Sentra Vaksinasi Bersama BUMN di Istora Senayan kini memfasilitasi vaksinasi untuk lansia dengan KTP luar DKI Jakarta. Walhasil, lansia dari beragam daerah berbondong-bondong datang dadakan, bahkan ada yang 'go show' alias tidak mendaftar online terlebih dahulu.
Bisa-bisa saja sih, tapi pastikan syaratnya lengkap. Beberapa lansia asal luar Jabodetabek batal divaksin bukan karena kondisi kesehatan, melainkan karena tak berbekal surat keterangan domisili dari ketua RT.
"Kalau dari luar Jabodetabek, harus pakai surat keterangan domisili dari RT-RW. Kalau Jabodetabek, bawa KTP saja," terang petugas Sentra Vaksinasi, Khonifah, kepada detikcom, Rabu (17/3/2021).
Ia menjelaskan, terdapat dua jalur masuk di Sentra Vaksinasi. Pertama, adalah pintu untuk para lansia yang telah mendaftar di loket.com. Jika sudah memiliki barcode, mereka tinggal masuk untuk pendataan, kemudian langsung mengantre suntik vaksin.
Kedua, jalur untuk pendaftar on the spot. Jika tidak memiliki barcode dari pendaftaran, lansia diminta mengantre untuk mengambil nomor antrean dan formulir pendaftaran.
Lansia yang datang go show 'terlambat' juga berisiko batal divaksinasi karena kehabisan dosis.
Dalam satu hari, hanya tersedia 4.000 dosis suntikan vaksin. Jika pendaftar sudah mencapai batas, pendatang go show lainnya terpaksa dipulangkan.
"Nanti tutup, batas maksimal 4.000 (pendaftar). Kemarin sih tutup jam 2 siang," imbuh Khonifah.
https://kamumovie28.com/movies/montreux-comedy-festival-la-boum/
Sabar, BPOM RI Sarankan Vaksin AstraZeneca Tak Dipakai Dulu
Ditangguhkan di 15 negara Eropa, vaksin Corona AstraZeneca disorot juga di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merekomendasikan vaksin asal Inggris ini tidak digunakan sembari menunggu kajian keamanan.
"Selama masih dalam proses kajian, vaksin Covid-19 AstraZeneca direkomendasikan tidak digunakan," tegas BPOM dalam keterangan resminya, Rabu (17/3/2021).
Indonesia telah mendapatkan 1,1 juta vaksin AstraZeneca produksi Korea Selatan melalui jalur multilateral yakni fasilitas COVAX. Vaksin tersebut saat ini disimpan di PT Bio Farma, menunggu kajian dan evaluasi BPOM sebelum bisa didistribusikan untuk vaksinasi.
Dalam keterangan resminya, BPOM memastikan bets atau batch vaksin AstraZeneca yang masuk ke Indonesia berbeda dengan yang ditangguhkan di Eropa. Meski demikian, BPOM akan mengevaluasi lebih lanjut bersama tim pakar KOMNAS Penilai Obat, KOMNAS PP KIPI dan ITAGI.
BPOM juga akan berkomunikasi dengan organisasi kesehatan dunia WHO dan otoritas obat negara lain untuk mendapatkan hasil investigasi serta kajian lengkap dan terkini vaksin AstraZeneca.
Meski tercatat ada 15 negara yang menangguhkan vaksin AstraZeneca, beberapa negara lain memilih tetap melanjutkan penggunaan vaksin ini dengan alasan rasio manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Di antara negara yang memilih tetap melanjutkan adalah Inggris, Swedia, Australia, dan Kanada.
WHO Tegaskan Manfaat Vaksin Corona AstraZeneca Lebih Banyak Dibanding Risikonya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap merekomendasikan penggunaan vaksin virus Corona COVID-19 AstraZeneca.
WHO menyatakan manfaat penggunaan vaksin tersebut lebih besar dibandingkan dengan efek samping yang ditimbulkan dan merekomendasikan vaksinasi untuk dilanjutkan.
"Saat ini, WHO menganggap bahwa manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar daripada risikonya dan merekomendasikan agar vaksinasi dilanjutkan," demikian seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (17/3/2021).
Seperti kabar yang beredar, banyak negara di Uni Eropa menunda sementara penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca mengingat adanya kejadian pembekuan darah pada beberapa penerima vaksin.
Sementara negara-negara lainnya di Uni Eropa yang menerima informasi yang sama, telah memutuskan tetap untuk menggunakan vaksin tersebut dalam program vaksinasi mereka.
European Medicines Agency (EMA) akan merilis temuannya pada Kamis, dan mengatakan tengah menyelidiki laporan 30 kasus kelainan darah yang tidak biasa dari 5 juta penerima vaksin AstraZeneca. Secara total, 45 juta suntikan COVID telah dikirim ke seluruh wilayah.
WHO mengatakan Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin saat ini tengah menilai dengan cermat soal data keamanan terbaru yang tersedia untuk vaksin AstraZeneca.
"Setelah peninjauan tersebut selesai, WHO akan segera mengkomunikasikan temuan tersebut kepada publik," kata WHO dalam pernyataannya sehari setelah para ahli bertemu.