Jumat, 11 Desember 2020

Kisah Pilu Calon Pengantin yang Batal Menikah karena Corona

  Seorang calon pengantin wanita di Texas, Amerika Serikat, dilaporkan meninggal dunia akibat virus Corona COVID-19. Ia meninggal lima hari setelah tanggal yang seharusnya jadi hari pernikahannya.

Dikutip dari New York Post, calon pengantin wanita itu bernama Stephanie Lynn Smith (29). Ia berencana untuk menikah dengan tunangannya, Jamie Bassett, pada 13 November lalu.


Namun, beberapa hari sebelum pernikahan, Stephanie tiba-tiba jatuh sakit. Ia mengira ini hanyalah herpes seperti yang pernah dialaminya.


Ibu Stephanie, Oralia Smith, mengatakan putrinya saat itu cukup stres dengan persiapan pernikahan. Stephanie pun sempat pergi berobat ke dokter, namun kondisinya kian memburuk.


Hingga akhirnya, Stephanie dibawa oleh tunangannya ke rumah sakit. Ia kemudian dinyatakan positif COVID-19 dan pneumonia.


Tak lama Stephanie pulang, namun keesokan harinya harus kembali ke rumah sakit karena kadar oksigennya turun drastis.


"Kami menciumnya dan mengatakan bahwa kami akan menemuinya dan dia akan baik-baik saja," ucap ibunya.


Stephanie pun harus melewati tanggal pernikahannya, karena ia dirawat di rumah sakit dan harus berjuang melawan infeksi virus Corona.


Pada 18 November, keluarga calon suami, Jamie, mendapat kabar untuk segera datang ke rumah sakit.


Jamie pun khawatir dengan keadaan Stephanie, terlebih rumah sakit hanya memperbolehkan keluarga untuk melihat pasien COVID-19 jika kondisinya sudah semakin parah dan kemungkinan tak tertolong.


"Saya agak takut dan memikirkan hal itu sepanjang waktu kami berkendara ke rumah sakit," ujar Jamie.


Sayangnya, ketakutan Jamie menjadi nyata ketika ia mengetahui calon istrinya telah kalah melawan COVID-19. Stephanie dinyatakan meninggal dunia.

https://cinemamovie28.com/movies/notes-on-a-scandal/


Pencipta Robot Anjing Dicaplok Hyundai Senilai Rp 12 Triliun


Awal November lalu, merebak rumor bahwa Hyundai sedang melirik Boston Dynamics. Kini, muncul kabar bahwa produsen mobil asal Korea Selatan tersebut mencaplok si pencipta robot anjing.

Berbagai laporan mengkonfirmasi bahwa kesepakatan di antara keduanya telah tercapai. Hyundai akan mengambil alih Boston Dynamics dari pemiliknya saat ini, raksasa telekomunikasi asal Jepang SoftBank senilai USD 921 juta atau sekitar Rp 12,9 triliun.


Dikutip dari The Next Web, ini adalah ketiga kalinya dalam tujuh tahun, Boston Dynamics yang meski belum menghasilkan keuntungan, dilirik perusahaan besar sehingga berpindah tangan.


Untuk diketahui, Boston Dynamics memisahkan diri dari sebuah unit penelitian di Massachusetts Institute of Technology pada 1990-an dan beroperasi sendiri sampai Google membelinya pada 2013. Kemudian pada 2017, SoftBank meminangnya dan melepaskannya dari tangan Google.


Di bawah SoftBank, Boston Dynamics mulai menjual robot berkaki empat. Pada titik ini, belum diketahui arah bisnis Hyundai setelah membeli Boston Dynamics. Pasalnya, ada beberapa hal yang tumpang tindih di antara kedua perusahaan, namun sangat mungkin berkontribusi pada perbaikan produk keduanya.


Dikenal dengan robot anjing buatannya, Boston Dynamics juga membuat robot industri yang dirancang untuk digunakan di gudang. Ada Handle, robot penggerak kotak roda dua yang bergerak anggun mendorong dan merapikan kotak. Mungkin saja Hyundai ingin menerapkan hal seperti ini di fasilitas produksi mobilnya.


Hyundai sendiri selama ini memang lebih dikenal sebagai pabrikan mobil. Padahal, bukan hanya itu yang dilakukannya. Hyundai juga membuat robot yang dapat dipakai manusia, salah satunya kerangka luar bermotor untuk membantu mereka yang mengalami kelumpuhan tungkai bawah agar dapat bisa berjalan. Nah, mungkin juga Hyundai akan menggunakan teknologi Boston Dynamics untuk mengembangkan lebih jauh alat mobilitas ini.


Apapun itu, ada banyak kemungkinan. Yang jelas, tidak mungkin sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain jika tidak memanfaatkannya. Kita nanti

https://cinemamovie28.com/movies/black-dynamite/

Cegah Penularan COVID-19 Lewat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

 Pemerintah Indonesia telah lama mengampanyekan paradigma sehat sesuai amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pada 2016, Presiden RI pun mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk mengampanyekan sudut pandang pelaksanaan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan promotif dan preventif.

Bahkan, program yang menempatkan kewajiban masyarakat untuk berperilaku hidup sehat tersebut dikukuhkan melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang GERMAS, serta melibatkan lintas kementerian dan lembaga.


Program GERMAS kian relevan di masa pandemi. Pola hidup bersih dan sehat menjadi kunci menekan penyebaran COVID-19 mengingat hingga kini vaksin belum didistribusikan. Meski demikian, penerapan program GERMAS guna mencegah kian massifnya penyebaran COVID-19 akan lebih maksimal bila ada keterlibatan masyarakat secara aktif.


Untuk itu, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan menyusun Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di RT/RW/Desa dengan menggali potensi masyarakat agar berdaya dan mampu berperan serta mencegah penularan COVID-19. Hal itu sesuai dengan tiga poin penting dalam GERMAS terkait pencegahan penularan COVID-19, yakni peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan pangan sehat dan perbaikan gizi, serta peningkatan edukasi hidup sehat.


Dalam aktivitas ini, masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab. Di antaranya adalah menerapkan protokol kesehatan dalam perilaku sehari-hari, membantu Ketua RT/RW dan Kepala Desa/Lurah dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 seperti melalui pemantauan mobilitas warga yang keluar masuk wilayah.


Warga juga diharapkan saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan. Tidak hanya itu, warga juga bertugas membantu pemenuhan kebutuhan logistik bagi tetangganya yang menjalani isolasi mandiri di rumah atau lansia yang tidak memiliki keluarga.

https://cinemamovie28.com/movies/senjakala-di-manado/


Selain peran tersebut, warga diharap berperan aktif untuk segera melapor ke Ketua RT/RW dan petugas Puskesmas jika merasa sakit. Tentu saja, dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker saat ke luar rumah sehingga mereka bisa segera mendapat pelayanan kesehatan sesuai ketentuan.


Sementara terkait penanganan COVID-19, Pemerintah Daerah telah membentuk Satgas Siaga COVID-19 di tiap RW. Sebagai garda terdepan penanganan COVID-19, Satgas Siaga COVID-19 tersebut dioptimalkan dalam melakukan edukasi, pendataan, hingga pelaporan penanganan COVID-19.


Salah satu wilayah yang menjadi pilot project pemberdayaan masyarakat dalam menerapkan GERMAS guna menekan penyebaran COVID-19 adalah RW 09, Kelurahan Rangkapan Jaya, Depok. Program ini melibatkan berbagai komponen masyarakat seperti Ketua RT/RW, Kepala Desa/Lurah, tokoh agama/tokoh masyarakat, sistem keamanan lokal, kader kesehatan, warga masyarakat, Puskesmas dan Posyandu. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan mendampingi pelaksanaan program sepanjang September hingga November 2020 tersebut.


"Dukungan pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat sangat penting dalam memerangi COVID-19. Jangan lupa untuk tetap menjalankan 3M, tetap tenang dan berfikir positif, serta rajin berolahraga dan menjaga kesehatan tubuh," ujar Kemenkes, Jumat (11/12/2020).


Di antara penerapan program GERMAS guna mencegah penyebaran COVID-19 di RW 09, Kelurahan Rangkapan Jaya, Depok, adalah edukasi melalui media kampanye protokol kesehatan seperti spanduk, poster dan stiker. Ada juga penyuluhan tentang pencegahan penularan COVID-19 yang diikuti perwakilan masyarakat. Mereka kemudian aktif menyebarkan informasi tersebut ke sesama sehingga sasaran edukasi menjadi lebih luas.

https://cinemamovie28.com/movies/satu-suro/