Sabtu, 08 Mei 2021

Rutin Berpuasa Bisa Tingkatkan Kesehatan Jantung, Ini Penjelasan Ahli

 Sudah tidak asing kita mendengar manfaat berpuasa di bulan Ramadhan bagi kesehatan, terlebih pada kondisi tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. Kedua kondisi tersebut dapat memberikan dampak buruk penyakit bagi kesehatan jantung.

Orang dengan penyakit hipertensi dan diabetes ternyata bisa mendapatkan banyak manfaat untuk menghindari penyakit jantung dan memperbaiki fungsinya dengan melaksanakan puasa.


Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengikuti puasa memiliki kesehatan jantung yang lebih baik daripada orang yang tidak berpuasa.


Hal itu disampaikan juga oleh Francisco Lopez-Jimenez, MD, seorang profesor kedokteran di Mayo Clinic College of Medicine. Ia mengatakan puasa teratur memiliki dampak yang baik bagi kesehatan jantung.


Hal itu dikarenakan pada orang yang berpuasa ditemukan peningkatan pada metabolisme kolesterol dan gula. Melaksanakan puasa dapat menurunkan kolesterol jahat pada tubuh.


"Puasa teratur dan kesehatan jantung yang lebih baik mungkin juga terkait dengan cara tubuh Anda memetabolisme kolesterol dan gula. Puasa teratur dapat menurunkan lipoprotein densitas rendah atau kolesterol 'jahat' Anda," kata Francisco.


Selain itu, puasa dapat meningkatkan cara tubuh memetabolisme gula yang diketahui dapat mengurangi tingkat risiko terkena obesitas dan diabetes.


"Puasa juga dianggap dapat meningkatkan cara tubuh Anda memetabolisme gula. Ini dapat mengurangi risiko bertambahnya berat badan dan mengembangkan diabetes, yang keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung," ungkapnya.


Terdapat beberapa tips khusus agar puasa Ramadhan tetap aman dilakukan bagi pasien jantung seperti dijelaskan dr Cut Arsy Rahmi, SpJP FIHA, spesialis jantung dan pembuluh darah.


Pada akun Youtube Dokter Vito, dr Cut mengungkapkan pasien jantung cukup mengonsumsi air sebanyak 1,5 liter atau setara dengan enam gelas. Pasien jantung juga wajib untuk mengatur porsi makan agar tidak makan berlebihan.


Selain itu, pasien jantung juga tidak boleh memberhentikan obat yang dikonsumsinya. Bagi pasien jantung yang berpuasa, mintalah dokter untuk memberikan obat satu sampai dua kali sehari sehingga dapat dikonsumsi saat sahur dan berbuka.

https://movieon28.com/movies/hanna/


Kasus COVID-19 Melonjak, RS di Bangkok Krisis Tempat Tidur


Pada Jumat (7/5/2021), Pusat Administrasi Situasi COVID-19 (CCSA) di Bangkok, Thailand, mengungkapkan jumlah infeksi harian melonjak pesat. Juru bicara CCSA Dr Taweesilp Visanuyothin mengatakan kasus COVID-19 di Bangkok naik lebih dari 500 kasus per harinya sejak awal Mei.

Jumlahnya pun terus meningkat hingga mencapai 869 kasus selama 24 jam terakhir. Hal ini membuat pihak rumah sakit harus mempertimbangkan jumlah pasien di setiap rumah sakit, karena kurangnya jumlah tempat tidur.


"Manajemen sumber daya tempat tidur di rumah sakit harus mempertimbangkan jumlah pasien di Bangkok dan provinsi terdekat," katanya yang dikutip dari Bangkok Post, Sabtu (8/5/2021).


Menurut Dr Taweesilp, permintaan tempat tidur di Bangkok diprediksi terus meningkat sampai minggu kedua atau ketiga di bulan ini. Bahkan sebuah rumah sakit lapangan baru dibangun di pusat konferensi di daerah Chaeng Watthana dengan kapasitas lebih dari 1.000 tempat tidur, yang ditujukan untuk pasien COVID-19 dengan sakit parah.


Dr Taweesilp mengatakan peningkatan kasus ini disebabkan adanya penularan virus yang terjadi di tempat hiburan pada awal bulan lalu. Penularan tersebut berkembang dari antar individu menjadi klaster keluarga dan komunitas.


Ia juga menjelaskan sejak gelombang ketiga pandemi COVID-19 terjadi di Thailand pada bulan lalu, sebanyak 191 kasus terdeteksi di distrik Bang Kae. Penularan tersebut terjadi di pusat perbelanjaan The Mall Bang Kae, Soi Phetkasem 84, dan perumahan Thaweechote.


Lonjakan jumlah kasus ini juga berdampak pada kenaikan kasus kematian di Bangkok. Hal ini pun membuat pelayanan pemakaman di sana mulai mengalami masalah.


Meski permasalahannya belum jelas, dilaporkan beberapa kuil di daerah tersebut menolak jenazah-jenazah yang meninggal karena COVID-19 untuk dikremasi di sana. Ini disebabkan karena ketakutan akan tertular virus dari jenazah tersebut.

https://movieon28.com/movies/the-jerk/

5 Daftar Negara Asia yang Hadapi Lonjakan COVID-19 Seperti India

 Kondisi COVID-19 di India semakin buruk setiap harinya dengan adanya varian dan gelombang baru yang terus menyebar ke seluruh India. Selain India, ternyata sejumlah negara lainnya di Asia Selatan dan Asia Tenggara turut mengalami hal serupa.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Rabu (5/5/2021), India telah menyumbang hampir setengah dari total jumlah kasus infeksi dan seperempat dari total jumlah kasus kematian COVID-19 di dunia dalam sepekan terakhir.

https://movieon28.com/movies/girl-asleep/


"Asia Tenggara melaporkan lebih dari 2,7 juta kasus baru dan lebih dari 25.000 kasus kematian baru, 19 persen dan 48 persen peningkatan dari pekan sebelumnya," ujar WHO, dikutip dari CNN.


Seperti India, berikut ini 5 negara Asia yang mengalami ledakan kasus COVID-19 sebagaimana dilaporkan oleh CNN.


1. Sri Lanka

Sri Lanka telah mencatat adanya lonjakan kasus COVID-19 sejak pertengahan April lalu. Per Jumat (7/5/2021), negara di Asia Selatan tersebut melaporkan sebanyak 1.895 kasus baru. Jumlah tersebut berjumlah lima kali lebih banyak dari kasus infeksi harian yang dilaporkan pada awal April.


Menurut Menteri Kesehatan Sri Lanka, Pavithra Wanniarachchi, ledakan kasus COVID-19 tersebut disebabkan oleh kerumunan yang terjadi pada acara Tahun Baru Sri Lanka yang jatuh pada 13-14 April lalu, di mana warga berkumpul di jalanan untuk merayakan dan berbelanja.


2. Maldives

Pada Selasa (4/5/2021), Maldives melaporkan jumlah kasus harian sebanyak 601 kasus baru. Sebelumnya, pada Senin (3/5/2021), Health Emergency Operation Centre memperingatkan bahwa jumlah kasus pasien COVID-19 yang menjalani perawatan telah bertambah tiga kali lipat dari sebelumnya. Ia juga mengumumkan bahwa terdapat kemungkinan varian baru Corona sudah masuk ke Maldives.


3. Nepal

Di Nepal, situasi terkini hampir mirip dengan India, yakni jumlah kasus COVID-19 yang meledak-ledak hingga membuat tenaga kesehatan serta rumah sakit kewalahan. Bahkan, Nepal juga meminta bantuan dari negara lain. Pekan lalu, sebanyak 44 persen pemeriksaan COVID-19 dinyatakan positif.

Dalam pernyataan oleh Ketua Palang Merah Nepal, Dr Netra Prasad Timsina, disebutkan bahwa Nepal berpotensi mengalami hal serupa yang saat ini dialami oleh India. Peningkatan kasus di Nepal disebabkan oleh adanya acara publik massal seperti, festival, kerumunan politik dan pernikahan, serta tindakan lambat dari pemerintah.


4. Thailand

Gelombang ketiga COVID-19 di Thailand telah membuat negara tersebut mengalami jumlah kasus infeksi harian yang terus meningkat. Sebelumnya pada gelombang kedua, Thailand melaporkan sebanyak 28.863 kasus per 31 Maret. Hanya dalam waktu lima minggu setelahnya, jumlah kasus di Thailand telah melonjak lebih dari dua kali lipat, yakni sebanyak 76.000 kasus.


Per Jumat (7/5/2021), Thailand mencatat sebanyak 1.911 kasus baru. Bahkan, sejumlah rumah sakit di Bangkok terpaksa menolak pasien baru lantaran mereka telah kehabisan persediaan tempat tidur. Oleh sebab itu, pemerintah terpaksa memanfaatkan pusat olahraga, ruang konferensi, dan hotel sebagai bangsal Corona.


5. Kamboja

Per Kamis (6/5/2021), Kamboja telah melaporkan sebanyak 650 kasus baru dan empat kasus kematian. Melonjaknya kasus di Kamboja telah membuat sistem perawatan kesehatan menjadi kewalahan. Akibatnya, Perdana Menteri Hun Sen mengimbau pasien yang terinfeksi virus Corona dengan gejala ringan untuk menjalani perawatan di rumah lantaran keterbatasan kapasitas di rumah sakit.

https://movieon28.com/movies/force-of-nature/