Selasa, 15 Desember 2020

Ericsson Gugat Samsung ke Pengadilan, Soal Apa?

 Pada awal pekan ini, Ericsson dilaporkan telah mengajukan gugatan terhadap Samsung di Amerika Serikat dengan tuduhan bahwa raksasa teknologi asal Korea Selatan ini telah melanggar perjanjian kontrak dan kegagalan bernegosiasi mengenai lisensi paten dan terkait pembayaran.

Dilansir detiKINET dari Gizmochina, menurut laporan dari FierceWireless, Ericsson menuduh Samsung telah melanggar kewajibannya untuk lisensi paten penting di bawah ketentuan FRAND (Fair, Reasonable and Non-Discriminatory). Pihak Samsung pun langsung memberikan tanggapannya.


"Jika kami sudah menerima komplain tersebut, kami akan meninjaunya dan menentukan tanggapan yang sesuai," ujar seorang juru bicara Samsung kepada media FiercewWireless melalui email.


Dalam pengumuman pada 11 Desember, Ericsson mengatakan bahwa pembayaran royalti untuk kekayaan intelekutalnya dapat ditunda jika negosiasi pembaruan tidak selesai sebelum negosiasi yang sekarang berakhir.


Menurut penyedia peralatan telekomunikasi yang berbasis di Swedia tersebut, penundaan pembayaran royalti dan potensi biaya litigasi dapat membuat Ericsson menderita kerugian pendapatan operasional yang mencapai sekitar USD 118 hingga 177 mulai kuartal pertama tahun depan.


Ericsson mengajukan keluhan terhadap Samsung di pengadilan Texas, Amerika Serikat. Dalam pengaduan tersebut, Ericsson mengklaim mereka memiliki beragam teknologi penting yang harus dihormati patennya. Disebutkan pula bahwa pihak Samsung telah mengetahui hal tersebut.


"Tanpa teknologi 4G dan 5G dan penemuan Ericsson yang tergabung di dalamnya, smartphone dan perangkat seluler lainnya tidak akan dapat memberikan akses terus-menerus ke video, media streaming, dan permainan yang diharapkan konsumen saat ini," klaim Ericsson.

https://movieon28.com/movies/satria-dewa-gatotkaca/


Gandeng Ericsson, Indosat Bangun Digital Monetization Platform


Untuk meningkatkan pengalaman digital penggunanya, operator seluler Indosat Ooredoo menggandeng Ericsson dengan membangun Digital Monetization Platform (DMP).

Sebagai informasi, DMP merupakan platform API terbuka yang memungkinkan arsitektur layanan mikro dan mendukung integrasi layanan dan saluran baru secara lebih cepat. Hal ini memungkinkan bisnis yang lebih tangkas dengan menggunakan DevOps dari desain, orkestrasi dan monetisasi layanan baru.


Dijelaskan bahwa DMP ini untuk mentransformasi sistem pendukung bisnis (BSS) yang nantinya memberikan pengalaman digital secara penuh kepada para pelanggan.


Dalam kemitraan ini, DMP Ericsson akan mendukung perjalanan transformasi digital Indosat Ooredoo dan meningkatkan daya saingnya dengan memberikan penawaran produk dengan personalisasi kepada pelanggannya dan memungkinkan monetisasi layanan 5G, IoT dan digital untuk kedua segmen pelanggan, baik retail maupun bisnis.


Chief Technology and Information Officer Indosat Ooredoo Medhat Elhusseiny mengatakan, transformasi digital BSS miliknya menjadi DMP, memungkinkan arsitektur layanan mikro dan menyederhanakan proses bisnis yang membantu perusahaan untuk lebih fokus pada layanan digital unggul.


"DMP akan menyediakan penawaran produk yang dipersonalisasi dan integrasi secara fleksibel dari layanan pihak ketiga yang akan memungkinkan pelanggan untuk dapat menikmati layanan baru kami dengan lebih cepat dan efisien," klaimnya seperti dikutip dalam siaran persnya.


Kemitraan ini juga dikatakan mendorong ketangkasan dan inovasi untuk terus meningkatkan pengalaman pelanggan Indosat Ooredoo bagi pelanggan retail maupun pelanggan bisnis.


DMP menyediakan satu paket solusi lengkap untuk charging, billing, pengelolaan pemesanan dan katalog untuk operator digital. Manajer Katalog akan mengaktifkan layanan Business-to-Consumer dan Business-to-Business Indosat Ooredoo dengan manajemen siklus produk digital.

https://movieon28.com/movies/miracle-in-cell-no-7-3/

Kabar Duka, Pelopor Game Windows Meninggal Dunia

 Dunia game baru saja kehilangan salah satu tokohnya yang diam-diam namun berpengaruh besar. Engineer Microsoft Eric Engstrom meninggal pada 1 Desember di usia 55 tahun akibat komplikasi setelah cedera.

Engstrom, bersama Alex St. John dan Craig Eisler, memainkan peran penting dalam pengembangan DirectX, antarmuka pemrograman yang membuat game Windows yang serius dapat dijalankan dan membuka jalur untuk Xbox.


Pada 1994, St. John meminta Engstrom untuk membantu membuat game di sistem operasi Windows 95 yang saat itu bersiap dirilis agar menjadi lebih praktis. Selain mengerjakan proye tersebut, Engstrom membantu St. John mengadvokasi platform DirectX meski akhirnya kurang dukungan dari Microsoft sendiri.


Windows Leader saat itu, Brad Silverberg, bahkan harus berjuang untuk mempertahankan Engstrom, St. John dan Eisler tetap bekerja.Pada 1994, St. John meminta Engstrom untuk membantu membuat game di sistem operasi Windows 95 yang saat itu bersiap dirilis agar menjadi lebih praktis.


Selanjutnya, mungkin kalian bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya. Seperti dikutip dari Engadget, meski butuh waktu lama, DirectX menjadikan Windows sebagai platform andalan untuk game PC. Proyek ini juga yang di kemudian hari menjadi dasar Microsoft mengembangkan Xbox dan bahkan varian Windows CE yang mendukung Dreamcast Sega.


Ini bukan satu-satunya kontribusi Engstrom. Dia juga berpartisipasi dalam industri ponsel generasi awal melalui startup Wildseed-nya, dan berkontribusi pada Windows Mobile serta iklan untuk layanan online Microsoft.


Namun tetap saja, jejaknya yang paling terasa dan melekat abadi ada di industri game. Hingga sekarang, DirectX tetap menjadi fondasi untuk banyak game di Windows 10 dan Xbox Series X, dan kemungkinan masih akan tetap relevan untuk tahun-tahun mendatang.


Selamat jalan Engstrom...

https://movieon28.com/movies/miracle-in-cell-no-7-2/


Ericsson Gugat Samsung ke Pengadilan, Soal Apa?


Pada awal pekan ini, Ericsson dilaporkan telah mengajukan gugatan terhadap Samsung di Amerika Serikat dengan tuduhan bahwa raksasa teknologi asal Korea Selatan ini telah melanggar perjanjian kontrak dan kegagalan bernegosiasi mengenai lisensi paten dan terkait pembayaran.

Dilansir detiKINET dari Gizmochina, menurut laporan dari FierceWireless, Ericsson menuduh Samsung telah melanggar kewajibannya untuk lisensi paten penting di bawah ketentuan FRAND (Fair, Reasonable and Non-Discriminatory). Pihak Samsung pun langsung memberikan tanggapannya.


"Jika kami sudah menerima komplain tersebut, kami akan meninjaunya dan menentukan tanggapan yang sesuai," ujar seorang juru bicara Samsung kepada media FiercewWireless melalui email.


Dalam pengumuman pada 11 Desember, Ericsson mengatakan bahwa pembayaran royalti untuk kekayaan intelekutalnya dapat ditunda jika negosiasi pembaruan tidak selesai sebelum negosiasi yang sekarang berakhir.


Menurut penyedia peralatan telekomunikasi yang berbasis di Swedia tersebut, penundaan pembayaran royalti dan potensi biaya litigasi dapat membuat Ericsson menderita kerugian pendapatan operasional yang mencapai sekitar USD 118 hingga 177 mulai kuartal pertama tahun depan.


Ericsson mengajukan keluhan terhadap Samsung di pengadilan Texas, Amerika Serikat. Dalam pengaduan tersebut, Ericsson mengklaim mereka memiliki beragam teknologi penting yang harus dihormati patennya. Disebutkan pula bahwa pihak Samsung telah mengetahui hal tersebut.


"Tanpa teknologi 4G dan 5G dan penemuan Ericsson yang tergabung di dalamnya, smartphone dan perangkat seluler lainnya tidak akan dapat memberikan akses terus-menerus ke video, media streaming, dan permainan yang diharapkan konsumen saat ini," klaim Ericsson.

https://movieon28.com/movies/miracle-in-cell-no-7/