Tidak semua orang nyaman mengungkapkan hasrat untuk bercinta, sekalipun pada pasangannya. Beberapa orang lebih suka memberikan kode-kode tertentu dengan risiko salah tangkap atau tidak dipahami pasangan.
Nah, sebagai pasangan tidak ada salahnya untuk lebih peka menangkap kode-kode semacam itu. Radar tiap orang tidak selalu sama, jadi ada baiknya selalu meng-upgrade tingkat sensitivitas dalam menangkap kode rahasia tersebut.
Beberapa kode yang umum digunakan saat pasangan ingin bercinta antara lain.
1. Menunjukkan isyarat
Terapis seks Dr Teesla Morgan mengatakan, isyarat tertentu kerap tidak ditangkap oleh pasangan sebagai kode ingin bercinta. Memberikan sinyal ketika pasangan sedang dalam mood yang baik, menurutnya akan lebih mudah ditangkap maksudnya.
"Lebih mudah untuk memulai seks jika pasangan Anda sudah memberi Anda isyarat. Kemudian Anda akan tahu bahwa sinyal Anda akan diterima dengan baik," kata Dr Teesha.
2. Disampaikan langsung
Ini adalah cara paling efektif, lugas dan paling bisa menghindari risiko salah paham. Risikonya adalah, harus siap dengan apapun respons pasangannya, baik setuju ataupun menolak. Nggak boleh baper ya, mungkin memang sedang kelelahan jika salah satu di antaranya menolak.
3. Kirim pesan
Bagaimanapun, tidak semua orang merasa nyaman untuk mengungkapkan keinginan bercinta secara langsung. Mengirimkan pesan melalui ponsel bisa membantu mengatasi masalah tersebut. Tidak selalu pesan yang vulgar, bisa juga dengan pesan-pesan sugestif yang mengisyaratkan ajakan yang dimaksud.
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
https://kamumovie28.com/movies/bait-3/
Habis-habisan Diamuk Corona, Bupati Kudus Ungkap Penyebabnya
Kasus positif COVID-19 di kabupaten Kudus, Jawa Tengah meningkat drastis. Satgas COVID-19 pada Rabu (9/6/2021) menyatakan, Kudus mengalami penambahan kasus terbanyak di RI dalam waktu 3 minggu pasca libur Lebaran, dengan pertambahan sebesar 7.594 persen.
Namun bupati Kudus HM Hartopo mengklaim, kasus COVID-19 di Kudus sudah melandai. Hal tersebut terkait sederet langkah pembenahan tempat isolasi pasien COVID-19 yang tengah diupayakan pemerintah setempat.
"Alhamdulilah Kudus saat ini agak melandai, karena terkait masalah pengurusan isolasi ini yang baru gencar-gencarnya kita evaluasi, karena mengingat untuk isolasi mandiri di rumah di Kudus ini lumayan banyak," jelas Hartopo dalam diskusi daring, Kamis (10/6/2021).
Kenapa kenaikan kasus COVID-19 di Kudus bisa sebesar itu?
Menurut Hartopo, faktor pertama penyebab lonjakan kasus besar-besaran di Kudus adalah sikap abai masyarakat yang sudah divaksin COVID-19. Padahal, vaksin ini tak sepenuhnya mencegah, sehingga kerumunan dan aktivitas tatap muka tetap bisa menimbulkan penularan COVID-19.
Faktor kedua yakni momen Anjangsana, tradisi silaturahmi tatap muka masyarakat Kudus setelah Lebaran. Ia menyayangkan, masyarakat Kudus banyak yang abai soal protokol kesehatan ketika menjadi tradisi ini.
"Anjangsana tradisi di Kudus ini sudah biasa silaturahmi makan-makan atau suguhan. Dengan adanya silaturahmi, orang tua ke sahabat ke saudara ini melepas masker sambil menikmati hidangan yang ada sambil ngobrol. Ini potensi yang amat luar biasa," imbuh Hartopo.
Ia menegaskan, pemerintah setempat menutup sejumlah titik pariwisata demi mencegah kerumunan. Selain itu, mobilitas keluar-masuk Kudus pun diawasi secara ketat demi menekan laju penularan.
"Kalau tujuannya ke Kudus dan tidak urgent, akan kita putar balik. Tapi kalau memang ada kepentingan mungkin bekerja, tugas ke Kudus, tentunya kita bolehkan masuk Kudus dengan menunjukkan hasil swab rapid antigen. Artinya, bebas COVID-19 yang masih aktif 1x24 jam," pungkasnya.