Marriam Ahmad, wanita berusia 27 tahun dikomakan dalam keadaan hamil besar lantaran harus dipasangi ventilator saat menjalani perawatan COVID-19. Ia terkejut, ketika ia terbangun dari koma, bayi dalam kandungannya sudah hilang.
Komorbid asma membuat wanita asal Inggris ini mengalami gejala pernapasan berat saat terinfeksi COVID-19. Dalam keadaan sedang hamil 29 minggu, kondisinya jelas menakutkan bagi dirinya dan suami. Mendekati hari prediksi kelahiran, Marriam harus dipasangi ventilator karena kondisinya kritis. Untuk itu, Marriam dibuat koma.
Sebelum dikomakan, dokter sempat menjelaskan, operasi sesar bisa tetap dilakukan sembari Marriam dalam keadaan koma. Namun, langkah itu akan amat berisiko.
"Dalam waktu sekitar 5 menit sebelum koma, mereka sempat mengatakan bahwa saya akan menggunakan ventilator. Jika saya tetap menjalani operasi sesar, bayinya mungkin bisa keluar, tapi saya pingsan. Mungkin saya tidak berhasil, mungkin saya harus mengucapkan selamat tinggal," ujarnya, dikutip dari Mirror News UK, Selasa (11/5/2021).
Marriam sempat menghubungi orangtuanya sembari menangis. Tak ada pilihan lain, ia tetap dikomakan. Marriam pun menjalani operasi sesar dalam keadaan masih koma.
Setelah operasi berhasil dilakukan, Marriam mendadak terbangun dari komanya. Ia terkejut bukan main, bayi dalam kandungannya sudah hilang.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya tiba-tiba terbangun. Saya tidak bisa melihat apa-apa lagi di perut saya dan saya sangat kesakitan," katanya.
Selama seminggu, Marriam belum bisa bertemu tatap muka dengan anaknya. Pasalnya, Marriam masih harus menjalani perawatan intensif akibat COVID-19 yang sempat diidapnya.
Namun kini, Marriam dan bayinya sudah dipulangkan. Marriam menamai bayi perempuannya Khadija, yang artinya 'kuat'. Ia sadar betapa proses kehadiran Khadija di dunia bukanlah perjuangan mudah, membutuhkan kekuatan besar.
https://tendabiru21.net/movies/ouija-seance-the-final-game/
Update Corona RI 11 Mei: Tambah 5.021 Kasus Baru, Total Kasus Aktif 95.924
Jumlah kasus virus Corona COVID-19 bertambah 5.021 kasus pada Selasa (11/5/2021). Total kasus positif sebanyak 1.723.596, sembuh 1.580.207, meninggal 47.465 kasus.
Kasus aktif tercatat sebanyak 95.924, jumlah spesimen yang diperiksa 75.416, dan suspek sebanyak 87.743 orang.
Detail penambahan kasus COVID-19 adalah sebagai berikut.
Kasus positif bertambah 5.021 menjadi 1.723.596
Pasien sembuh bertambah 5.592 menjadi 1.580.207
Pasien meninggal bertambah 247 menjadi 47.465
Sebelumnya, pada Senin (10/5/2021), tercatat total sebanyak 1.718.575 kasus positif virus Corona COVID-19, 1.574.615 pasien sembuh, dan 47.218 kasus meninggal dunia.
Jabar-Riau Tertinggi, Ini Sebaran 5.021 Kasus Baru COVID-19 RI 11 Mei
Pada Selasa (11/5/2021), Indonesia melaporkan penambahan 5.021 kasus baru COVID-19. Total pasien terkonfirmasi saat ini 1.723.596 kasus COVID-19.
Jawa Barat mencatatkan kasus harian tertinggi yaitu 1.373 kasus, disusul Riau dengan 587 kasus.
Detail perkembangan virus Corona pada Selasa (11/5/2021) adalah sebagai berikut:
Kasus positif bertambah 5.021 menjadi 1.723.596
Pasien sembuh bertambah 5.592 menjadi 1.580.207
Pasien meninggal bertambah 247 menjadi 47.465.
Tercatat sebanyak 75.416 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 87.743.
Sebaran 5.021 kasus baru Corona di Indonesia pada Selasa (11/5/2021), sebagai berikut:
Jawa Barat: 1.373 kasus
Riau: 587 kasus
Jawa Tengah: 540 kasus
DKI Jakarta: 406 kasus
Jawa Timur: 257 kasus
Sumatera Barat: 231 kasus
DI Yogyakarta: 154 kasus
Kepulauan Riau: 147 kasus
Bangka Belitung: 143 kasus
Nusa Tenggara Timur: 125 kasus
Bali: 101 kasus
Aceh: 100 kasus
SUmatera Selatan: 100 kasus
Kalimantan Barat: 88 kasus
Lampung: 85 kasus
Sumatera Utara: 83 kasus
Banten: 82 kasus
Kalimantan Timur: 76 kasus
Jambi: 64 kasus
Kalimantan Tengah: 58 kasus
Sulawesi Tengah: 57 kasus
Kalimantan Selatan: 46 kasus
Sulawesi Selatan: 26 kasus
Papua Barat: 21 kasus
Bengkulu: 16 kasus
Nusa Tenggara Barat: 15 kasus
Kalimantan Utara: 11 kasus
Sulawesi Tenggara: 8 kasus
Gorontalo: 7 kasus
Sulawesi Utara: 6 kasus
Sulawesi Barat: 3 kasus
Maluku Utara: 2 kasus
Papua: 2 kasus
Maluku: 1 kasus.