang memiliki golongan darah O.


Sementara dalam studi lain, para peneliti di Kanada menemukan bahwa di antara 95 pasien yang mengalami gejala parah akibat COVID-19, pasien dengan golongan darah A atau AB sebanyak 84 persen, membutuhkan alat bantu pernapasan, dibandingkan dengan pasien golongan darah O atau B, sebanyak 61 persen.


Selain disebut lebih 'kebal' terhadap COVID-19, ternyata pemilik golongan darah O juga memiliki keistimewaan lain, di antaranya sebagai berikut.


Donor universal

Orang dengan golongan darah O dapat mendonorkan darahnya ke semua tipe golongan darah. Hal ini karena golongan darah O tidak memiliki antigen seperti golongan darah lainnya, sehingga reaksi yang timbul saat transfusi darah akan menjadi lebih kecil.


Namun, dengan catatan bahwa golongan darah O positif hanya bisa mendonorkan ke sesama rhesus positif (O+, A+, B+, AB+). Sementara untuk golongan darah O negatif bisa mendonorkan ke semua tipe golongan darah, baik positif maupun negatif.


Risiko penyakit jantung lebih kecil

Dibandingkan dengan golongan darah lain, seperti A, B, dan AB, orang dengan golongan darah O punya risiko lebih rendah untuk terkena penyakit jantung koroner.


Hal ini karena golongan darah O memiliki jumlah protein yang lebih rendah, sehingga lebih terlindungi dari risiko pembekuan darah

https://cinemamovie28.com/hantu-rumah-ampera/