Minggu, 03 Januari 2021

Bukan Jaringan Kera, Ini Kandungan Vaksin COVID-19 Sinovac Sebenarnya

 Beredar pesan mengenai vaksin COVID-19 Sinovac yang mengandung bahan-bahan dasar berbahaya, salah satunya jaringan kera hijau Afrika. Pesan yang beredar juga menyebut vaksin COVID-19 Sinovac mengandung virus hidup, boraks, sampai formalin.

Terkait informasi tersebut, Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Biofarma, Bambang Herianto S.Si.,Apt, menyebut kabar yang beredar adalah hoax.


"Vaksin COVID-19 Sinovac diproduksi tidak menggunakan pengawet dan tidak mengandung bahan lain seperti boraks, formalin, ataupun merkuri," ujarnya dalam konferensi pers daring, Minggu (3/1/2021).


Berikut kandungan vaksin COVID-19 Sinovac:


1. Virus yang sudah dimatikan

Vaksin COVID-19 Sinovac dikembangkan dengan metode inactivated. Artinya virus yang berada dalam vaksin sudah dimatikan dan tidak mengandung virus hidup atau yang dilemahkan.


Inactivated adalah metode paling umum dalam pembuatan vaksin.


2. Aluminium hidroksida

Bahan ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan vaksin.


3. Larutan fosfat

Berfungsi sebagai penstabil atau stabilizer vaksin.


4. Natrium klorida

Sebagai isotonis untuk memberikan kenyamanan saat penyuntikan. Natrium klorida yang digunakan dalam vaksin COVID-19 sesuai dengan standar kefarmasian.

https://movieon28.com/movies/martin/


Wajib Cek! Ini 18 Penyakit Komorbid yang Boleh Terima Vaksin COVID-19 Sinovac


Pekan ini Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) memberikan rekomendasi pemberian vaksin Corona pada orang dengan penyakit penyerta.

Dalam pernyataan resmi PAPDI yang diterima detikcom, rekomendasi ini diberikan khusus untuk vaksin COVID-19 Sinovac sehingga dapat berubah sesuai dengan perkembangan data laporan uji klinis vaksin tersebut. Vaksin ini diberikan p


"Vaksin COVID-19 bisa diberikan dengan kriteria pada orang dewasa sehat usia 18-59 tahun, menandatangani surat persetujuan (informed consent), dan menyetujui mengikuti aturan dan jadwal imunisasi," tulis pernyataan tersebut.


Penyakit penyerta yang boleh vaksinasi:

1. Reaksi anafilaksis yang bukan akibat vaksinasi COVID-19


2. Riwayat alergi obat


3. Riwayat aleri makanan


4. Asma bronkial


Catatan: jika pasien dalam keadaan asma akut disarankan untuk menunda vaksinasi sampai asma pasien terkontrol baik


5. Rhnitis alergi


6. Urtikaria


Jika tidak terdapat bukti timbulnya urtikaria akibat vaksinasi COVID-19, maka vaksin layak diberikan. Jika terdapat bukti urtikaria, maka menjadi keputusan dokter klinis untuk pemberian vaksin Covid-19. Pemberian antihistamin dianjurkan sebelum dilakukan vaksinasi.


7. Dermatitis atopi


8. Penyakit Paru Obstruktif Kronik


Pasien dalam kondisi PPOK eksaserbasi akut disarankan menunda vaksinasi sampai kondisi eksaserbasi teratasi


9. Tuberkulosis


Pasien TBC dalam pengobatan layak mendapat vaksin Covid-19 minimal setelah dua minggu mendapat obat anti-tuberkulosis.


10. Kanker paru


Pasien kanker paru dalam kemoterapi/terapi target layak mendapat vaksinasi.


11. Interstitial lung disease


Pasien ILD layak mendapatkan vaksin COVID-19 jika dalam kondisi baik dan tidak dalam kondisi akut.


12. Penyakit hati


Penilaian kebutuhan vaksinasi pada pasien dengan penyakit hati kronis sebaiknya dinilai sejak awal, saat vaksinasi paling efektif/respons vaksinasi optimal.


Jika memungkinkan, vaksinasi diberikan sebelum transplantasi hati.


13. Diabetes melitus


Penderita DM tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5% dapat diberikan vaksin.


14. HIV


Catatan: Vaksinasi yang mengandung kuman yang mati/komponen tertentu dari kuman dapat diberikan walaupun CD4200.


15. Obesitas


Pasien obesitas tanpa komorbid berat bisa mendapatkan vaksin.

https://movieon28.com/movies/isadora/

DKI-Jabar di Atas Seribu, Ini Sebaran 6.877 Kasus COVID-19 RI 3 Januari

 Pemerintah melaporkan penambahan kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Minggu (3/1/2021). Ada penambahan 6.877 kasus, sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 765.350 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.658 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 1.232 kasus dan Jawa Tengah sebanyak 982 kasus baru per 3 Januari.


Detail perkembangan virus Corona Minggu (3/1/2021), adalah sebagai berikut:


Kasus positif bertambah 6.877 menjadi 765.350

Pasien sembuh bertambah 6.419 menjadi 631.937

Pasien meninggal bertambah 179 menjadi 22.734

Tercatat sebanyak 41.503 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 72.027.


Sebaran 6.877 kasus baru Corona di Indonesia pada Minggu (3/1/2021).

DKI Jakarta: 1.658 kasus

Jawa Barat: 1.232 kasus

Jawa Tengah: 928 kasus

Jawa Timur: 599 kasus

Sulawesi Selatan: 595 kasus

Kalimantan Timur: 305 kasus

DI Yogyakarta: 218 kasus

Banten: 136 kasus

Bali: 119 kasus

Kalimantan Utara: 114 kasus

Sumatera Utara: 89 kasus

Riau: 81 kasus

Lampung: 81 kasus

Sulawesi Utara: 81 kasus

Kalimantan Selatan: 71 kasus

Sulawesi Tengah: 67 kasus

Kalimantan Tengah: 64 kasus

Sumatera Barat: 61 kasus

Bangka Belitung: 60 kasus

Sumatera Selatan: 53 kasus

Bengkulu: 45 kasus

Sulawesi Tenggara: 34 kasus

Papua: 27 kasus

Jambi: 26 kasus

Kalimantan Barat: 24 kasus

Sulawesi Barat: 24 kasus

Nusa Tenggara Barat: 21 kasus

Nusa Tenggara Timur: 19 kasus

Papua Barat: 15 kasus

Kepulauan Riau: 13 kasus

Maluku: 9 kasus

Maluku Utara: 5 kasus

Aceh: 2 kasus

Gorontalo: 1 kasus

https://movieon28.com/movies/gutterballs/


Bukan Jaringan Kera, Ini Kandungan Vaksin COVID-19 Sinovac Sebenarnya


Beredar pesan mengenai vaksin COVID-19 Sinovac yang mengandung bahan-bahan dasar berbahaya, salah satunya jaringan kera hijau Afrika. Pesan yang beredar juga menyebut vaksin COVID-19 Sinovac mengandung virus hidup, boraks, sampai formalin.

Terkait informasi tersebut, Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Biofarma, Bambang Herianto S.Si.,Apt, menyebut kabar yang beredar adalah hoax.


"Vaksin COVID-19 Sinovac diproduksi tidak menggunakan pengawet dan tidak mengandung bahan lain seperti boraks, formalin, ataupun merkuri," ujarnya dalam konferensi pers daring, Minggu (3/1/2021).


Berikut kandungan vaksin COVID-19 Sinovac:


1. Virus yang sudah dimatikan

Vaksin COVID-19 Sinovac dikembangkan dengan metode inactivated. Artinya virus yang berada dalam vaksin sudah dimatikan dan tidak mengandung virus hidup atau yang dilemahkan.


Inactivated adalah metode paling umum dalam pembuatan vaksin.


2. Aluminium hidroksida

Bahan ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan vaksin.


3. Larutan fosfat

Berfungsi sebagai penstabil atau stabilizer vaksin.


4. Natrium klorida

Sebagai isotonis untuk memberikan kenyamanan saat penyuntikan. Natrium klorida yang digunakan dalam vaksin COVID-19 sesuai dengan standar kefarmasian.


Wajib Cek! Ini 18 Penyakit Komorbid yang Boleh Terima Vaksin COVID-19 Sinovac


Pekan ini Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) memberikan rekomendasi pemberian vaksin Corona pada orang dengan penyakit penyerta.

Dalam pernyataan resmi PAPDI yang diterima detikcom, rekomendasi ini diberikan khusus untuk vaksin COVID-19 Sinovac sehingga dapat berubah sesuai dengan perkembangan data laporan uji klinis vaksin tersebut. Vaksin ini diberikan p


"Vaksin COVID-19 bisa diberikan dengan kriteria pada orang dewasa sehat usia 18-59 tahun, menandatangani surat persetujuan (informed consent), dan menyetujui mengikuti aturan dan jadwal imunisasi," tulis pernyataan tersebut.

https://movieon28.com/movies/hungry-hearts/