Organisasi Netblocks melaporkan koneksi internet di Myanmar dibatasi usai penahanan tokoh Aung San Suu Kyi. Dari pembatasan 75%, koneksi dibuka sedikit ke 50%.
Netblocks adalah organisasi independen yang berbasis di London, Inggris. Mereka menjadi lembaga pemantau hak digital, keamanan siber dan pemerintahan internet. Netblock kerap memantau kebebasan internet di berbagai negara.
Terkait dengan kejadian di Myanmar, Senin (1/2/2021) Netblocks melaporkan pembatasan internet yang terjadi di sana. Pembatasan internet terjadi mulai pukul 03.00 pagi waktu setempat.
Laporan pertama Netblocks adalah 3 jam lalu dimana mereka melaporkan Myanmar menurunkan koneksi internet sampai 75% pada pukul 03.00 dini hari waktu Myanmar. Pada pagi hari, koneksi internet disebutkan membaik sedikit menjadi 50%.
"Koneksi internet di Myanmar turun sampai 50% dari tingkat normal sejak pukul 08.00 waktu setempat karena dugaan kudeta militer dan penahanan pemimpin sipil. Pola disrupsi mengindikasikan perintah blackout telekomunikasi yang terpusat," kata mereka di Twitter.
Dengan kondisi internet 50%, TV nasional Myanmar yaitu MRTV masih bisa memberikan pengumuman di Facebook. Isi pengumumannya adalah MRTV dan Radio Myanmar tidak melakukan siaran.
"Karena kesulitan komunikasi saat ini, kami dengan hormat ingin memberitahu Anda bahwa program reguler MRTV dan Radio Myanmar tidak bisa disiarkan," demikian pernyataan MRTV via akun Facebook-nya, seperti dilansir Channel News Asia.
Sebelumnya, Myo Nyunt, juru bicara Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) yang menaungi Suu Kyi dan kini berkuasa di Myanmar, membenarkan kabar penahanan Suu Kyi oleh militer Myanmar. Myo Nyunt menuturkan bahwa Suu Kyi dan beberapa tokoh senior pemerintahan lainnya ditahan di ibu kota Naypyitaw. Salah satu tokoh senior yang ditahan adalah Presiden Myanmar, Win Myint.
https://kamumovie28.com/movies/hatchet-ii/
Masa Gratis Apple TV+ Diperpanjang Sampai Juli 2021
- Apple memperpanjang masa uji coba untuk Apple TV+ sampai Juli mendatang, dan pengguna yang sudah terlanjur membayar akan mendapat pengembalian dana.
Pemberitahuan ini dikirimkan ke para pelanggan TV+, di mana pengguna akan mendapat pengembalian dana ke akun mereka sampai Juni mendatang. Pengumuman ini menyusul perpanjangan masa uji coba TV+.
Masa uji coba ini diberikan untuk para pembeli perangkat Apple seperti iPhone, iPad, Mac, dan Apple TV, dan pada awalnya hanya berlangsung sampai 1 November 2020. Namun kemudian diperpanjang sampai Februari, dan akhirnya sampai Juli 2021.
Namun, sebelum Apple memperpanjang masa uji coba ini, ternyata sejumlah pengguna sudah mulai mengubah langganannya menjadi berbayar. Dan pengguna inilah yang bakal mendapat pengembalian dana.
Pengguna yang mendapat pengembalian ini akan mendapat sekitar USD 5 tiap bulannya, yang akan dikreditkan ke akun Apple mereka. Dana ini kemudian bisa dipakai untuk melakukan pembelian di App Store.
Seperti diketahui, perpanjangan masa uji coba ini dilakukan karena adanya penundaan dalam produksi sejumlah tayangan di TV+ akibat pandemi. Sejauh in hanya ada satu tayangan yang sudah memulai musim keduanya, yaitu Dickinson.
Sementara tayangan lain seperti For All Mankind, The Morning Show, dan See masih tertunda untuk memulai musim keduanya, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Senin (1/2/2021).
Tertundanya produksi akibat pandemi memang bukan hal aneh, dan tampaknya yang dilakukan Apple dengan menggratiskan layanan ini adalah hal yang baik.