Kamis, 31 Desember 2020

Bugar dan Sehat, Remaja 18 Tahun Meninggal karena Corona Usai Dirawat 3 Hari

 Meski dalam kondisi bugar dan sehat, remaja 18 tahun ini meninggal akibat COVID-19 usai tertular beberapa hari sebelum Natal. Perempuan asal Chicago, Amerika Serikat, ini mulanya hanya mengalami gejala ringan.

Sarah Simental kerap mengeluh sakit kepala dan sakit tenggorokan pada tanggal 16 Desember lalu. Namun, kondisinya terus memburuk hingga merasa sesak napas dan akhirnya dibawa ke rumah sakit setempat.


"Saya langsung berpikir ini adalah gejala COVID-19," kata Deborah Simental, sang ibu, dikutip dari NBC News.


Rabu dini hari, remaja ini dibawa ke Rumah Sakit Silver Cross setelah dia mulai mengalami nyeri di bahu kirinya. Saat berada di sana, kadar oksigennya turun dan Simental harus menggunakan ventilator serta dibawa ke unit perawatan intensif.


Karena protokol virus Corona, sang ibu tidak dapat melihat putrinya saat dia dirawat di RS, tetapi dia terus mengobrol dengan putrinya lewat telepon, meyakinkan semua akan baik-baik saja.


"Saya berkata, 'Ini akan baik-baik saja' dan dia tahu dia akan merindukan Natal, dia sangat menantikan Natal," curhatnya.


"Kata-kata terakhir yang dia katakan kepadaku adalah, 'Bu, ini akan baik-baik saja," kenang sang ibu.


Tepat pada malam Natal, sang ibu akhirnya bisa mengunjungi sang putri. Saat itu, putrinya tengah dibius dan dalam keadaan tak sadar.


"Saya hanya bisa berharap dia bisa mendengar saya saat saya berbicara dengannya," tuturnya.


Pada hari Natal, remaja berusia 18 tahun itu diterbangkan ke University of Chicago Medical Center, dan pada 26 Desember, dia meninggal dunia.


"Secepat itu," kenangnya.


"Tidak ada kondisi yang mendasari sama sekali. Dia adalah wanita muda berusia 18 tahun yang sangat sehat. Kami proaktif dengan kesehatan, kami semua mendapat vaksin flu dan tahu pentingnya karena saya selalu menekankannya dalam hal jarak sosial dan memastikan kami selalu memakai masker," lanjutnya.


Sang ibu merasa kepergian anaknya masih terlalu cepat. Ia bahkan masih belum bisa merelakan kepergian putrinya tersebut.


Menurut keterangan medis setempat, Simental meninggal karena gagal napas usai sebelumnya mengidap happy hypoxia akibat virus Corona.

https://movieon28.com/movies/deep-in-the-valley/


Kasus Corona di Wuhan 10 Kali Lebih Tinggi dari yang Dilaporkan!


Wuhan, kota pertama kali virus Corona dilaporkan, memiliki jumlah kasus lebih tinggi dari yang selama ini dilaporkan. Studi dari otoritas kesehatan di Wuhan menyebut sekitar 4,4 persen dari 11 juta penduduk setempat telah mengembangkan antibodi Corona.

Dikutip dari France24, hal ini menunjukkan sekitar 480 ribu infeksi COVID-19, hampir 10 kali lipat dari perhitungan resmi yaitu sekitar 50 ribu kasus di kota tersebut.


China kerap mendapat kritik terkait penanganan pandemi Corona baik dari dalam dan luar negeri. Termasuk usaha untuk membungkam pelapor kasus COVID-19 di awal merebak hingga keterlambatan penanganan kasus.


Pada hari Senin, jurnalis warga Zhang Zhan dipenjara selama empat tahun karena melaporkan kondisi di dalam Wuhan selama puncak wabah Corona.


"Perbedaan yang diungkapkan oleh data CDC mungkin menunjukkan potensi ada kasus yang tidak dilaporkan karena kekacauan pada akhir Januari dan awal Februari, ketika banyak orang tak dites Corona tidak diuji secara akurat untuk COVID-19," kata Huang Yanzhong kesehatan global di Council on Foreign Relations (CFR), kepada AFP.


Qin Ying, seorang ahli serologi dari CDC mengatakan kepada AFP pada hari Rabu bahwa perbedaan data tidak hanya terjadi di China.


"Beberapa negara telah menerbitkan survei serologis serupa dan dalam banyak kasus, jumlah orang dengan antibodi terhadap virus Corona beberapa kali lebih tinggi daripada jumlah kasus yang dikonfirmasi," kata Qin.


"Jadi perbedaan semacam ini adalah fenomena yang tersebar luas," tegasnya.


CDC menambahkan bahwa hanya 0,44 persen populasi di provinsi Hubei tengah, di luar Wuhan, yang menunjukkan antibodi COVID-19, menunjukkan bahwa lockdown 77 hari di kota itu mungkin telah membantu mencegah penyebaran Corona.


Temuan survei terhadap lebih dari 34.000 orang di seluruh negeri yang dilakukan pada April itu baru dirilis Senin malam.


China tidak memasukkan kasus asimtomatik dalam penghitungan resminya, yang juga dapat menjelaskan perbedaan antara total kasus yang dikonfirmasi dan jumlah sebenarnya yang terinfeksi. Jumlah total kasus di China mencapai 87.027 kasus dengan 4.634 kematian, menurut data dari Komisi Kesehatan Nasional pada hari Rabu.

https://movieon28.com/movies/the-babysitters/

Viral Aksi Nekat Ciuman di Kereta, Protes Pembatasan Corona-Klub Malam Tutup

 Corona di dunia masih terus mencatat peningkatan kasus. Nyaris dua juta orang meninggal akibat COVID-19 di dunia.

Namun, tampaknya masih banyak yang menyepelekan Corona. Seperti yang terjadi di Rusia, ada tiga puluh pasangan melepas masker mereka dan berciuman di kereta, hal ini tentu mengejutkan para penumpang lainnya.


Dikutip dari beragam sumber, aksi ini disebut-sebut sebagai bentuk protes pembatasan yang diterapkan di kota Yekaterinburg, Rusia, untuk memperlambat penyebaran kasus COVID-19. Sekelompok pasangan muda tersebut mengklaim aturan pembatasan terkait COVID-19 'tidak masuk akal' serta akan berimbas banyak pada industri hiburan dan perhotelan.


Aksi protes ini direkam oleh banyak orang dan dibagikan secara luas di media sosial. Menurut laporan E1RU, media setempat, pasangan yang berciuman, beberapa lama kemudian memakai masker mereka lagi dan menghilang ke kerumunan di stasiun Mashinostroiteley.


Disebutkan, aksinya ini ingin menyoroti pembatalan konser dan penutupan bar pada pukul 11 malam. Para aksi demo juga protes akan larangan menggunakan transportasi publik yang penuh dan sesak.


"Musisi berbicara menentang pembatasan COVID-19 yang tidak masuk akal karena virus dianggap berisiko lebih tinggi di konser dan di restoran setelah pukul 11 malam daripada di kereta bawah tanah yang ramai selama jam sibuk," para pengunjuk rasa dikutip dari Life.


Rusia bukan satu-satunya negara yang melarang kerumunan atau pertemuan besar di klub malam dan tempat umum lainnya. Meski begitu, para pengunjuk rasa mengaku aksinya ini tak bermaksud mengganggu pelayanan setempat.

https://movieon28.com/movies/ordinary-love/


Bugar dan Sehat, Remaja 18 Tahun Meninggal karena Corona Usai Dirawat 3 Hari


Meski dalam kondisi bugar dan sehat, remaja 18 tahun ini meninggal akibat COVID-19 usai tertular beberapa hari sebelum Natal. Perempuan asal Chicago, Amerika Serikat, ini mulanya hanya mengalami gejala ringan.

Sarah Simental kerap mengeluh sakit kepala dan sakit tenggorokan pada tanggal 16 Desember lalu. Namun, kondisinya terus memburuk hingga merasa sesak napas dan akhirnya dibawa ke rumah sakit setempat.


"Saya langsung berpikir ini adalah gejala COVID-19," kata Deborah Simental, sang ibu, dikutip dari NBC News.


Rabu dini hari, remaja ini dibawa ke Rumah Sakit Silver Cross setelah dia mulai mengalami nyeri di bahu kirinya. Saat berada di sana, kadar oksigennya turun dan Simental harus menggunakan ventilator serta dibawa ke unit perawatan intensif.


Karena protokol virus Corona, sang ibu tidak dapat melihat putrinya saat dia dirawat di RS, tetapi dia terus mengobrol dengan putrinya lewat telepon, meyakinkan semua akan baik-baik saja.


"Saya berkata, 'Ini akan baik-baik saja' dan dia tahu dia akan merindukan Natal, dia sangat menantikan Natal," curhatnya.


"Kata-kata terakhir yang dia katakan kepadaku adalah, 'Bu, ini akan baik-baik saja," kenang sang ibu.


Tepat pada malam Natal, sang ibu akhirnya bisa mengunjungi sang putri. Saat itu, putrinya tengah dibius dan dalam keadaan tak sadar.


"Saya hanya bisa berharap dia bisa mendengar saya saat saya berbicara dengannya," tuturnya.


Pada hari Natal, remaja berusia 18 tahun itu diterbangkan ke University of Chicago Medical Center, dan pada 26 Desember, dia meninggal dunia.


"Secepat itu," kenangnya.


"Tidak ada kondisi yang mendasari sama sekali. Dia adalah wanita muda berusia 18 tahun yang sangat sehat. Kami proaktif dengan kesehatan, kami semua mendapat vaksin flu dan tahu pentingnya karena saya selalu menekankannya dalam hal jarak sosial dan memastikan kami selalu memakai masker," lanjutnya.


Sang ibu merasa kepergian anaknya masih terlalu cepat. Ia bahkan masih belum bisa merelakan kepergian putrinya tersebut.


Menurut keterangan medis setempat, Simental meninggal karena gagal napas usai sebelumnya mengidap happy hypoxia akibat virus Corona.

https://movieon28.com/movies/breaking-the-waves/