Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menjawab soal kritik vaksin Corona yang tak gratis untuk seluruh masyarakat.
Menurutnya, saat ini pemerintah sedang mempertimbangkan skema pembiayaan vaksin virus Corona (COVID-19) yang semula hanya 30% ditanggung pemerintah menjadi 50%.
"Masih terus dievaluasi. Tadi ini juga sudah ada rapat lagi yang dipimpin oleh Bapak Presiden dan Pak Wapres. Dievaluasi tentang alokasi, berapa yang nanti harus ditanggung pemerintah, dan berapa yang mandiri. Belum final, termasuk jumlahnya. Terakhir diperkirakan ada 182 juta dari semula 107 juta. Jadi sudah naik lagi. Ini juga masih tentative. Jadi kemungkinan 50-50%," kata Muhadjir ketika ditemui awak media di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Senin (14/12/2020).
Namun, menurutnya pemerintah juga masih memetakan siapa saja yang nanti membeli vaksin Corona mandiri, atau ditanggung pemerintah sepenuhnya.
"Sedang dipetakan mana yang diberikan bantuan pemerintah, mana yang mandiri," ujarnya.
Namun, ia menegaskan skema pembiayaan mandiri itu bukan berarti individu masyarakat membayar sendiri, tapi bisa juga ditanggung oleh kantor atau tempat kerja individu masyarakat tersebut.
"Mandiri itu bukan berarti dia harus bayar sendiri. Memang ada yang mandiri bayar sendiri, tapi ada yang tanggung jawab perusahaan atau pemilik di mana dia bekerja. Itu mesti dinegosiasi," tegas Muhadjir.
Akan tetapi, Muhadjir mengatakan skema-skema terkait vaksin Corona di atas belum menjadi keputusan final, tapi masih dibicarakan oleh internal pemerintah.
"Itu mesti dinegosiasi. Presiden tadi sudah minta wanti-wanti, tolong harus detail betul, dan waktunya sudah sangat dekat. Karena itu Komite harus bekerja keras. Tapi ini masih belum, masih perlu dibicarakan," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/movies/titus-mystery-of-the-enygma/
Progres Terkini Vaksin Sinovac yang Mau Disuntikkan Tahun Depan
Pemerintah Indonesia sudah mengantongi 1,2 juta vaksin Corona jadi dari Sinovac, China. Vaksinasi baru bisa dilakukan setelah mendapatkan persetujuan emergency use authorization (EUA) dari Badan POM.
Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menjelaskan saat ini BPOM masih menunggu data-data dari Sinovac.
"Dan tentu ini kita berharap bahwa emergency use authorization dapat segera diterbitkan oleh Badan POM, dan Badan POM masih menunggu daripada data-data yang disampaikan oleh Sinovac," kata Airlangga dalam webinar yang tayang di saluran YouTube Bisniscom, Senin (14/12/2020).
Selain itu BPOM juga menunggu hasil clinical trial vaksin Corona Sinovac di Bandung, dan juga clinical trial di Brazil. Untuk yang di Brazil, Menteri Koordinator Perekonomian itu menjelaskan akan selesai besok, Selasa 15 Desember 2020.
"Yang di Brazil direncanakan selesai pada tanggal 15 Desember," sebutnya.
Atas kabar tersebut, diharapkan BPOM bisa mengeluarkan persetujuan untuk penggunaan vaksin Corona untuk keperluan darurat.
"Tentunya dengan data-data yang ada diharapkan secara saintifik, Badan POM bisa mengeluarkan emergency use autorization. Nah, pelaksanaan program ini tentu kita dorong untuk membangkitkan rasa aman dan kepercayaan masyarakat, tidak hanya untuk melakukan konsumsi tetapi untuk berkegiatan sehari-hari," tambahnya.
https://cinemamovie28.com/movies/love-like-the-falling-rain/