Jumat, 14 Mei 2021

Panel WHO Sebut Pandemi COVID-19 Harusnya Bisa Dicegah, Lalu Kenapa Menyebar?

 The Independent Panel for Pandemic Preparedness and Response (IPPR), yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan pandemi COVID-19 seharusnya dapat dicegah. Namun, kurangnya kesiapsiagaan membuat virus ini menjadi cepat menyebar.

Dalam laporannya, IPPR menemukan berbagai masalah dalam penanganan COVID-19. Salah satunya WHO dianggap telat dalam mengumumkan keadaan darurat global, padahal sejumlah laporan kasus awal sudah ada sejak Desember 2019.


"Situasi yang kita hadapi hari ini sebenarnya bisa dicegah," kata Ellen Johnson Sirleaf, ketua bersama IPPR, dikutip dari BBC.


"Ini karena banyak sekali kegagalan, kesenjangan, dan penundaan dalam kesiapsiagaan dan respons," ujarnya.


Kemudian IPPR juga menganggap pemerintah di berbagai negara terlalu membuang-buang waktu dalam penanganan COVID-19. Mereka tidak segera memberlakukan pembatasan perjalanan ketika wabah virus Corona di China melonjak dan baru bertindak ketika rumah sakit mulai penuh.


Ketika negara-negara seharusnya mempersiapkan sistem fasilitas kesehatan mereka untuk masuknya pasien COVID-19, sebagian besar negara tersebut justru malah berebut peralatan pelindung dan obat-obatan.

Kepemimpinan politik global tidak ada," ucap IPPR, dikutip dari NPR.


"Kombinasi pilihan strategis yang buruk, keengganan untuk mengatasi kesenjangan, dan sistem yang tidak terkoordinasi menciptakan 'campuran beracun' yang memungkinkan pandemi berubah menjadi bencana krisis manusia," jelasnya.

https://movieon28.com/movies/thats-entertainment/


Kini COVID-19 telah merenggut nyawa lebih dari 3,3 juta orang di dunia.


IPPR pun mengungkap adanya masalah sistemik, WHO tidak memiliki kekuatan untuk menyelidiki dan bertindak cepat ketika dihadapkan pada potensi wabah.


"Misi ahli teknis dapat dikirim ke masing-masing negara hanya dengan izin mereka, dan sistem pra-otorisasi misi belum ditetapkan," kata IPPR.


"Seringkali negosiasi berjalan sangat panjang dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan akses untuk melakukan misi yang diperlukan setelah wabah diberitahukan," tambahnya.


Untuk mencegah pandemi berikutnya, IPPR mendesak pembentukan Dewan Ancaman Kesehatan Global dan sistem pengawasan wabah transparan. Masing-masing negara pun diminta untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi krisis berikutnya.


Geek Fam Jadi Juara PUBG Mobile Pro League Indonesia Season 3


 Grand final PUBG Mobile Pro League (PMPL) Indonesia Season 3 yang digelar Minggu (18/4) malam mengukuhkan Geek Fam menjadi juara, mengalahkan juara bertahan 2 musim Bigetron Red Aliens.

Geek Fam yang digawangi Alvirlo, Katou, Bubuu, Mort, Tomz, dan Dinosaurs ini mendapat hadiah uang sebesar USD 15 ribu, sementara runner up Bigetron Red Aliens medapat hadiah USD 10 ribu, dan Aura Esports di posisi ke-3 mendapat USD 7500.


Dengan kemenangan ini, Geek Fam dan Aura Esports berhak atas golden ticket untuk melaju ke ajang Grand Final PMPL Southeast Asia S3 yang digelar 21-21 Mei mendatang, menemani Bigetron Red Aliens dan Evos Reborn, yang sudah lebih dulu mengamankan tempatnya dengan menjadi dua tim terbaik di PMPL ID Season 3 Regular Season.


"Kami selalu percaya dengan kerja keras, karena semua kerja keras pasti akan ada hasilnya, itulah yang membuat kami bisa menjuarai PMPL season ini," ujar M. Rizqie "Katou" Habibullah, dari Geek Fam dalam keterangan yang diterima detikINET, Selasa (27/4/2021).


"Kami akan mulai kerja keras lagi dengan mereview tim-tim kuat di Asia Tenggara, memperkuat komunikasi dengan anggota serta memperkuat dasar-dasar bermain game ini. Semoga dengan usaha ini, kami dapat hasil terbaik dan bisa lolos ke panggung dunia yang kami impikan yaitu PUBG Mobile Global Championship," tambahnya.


Selain itu, 2 tim teratas di PMPL season ini, yaitu Geek Fam dan Bigetron Red Aliens, akan memperoleh kesempatan khusus untuk berlaga di kompetisi Peace Elite Asia Invitational 2021. Peacekeeper Elite adalah nama yang digunakan PUBG Mobile untuk area China.


Babak Grand Final pada PMPL ID Season 3 berlangsung selama 3 (tiga) hari berturut-turut mulai tanggal 16 hingga 18 April 2021. Banyak terjadi kejutan yang terjadi, seperti tim komunitas Genesis Dogma, yang dalam 2 hari kompetisi selalu menduduki peringkat pertama dan digadang akan menjuarai kompetisi ini, harus terjun bebas ke posisi ke-4 di hari terakhir.

https://movieon28.com/movies/thats-it/

RS Gaza Kewalahan Tangani Korban Konflik di Tengah Pandemi COVID-19

  Sistem kesehatan di Jalur Gaza sejak awal sudah kewalahan menghadapi pandemi COVID-19. Di tengah ancaman gelombang kedua virus Corona, rumah sakit (RS) kini semakin terbebani akibat kebanjiran pasien korban konflik antara Israel dan Palestina yang memanas.

Sudah lebih dari 580 orang di Palestina dilaporkan terluka dengan 113 di antaranya meninggal dunia akibat serangan udara tentara Israel.


Para tenaga kesehatan yang sejak awal pandemi sudah kelelahan kini harus bekerja ekstra keras untuk merawat korban. Di Rumah Sakit Indonesia korban dilaporkan memenuhi lorong-lorong setelah bom jatuh di dekat lokasi.


"Sebelum ada serangan militer, kami sudah serba kekurangan dan nyaris tidak sanggup menghadapi gelombang kedua Corona," kata pejabat Kementerian Kesehatan Gaza, Abdelatif al-Hajj, seperti dikutipd ari Euronews pada Jumat (14/5/2021).


"Sekarang korban berdatangan dari segala arah, korban yang benar-benar kritis. Saya khawatir akan terjadi kolaps total," lanjutnya.


Baru akhir bulan lalu kasus harian COVID-19 dan kematian di jalur Gaza mencetak rekor tertinggi. Tes yang terbatas hanya bisa memantau lebih dari 105.000 kasus terkonfirmasi dan 976 kematian karena COVID-19.

https://movieon28.com/movies/scary-movie-2/


Panel WHO Sebut Pandemi COVID-19 Harusnya Bisa Dicegah, Lalu Kenapa Menyebar?


The Independent Panel for Pandemic Preparedness and Response (IPPR), yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan pandemi COVID-19 seharusnya dapat dicegah. Namun, kurangnya kesiapsiagaan membuat virus ini menjadi cepat menyebar.

Dalam laporannya, IPPR menemukan berbagai masalah dalam penanganan COVID-19. Salah satunya WHO dianggap telat dalam mengumumkan keadaan darurat global, padahal sejumlah laporan kasus awal sudah ada sejak Desember 2019.


"Situasi yang kita hadapi hari ini sebenarnya bisa dicegah," kata Ellen Johnson Sirleaf, ketua bersama IPPR, dikutip dari BBC.


"Ini karena banyak sekali kegagalan, kesenjangan, dan penundaan dalam kesiapsiagaan dan respons," ujarnya.


Kemudian IPPR juga menganggap pemerintah di berbagai negara terlalu membuang-buang waktu dalam penanganan COVID-19. Mereka tidak segera memberlakukan pembatasan perjalanan ketika wabah virus Corona di China melonjak dan baru bertindak ketika rumah sakit mulai penuh.


Ketika negara-negara seharusnya mempersiapkan sistem fasilitas kesehatan mereka untuk masuknya pasien COVID-19, sebagian besar negara tersebut justru malah berebut peralatan pelindung dan obat-obatan.

Kepemimpinan politik global tidak ada," ucap IPPR, dikutip dari NPR.


"Kombinasi pilihan strategis yang buruk, keengganan untuk mengatasi kesenjangan, dan sistem yang tidak terkoordinasi menciptakan 'campuran beracun' yang memungkinkan pandemi berubah menjadi bencana krisis manusia," jelasnya.


Kini COVID-19 telah merenggut nyawa lebih dari 3,3 juta orang di dunia.


IPPR pun mengungkap adanya masalah sistemik, WHO tidak memiliki kekuatan untuk menyelidiki dan bertindak cepat ketika dihadapkan pada potensi wabah.


"Misi ahli teknis dapat dikirim ke masing-masing negara hanya dengan izin mereka, dan sistem pra-otorisasi misi belum ditetapkan," kata IPPR.


"Seringkali negosiasi berjalan sangat panjang dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan akses untuk melakukan misi yang diperlukan setelah wabah diberitahukan," tambahnya.


Untuk mencegah pandemi berikutnya, IPPR mendesak pembentukan Dewan Ancaman Kesehatan Global dan sistem pengawasan wabah transparan. Masing-masing negara pun diminta untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi krisis berikutnya.

https://movieon28.com/movies/scary-movie/