Selasa, 10 November 2020

Minum Kopi Hitam di Pagi Hari Menyehatkan, Tapi Juga Ada Risikonya Lho

  Bagi sebagian orang, meminum kopi hitam di pagi hari dapat meningkatkan energi. Minuman ini hanyalah kopi biasa yang diseduh tanpa bahan tambahan seperti gula, susu, dan krim. Meskipun rasanya sedikit pahit, banyak orang menyukai kopi hitam dan dijadikan sebagai pengganti sarapan.

Kopi hitam adalah salah satu jenis minuman yang rendah kalori, lemak, dan karbohidrat. Jika ditambah susu, gula, dan krim, segelas kopi sama nilainya dengan sepotong kue ekstra besar. Meskipun kopi hitam rendah kalori, tidak menjadikan minuman ini sehat dan bergizi.


Dikutip dari Insider, kopi hitam mampu untuk menurunkan berat badan karena mengandung asam klorogenat yang membantu memperlambat produksi glukosa dalam tubuh. Selain itu, kandungan antioksidan di dalamnya juga membantu proses penurunan berat badan.

https://indomovie28.net/movies/take-me-home/


Kopi hitam yang kaya akan kafein dapat meningkatkan energi dan metabolisme dalam tubuh sehingga dapat menekan rasa lapar. Seperti yang telah disebutkan bahwa kopi hitam adalah minuman rendah kalori dan tidak mengandung lemak, banyak orang yang mengonsumsi minuman ini beberapa menit sebelum berolahraga untuk meningkatkan metabolisme dalam tubuh.


Perlu dicatat, jika Anda menjadikan kopi hitam untuk menurunkan berat badan, jangan meminumnya dengan tambahan apapun seperti kirim, susu, atau gula. Dengan zat tambahan tersebut, minuman akan mengandung lebih banyak lemak dan kolesterol.


Berikut beberapa manfaat mengonsumsi kopi hitam:


1. Meningkatkan kesehatan kardiovaskular

Minum kopi hitam secara teratur dapat meningkatkan tekanan darah dan mengurangi risiko terkena berbagai penyakit kardiovaskular seperti stroke. Seiring berjalannya waktu, kopi hitam membuat jantung lebih kuat.


2. Meningkatkan daya ingat

Kopi hitam dikenal bagus untuk meningkatkan daya ingat. Seiring bertambahnya usia, rentan terkena penyakit saraf seperti Alzheimer, Demensia, dan Parkinson. Mengonsumsi minuman ini dapat membuat saraf bekerja lebih aktif dan meningkatkan fungsi otak.


3. Meningkatkan kesehatan hati

Penelitian menunjukkan dengan mengonsumsi 4 cangkir kopi hitam setiap hari membantu mencegah segala jenis penyakit hati, seperti kanker hati dan hepatitis. Hal tersebut karena kopi hitam dapat membantu menurunkan tingkat enzim hati berbahaya yang terdapat di dalam darah.


4. Mencegah risiko kanker

Kopi hitam dianggap mampu mencegah terjadinya penyakit kanker mulai dari kanker hati, kanker payudara, dan kanker usus besar. Minuman ini juga bagus untuk mencegah perkembangan tumor.


5. Kaya antioksidan

Kandungan antioksidan dalam minuman ini bermanfaat bagi kesehatan, seperti kalium, magnesium, serta vitamin B2, B3, dan B5.


Tidak hanya bermanfaat, ternyata kopi hitam juga memiliki efek samping bagi kesehatan:


1. Mudah cemas dan stres jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.

2. Asupan kopi yang berlebihan dapat mengacaukan rutinitas tidur.

3. Kaya akan kafein dan asam, kopi hitam berlebih dapat menyebabkan asam lambung dan kram perut.

4. Sulit menyerap zat mineral yang dibutuhkan, seperti zat besi dan kalsium.

https://indomovie28.net/movies/tasty-encounter/

Pilpres Amerika Joe Biden dan Donald Trump, Berikut Visi Kesehatannya

 Pilpres Amerika yang digelar pada Rabu (4/11/2020) belum menunjukkan pemenang antara Joe Biden dan Donald Trump. Data penghitungan masih menunggu hasil pemilu dari 9 negara bagian lainnya.

Dikutip dari Fox News, Joe Biden dari Partai Demokrat unggul sementara dibanding Donald Trump dari Partai Republik. Hasil Pilpres Amerika menunjukkan Joe Biden meraih 248 suara sedangkan Donald Trump mendapat 214 suara.


Kedua peserta dalam Pilpres Amerika belum ada yang memperoleh 270 dari 538 electoral votes untuk memenangkan kontestasi. Terlepas dari siapa pemenangnya, tak salah jika melihat kembali visi keduanya dalam bidang kesehatan.


"Pandemi COVID-19 dan kebijakan kesehatan saling terkait. Mungkin saat ini masyarakat sedang memikirkan pentingnya punya asuransi kesehatan," kata Sabrina Corlette, co-director Center on Health Insurance Reforms di Georgetown University.


Dikutip dari situs National Public Radio, kesehatan menjadi isu penting dalam Pilpres Amerika yang diselenggarakan saat pandemi COVID-19. Kebijakan kedua calon Presiden Amerika tersebut lantas menjadi sorotan.


Pandemi COVID-19 membuktikan kesehatan dan ekonomi sama-sama penting bagi kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat yang sehat memungkinkan ekonomi terus maju dan berkembang.


Berikut visi kesehatan Joe Biden dan Donald Trump dalam Pilpres Amerika 2020


1. Dalam Affordable Care Act

Di Indonesia, Affordable Care Act mirip JKN-KIS yang diselenggarakan BPJS Kesehatan. Asuransi nasional dalam bidang kesehatan ini memungkinkan akses kesehatan tersedia bagi semua masyarakat dan menekan risiko malpraktik.


Affordable Care Act (ACA) kerap disebut Obama Care karena digagas mantan Presiden Barack Obama pada 2010. Dalam Pilpres Amerika, Joe Biden dan Donald Trump menunjukkan visi yang berbeda terhadap ACA.


"Presiden Trump sejak hari pertama berusaha menggagalkan atau menghentikan ACA, sedangkan Joe Biden ingin membangun dan memperluasnya," kata Larry Levitt wakil presiden eksekutif untuk kebijakan kesehatan di Kaiser Family Foundation.


Salah satu aturan populer dalam ACA adalah, memungkinkan orang dengan kondisi bawaan mendapat perlindungan dan tidak membayar mahal. Trump berjanji tetap melaksanakan aturan tersebut tanpa menjelaskan mekanismenya.

https://indomovie28.net/movies/wifes-sister/


2. Dalam Medicare dan Medicaid

Program Medicare adalah asuransi kesehatan bagi warga Amerika yang berusia lebih dari 65 tahun atau mengalami keterbatasan fisik. Sedangkan Medicaid mirip Medicare namun untuk masyarakat miskin dengan akses layanan kesehatan 100 persen.


Medicare dan Medicaid adalah program kesehatan negara yang melindungi 115 juta warga Amerika. Trump ingin mengalihkan pengelolaan kedua program pada swasta dan menyerahkan kendali pada negara bagian.


Langkah lain adalah menurunkan biaya obat yang ditanggung pemerintah dalam Medicare. Trump juga ingin memangkas pengeluaran untuk Medicaid dan orang-orang yang perlu ditanggung.


Visi Trump berbeda dengan Joe Biden yang ingin memperluas kriteria warga yang layak mengikuti Medicare dan Medicaid. Warga yang berusia 60 boleh menjadi peserta Medicare, sambil mencoba membuat program kesehatan yang baru.


3. Pandemi COVID-19

Dalam Pilpres Amerika, Joe Biden telah mengatakan beberapa kali akan mempertimbangkan science dalam mengatasi pandemi. Joe Biden juga menekankan pentingnya peran pemerintah pusat dalam memimpin penanganan COVID-19.


Trump kerap berlawanan dengan para pejabatnya dalam menangani pandemi COVID-19. Selain itu Trump menyerahkan pada pemimpin wilayah untuk mengambil keputusan terkait virus corona.


"Langkah Trump telah sangat jelas bergantung pada gubernur atau wali kota, untuk memilih kebijakan yang sesuai kondisi geografis wilayahnya," kata pimpinan American Action Forum Douglas Holtz-Eakin.


Selain Holtz-Eakin, Allison Orris dari Manatt Health mempertanyakan sikap plin-plan Trump terkait bantuan COVID-19. Trump sempat menandatangani pemberian bantuan di awal pandemi, namun tindakan tersebut kini terhenti.


4. Biaya obat dan pelayanan kesehatan

Joe Biden dan Donald Trump mungkin paling selaras dalam keinginan menurunkan harga obat dan pelayanan kesehatan. Dalam Pilpres Amerika ini, keduanya juga menginginkan transparansi rumah sakit dan perusahaan asuransi dalam penyediaan layanan.


Trumps telah membuat pergerakan besar dalam transparansi dan penerbitan aturan terkait. Saat ini, rumah sakit dan asuransi wajib mengungkapkan negosiasi harga pada pengguna layanan.


Untuk menyelesaikan masalah ini, Holtz-Eakin berpendapat pemenang Pilpres Amerika harus membuat aturan baru. Aturan di tingkat legislatif yang wajib dipatuhi, lebih efektif menyelesaikan masalah daripada keputusan di tingkat eksekutif.

https://indomovie28.net/movies/sister-in-laws-diary/