Sabtu, 30 Januari 2021

Waspadai Titik Lengah Penularan COVID-19, Ini Cara Menghindarinya

 Sebanyak 13.802 kasus baru COVID-19 terkonfirmasi di Indonesia pada hari Jumat (29/1/2021). Total pasien terkonfirmasi saat ini 1.051.795 kasus COVID-19.

Juru bicara vaksinasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD-KAI mengatakan, salah satu faktor yang memicu peningkatan adalah ketidakdisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Salah satunya adalah sering melepas masker.


"Berkerumun itu akan memancing kita (melepas masker)," kata Prof Iris dalam talk show Jangan Ragu Vaksin.


Pancingan-pancingan untuk melepas masker seringkali menjadi titik lengah yang membuat risiko penularan COVID-19 meningkat. Misalnya saat makan bersama, nonton bioskop, dan tentu saja jalan-jalan ke mal.


"Di rumah sakit sudah betul-betul pakai APD (alat pelindung diri) lengkap, pas di rumah ada keluarga keluar masuk itu bisa menularkan," lanjutnya.


Adanya program vaksinasi COVID-19 juga bisa membuat terlena. Perlu diketahui bahwa vaksin baru akan memberikan efek individual sekitar 2 minggu setelah penyuntikan dosis kedua.


Vaksin juga baru akan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity setelah 70 persen populasi mendapat vaksinasi, yang artinya butuh waktu lebih lama lagi. Untuk itu, berbagai protokol kesehatan tetap harus diterapkan, seperti pakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan.

https://kamumovie28.com/movies/zhongkui-snow-girl-and-the-dark-crystal/


Dokter Sebut Bunyikan Jari Saat Pegal Tak Bahaya! Tapi Memang Tak Bermanfaat


Ketika tangan terasa pegal, mungkin sebagian orang terbiasa membunyikan tangan hingga berbunyi 'keretek' dengan menekannya. Perasaan rileks setelah melakukannya menjadi kebiasaan sehari-hari untuk meredakan pegal. Namun, apakah kebiasaan tersebut aman jika dilakukan secara terus-menerus?

Dokter spesialis ortopedi yang berpraktik di RS Pondok Indah, dr Rizky Priambodo Wisnubaroto, SpOT, menjelaskan kebiasaan tersebut tidak membahayakan tubuh atau kesehatan.


"Pada dasarnya kan dia ada popping sendi aja ya. Sebenernya si efeknya nggak terlalu ada selain kepuasaan aja sih ya. Poppingnya bisa disebabkan ada udara di dalam sendinya, memang snapping dari tendonnya aja," ujar dr Rizky.


"Jadi sebenernya efeknya sih nggak ada sih ya setau saya memang nggak ada yang spesifik. Nggak ada efek khusus," lanjutnya.


Meski tak menimbulkan efek apapun, kebiasaan ini tetap tak begitu baik jika dilakukan terus-menerus. Untuk itu, agar tangan dan jari tidak pegal saat bekerja, usahakan istirahatkan organ tersebut selama beberapa saat.


"Istirahat periodik aja, misalnya dalam satu jam ambil lima sampe 10 menit abis itu di stretch (diregangkan)," pungkas dr Rizky.


Dokter Ungkap Alasan Mau Divaksin Meski Tak Dijamin Akan Kebal COVID-19


Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah dimulai. Vaksinasi diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk mengakhiri pandemi COVID-19 yang saat ini sudah makan banyak korban.

Sudah banyak dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang menerima dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac, salah satunya dr Vito A Damay, SpJP, spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Karawaci.


Dokter yang aktif membagikan informasi kesehatan di akun media sosial pribadinya ini juga mengungkap apa yang ia rasakan seusai vaksinasi. Kata dia, vaksinasi COVID-19 yang ia jalani berlangsung sangat cepat dan nyaman dan tak ada keluhan setelahnya.


"Habis vaksinasi langsung praktek lagi sih, baik-baik saja. Setelah vaksin rasanya ingin makan nasi padang pakai rendang dan serundeng," kelakarnya saat berbincang dengan detikcom, Jumat (29/1/2021).

https://kamumovie28.com/movies/the-american-side/

Ragam Tes Corona yang Tak Terpikir Sebelumnya, Anal Swab hingga Tes Bau Ketiak

 Sudah setahun lamanya virus Corona mewabah di dunia. Selama itu pula beragam cara untuk mendeteksi COVID-19 dikembangkan oleh para ahli, dari yang sampelnya diambil lewat saluran pernapasan hingga melalui dubur atau anal swab test.

Serius! Anal swab test benar-benar dilakukan untuk mendeteksi COVID-19, tepatnya di China. Metode ini didasari oleh temuan bahwa virus Corona bisa bertahan lebih lama di saluran pencernaan, dibanding di saluran pernapasan.


"Tentu saja, swab anal tidak senyaman swab di tenggorokan. Metode swab ini hanya digunakan untuk orang-orang yang tinggal di area karantina COVID-19 utama di Shanghai," kata Li Tongzeng dari Rumah Sakit You'an di Beijing, yang dikutip dari New York Post, Rabu (27/1/2021).


Meski begitu, gold standard untuk mendeteksi COVID-19 masih dilakukan dengan cara tes swab PCR (Polymerase Chain Reaction), yang sampelnya diambil lewat usapan lendir pernapasan di hidung dan mulut.


Dirangkum detikcom, berikut beberapa cara mendeteksi COVID-19 dengan hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

https://kamumovie28.com/movies/neerja/


1. Tes bau ketiak

Beberapa waktu lalu para ilmuwan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkenalkan alat tes COVID-19 menggunakan sampel bau keringat dari ketiak atau axillary sweat odor.


Ilmuwan yang mengembangkannya adalah Prof Drs Ec Ir Riyanarto, M.Sc, PhD, yang merupakan guru besar Teknik Informatika di ITS. Alat tersebut diberi nama 'i-nose c-19'.


Alat ini memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi COVID-19 lewat sampel bau ketiak. Menurut Prof Riyan, alat bernama i-nose c-19 tersebut saat ini masih menjalani pengujian dan diharapkan bisa segera mendapat izin edar.


2. Tes hembusan napas

Serupa dengan i-nose c-19, tes COVID-19 besutan para ilmuwan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga memakai teknologi AI untuk mendeteksi senyawa tertentu yang ditemui pada napas pengidap COVID-19.


Alat tersebut diberi nama GeNose, yang kini sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dan digunakan di stasiun sebagai syarat perjalanan dengan kereta jarak jauh. Namun ditegaskan, GeNose berfungsi sebagai screening dan bukan alat diagnostik.


Dijelaskan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, GeNose bekerja dengan cara memproses sampel napas yang dikumpulkan pada sebuah plastik atau balon. Kemudian sampel tersebut dimasukkan ke dalam sensing unit, yang di dalamnya memiliki puluhan sensor udara.


"Dengan sensor tersebut dengan pendekatan Artificial Intelligence (AI) akan dideteksi partikel atau VOC (Volatile Organic Compound) yang dikeluarkan spesifik oleh pengidap covid-19," jelasnya dalam konferensi pers di kanal YouTube Kemenristek, Senin (28/12/2020).


3. Tes lewat dubur

Tes COVID-19 lewat dubur atau anal swab test dilakukan dengan cara memasukkan alat swab 3 sampai 5 sentimeter ke dalam anus. Menurut Tongzeng, metode ini bisa lebih akurat dalam mendeteksi virus Corona dan menurunkan kemungkinan kesalahan diagnosis.


"Pada beberapa pasien yang terinfeksi, kami menemukan bahwa virus Corona bisa bertahan lebih lama di saluran pencernaan atau kotoran mereka daripada di saluran pernapasan," jelas Tongzeng.

https://kamumovie28.com/movies/best-friends-forever-2/