Jumat, 18 Juni 2021

Corona Mengganas! BOR RS di Jabar Lampaui 100 Persen, Jadi 'Alarm' Kolaps?

  Keterisian hunian tempat tidur bed pasien COVID-19 di Jawa Barat meningkat drastis di sejumlah rumah sakit. Ada lebih dari 30 RS di Jabar yang menunjukkan bed occupancy rate-nya (BOR) mencapai hingga melampaui 100 persen, sementara hunian ICU keseluruhan Jabar berada di 72,16 persen.

Hal ini berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) yang dihimpun per 16 Juni 2021. Data Satgas COVID-19 per 13 Juni mencatat dua wilayah Jabar masuk zona merah COVID-19 yaitu Bandung dan Bandung Barat.


Baru-baru ini, Kabid Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Dr Masdalina Pane mewanti-wanti potensi kolaps imbas COVID-19 melonjak dalam dua hingga empat pekan mendatang. "Jika tak ada containment, tidak ada pengendalian yang tepat dan cepat saya bisa katakan 2 minggu sampai 1 bulan lagi kita sudah akan kolaps," tegasnya dalam konferensi pers BNPB Kamis (17/6/2021).


Berikut sebaran fasilitas kesehatan di Jabar yang sudah melampaui BOR 100 persen.


Kota Bandung

1. RS Umum Santo Borromeus: BOR 101,43 persen

2. RS Umum Bungsu: 100 persen


Kota Bogor

3. RS Umum Ummi: BOR 112,5 persen


Kota Bekasi

4. RS Umum Rawa Lumbu: BOR 100 persen

5. RS Umum Anna Medika: BOR 100 persen

6. RS OMNI Pekayon: BOR 100 persen

7. RS Umum Mekar Sari Bekasi: BOR 100 persen

8. RS Umum Pondok Gede: BOR 100 persen

9. RS Umum Citra Harapan: BOR 100 persen

10. RS Umum Islam dr Subki Abdulkadir: BOR 100 persen


Kota Sukabumi

11. RS Umum Kartika Asih: BOR 100 persen


Kab Bandung

12. RS Umum Daerah Cililin (Kab Bandung Barat): BOR 100 persen

13. RS Umum Karya Pangalengan Bhakti (Kab Bandung): BOR 100 persen


Kab Garut

14. RS Umum Intan Husada: BOR 100 persen


Kab Bogor

15. RS Umum Karya Bhakti Pratiwi: BOR 100 persen

16. RS Ibu dan Anak Assalam: BOR 100 persen


Kab Bekasi

17. RS Umum Daerah Kab Bekasi: BOR 118,84 persen

18. RS Umum Karya Medika II: BOR 100 persen

19. RS Umum Tiara: BOR 100 persen

20. RS Eka Bekasi: BOR 100 persen

21. RS Umum Kartika Husada Setu: BOR 100 persen

22. RS Umum Dokter Adam Talib: BOR 100 persen


Kab Karawang

23. RS Umum Saraswati: BOR 100 persen

24. RS Ibu dan Anak Dr Djoko Pramono: BOR 100 persen

25. RS Umum Puri Asih: BOR 100 persen

26. RS Umum Helsa: BOR 100 persen

27. RS Permata Keluarga Karawang: BOR 100 persen


Kab Purwakarta

28. RS Umum Rama Hadi: BOR 100 persen

29. RS Umum Amira: BOR 100 persen

30. RS Umum Holistic Purwakarta: BOR 100 persen

31. RS Umum Siloam Purwakarta: 100 persen



Kab Kuningan

32. RS Umum Wijaya Kusumah: BOR 100 persen

33. RS Umum Juanda: BOR 100 persen

34. RS Umum Kuningan Medical Center: BOR 100 persen


Kab Cianjur

35. RS Umum Daerah Pagelaran: BOR 133,33 persen


Kab Cimahi

36. RS Umum Kasih Bunda: BOR 116,67 persen


Kab Ciamis

37. RS Umum Al-Arif: BOR 100 persen


Kab Indramayu

38. RS Umum Pertamina Balongan Indramayu: BOR 100 persen

https://nonton08.com/movies/code-name-jackal/


6 Fakta Varian Delta, Varian 'Ganas' yang Mendominasi Corona RI


 Varian Corona B1617.2 yang pertama kali ditemukan di India atau varian Delta mulai menyebar di beberapa wilayah Indonesia. Varian ini diklasifikasikan sebagai variant of concern (VoC) oleh WHO karena diduga lebih menular dibandingkan varian aslinya.

Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan per 13 Juni, sudah ada 107 varian Delta yang tersebar, menjadikannya VoC yang mendominasi di Tanah Air.


Mantan Direktur WHO SEARO, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengungkap beberapa hal terkait varian Delta, mulai dari tingkat penularan hingga dampaknya terhadap vaksin.


1. Terbukti lebih menular

Varian Delta telah terbukti meningkatkan risiko penularan. Di Inggris, ada lebih dari 42 ribu kasus varian Delta, naik 70 persen dari minggu sebelumnya atau naik 29 ribu kasus dalam waktu sepekan.


"Juga, Public Health England (PHE) melaporkan bahwa varian Delta ternyata 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alfa. Juga waktu penggandaannya (doubling time) berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari," jelas Prof Tjandra kepada wartawan, Kamis (17/6/2021).

https://nonton08.com/movies/zombie/


Cegah COVID-19, Depok Buat Kampung Siaga dan Stimulus Rp 3 Juta

 Wali Kota Depok Mohammad Idris mengungkapkan bahwa telah membuat sejumlah aturan bagi wilayahnya untuk menangani COVID-19. Adapun terdapat 13 Peraturan Wali Kota, 43 Surat Keputusan, 8 Surat Edaran, dan 4 Instruksi Wali Kota.

"Kita juga membentuk Kampung Siaga berbasis RW yang kita beri stimulus dana 3 juta rupiah supaya mereka bergerak mencegah penularan COVID-19 di hulu," terang Idris dalam keterangan tertulis, Kamis (17/6/2021).

https://nonton08.com/movies/z-o-m-b-i-e-s/


Dia menyebutkan, pemerintah Kota Depok juga menstimulasi tingkat kecamatan dan kelurahan untuk menangani COVID-19. Selain itu, melakukan kerja sama dengan TNI juga efektif dalam menekan mobilitas warga di tingkat kelurahan.


Idrus mengatakan bahwa pendekatan masyarakat dilakukan dengan cara-cara persuasif, yakni dengan menempatkan masyarakat sebagai subjeknya.


"Pembimbing rohani di masa COVID-19 ini kami minta menggerakkan masyarakat dengan cara menyisipkan pesan protokol kesehatan dalam ceramah agama," tambah Idris.


Kendati demikian, dia mengakui, kesadaran warga Depok masih rendah dan perlu terus diingatkan agar tidak lalai menjalankan protokol kesehatan.


"Apalagi RT-RT yang masuk zona hijau karena tidak ada kasus, merasa aman," ungkapnya.


Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Sonny B. Harmadi, menyampaikan, lonjakan kasus terjadi karena adanya libur panjang yang diikuti laju perjalanan penduduk yang masif. Ketika mobilitas naik, Sonny menyimpulkan, kepatuhan protokol kesehatan pun turun.


"Inilah pemicu utama meningkatnya kasus. Kita sebenarnya pernah berhasil menurunkan kasus pada Februari 2021, dari 176.500 lebih menjadi 87.662 kasus aktif karena kepatuhan protokol kesehatan naik dan mobilitas penduduk turun," ungkapnya.

Menurut Sonny, pihaknya saat ini mempertimbangkan agar tidak lagi ada libur panjang. Selain itu, pihaknya tengah mendorong kepatuhan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya klaster kantor.


"Harus ada upaya keras kita bersama agar tidak terjadi kerumunan. Memakai masker jadi kewajiban. Kemudian ada pembatasan mobilitas dan aktivitas. Karenanya, di zona merah, bekerja di kantor itu dibatasi hanya sampai 25 persen," ungkapnya lebih lanjut.


Sementara itu, dari sisi tenaga kesehatan, dr. Tirta menyarankan agar pemerintah mempersiapkan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.


"Jadi edukasi bukan dari dokter lagi, tapi dari kader-kader kesehatan di posyandu-posyandu. Kader-kader ini harus kita tingkatkan untuk mengedukasi kesadaran masyarakat mengenai penyakit menular seperti COVID-19 ini," sarannya.


Klarifikasi hoax terkait penanganan COVID-19 dan vaksinasi COVID-19, menurut dr. Tirta, juga perlu dipercepat lagi.


"Kebanyakan yang mengklarifikasi biasanya teman-teman tenaga kesehatan juga. Saat ini sedang kita usulkan agar hoax-hoax ini bisa diklarifikasi dengan segera," ungkapnya.


dr. Tirta juga mengimbau masyarakat agar tidak lengah. Meski sudah melakukan vaksinasi, tetap menjaga protokol kesehatan.


"Jadi kami mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari perjalanan, apalagi bulan depan juga akan ada momen Idul Adha. Jadi kita fokus mencegah agar peningkatan ini tidak terulang kembali di bulan depan," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/the-odd-family-zombie-on-sale/