Sabtu, 28 Maret 2020

Wisata Religi Juga Bisa di Medan

 Wisata ke Medan, kamu bisa menikmati wisata religi ke masjid-masjid tua dan bersejarah. Yuk!

Jika ke Kota Medan rasanya kurang apabila tidak menyempatkan datang ke Masjid Raya Medan. Bangunan ini terletak di pusat Kota Medan, bentuk arsitektur Eropa, India & Melayu membuat Masjid ini tampak begitu menarik.

Sejarahnya Masjid ini dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Masjid Raya Medan merupakan saksi sejarah pada masa Kesultanan Deli.

JMasjid Raya Medan juga memiliki nama lain dengan sebutan Masjid Al Mashun. Masjid ini memiliki empat pintu dan juga empat serambi, dibagian atas bangunan terdapat empat buah kubah berukuran besar dan kecil membuat tempilan Masjid menjadi gagah.

Selain Masjid Al-Mashun, ada juga masjid yang konon tertua di Medan yaitu, Masjid Al-Osmani yang berada di wilayah Medan Labuhan. Warna Masjid berwarna kuning membuat tampilan Masjid menjadi menarik. Dengan gaya arsitektur India, Tiongkok, Eropa, Melayu & Timur Tengah

Masjid ini dibuat pada masa Sultan Deli ke tujuh oleh Sultan Osman Perkasa Alam. Awalnya tujuan untuk mendirikan Masjid Al-Osmani adalah untuk mengumpulkan umat Islam dan Suku Melayu sebagai pertemuan antara Sultan dengan rakyatnya. Ornamen pada bagian Masjid bergaya Timur Tengah, bentuk bangunan bergaya India dan Arsitektur bergaya Eropa.

Untuk kalian yang singgah di Kota Medan sempatkan mengunjungi Masjid Al-Mashun dan Masjid Al-Osmani, kita bisa menambah wawasan wisata Religi dan mengenal Sejarah Peradaban Islam di Nusantara.

Kemenparekraf Ajak Hotel Kerjasama Untuk Tenaga Medis

Hotel kian sepi. Untuk pencegahan pandemi Corona, hotel-hotel bisa dialihfungsikan sebagai penginapan untuk tenaga medis.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama membuka kerja sama bagi hotel untuk menjadi tempat tinggal sementara tenaga medis. Terutama bagi hotel yang berada di sekitar rumah sakit rujukan.

"Tentunya kerja sama ini terbuka bagi hotel lain atau jaringan hotel lain, yang dapat memenuhi prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi, di antara hotel yang berada di sekitar rumah sakit rujukan," kata Wishnutama dalam siaran langsung melalui akun Youtube BNPB, Sabtu (28/3/2020).

Wishnutama juga meminta agar pihak hotel tidak memutus hubungan kerja para karyawan di masa pandemi Corona (COVID-19). Kerja sama ini dilakukan guna membantu penanganan COVID-19 bagi tenaga medis.

"Serta pihak hotel tidak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan terkait situasi pandemi COVID-19 masih berlangsung," katanya.

"Kerja sama ini tidak hanya sebagai upaya dalam penanganan COVID-19, tapi juga membantu menjaga industri perhotelan dan transportasi yang merupakan bagian penting daripada industri pariwisata," sambung Wishnutama.

Dia meminta semua unsur industri pariwisata turut membantu bekerja sama dalam penanganan COVID-19.

"Pemerintah semua unsur di industri pariwisata dapat membantu bersama menjaga Indonesia dalam rangka penyebaran wabah COVID- 19," tuturnya.

Kamis, 26 Maret 2020

Sepi Penumpang, Japan Airlines Pangkas Rute Internasional

Japan Airlines memangkas rute penerbangan internasional saat wabah virus Corona. Penerbangan dikurangi hingga 64 persen pada 29 Maret hingga 30 April 2020.
Pengumuman itu dilakukan oleh JAL pada Selasa (24/3/2020). Dari awalnya terjadwal 5.148 rute penerbangan internasional, dengan pengurangan itu, JAL hanya akan mengoperasikan 1.833 penerbangan dari Jepang dalam tempo satu bulan.

Dengan jumlah rute penerbangan itu, operasional untuk Asia Barat hanya 26 persen. Sementara itu, untuk penerbangan ke Amerika yang terbesar, mencapai 50 persen. Sisanya untuk penerbangan rute Eropa.

Sebelumnya, Japan Airlines telah memangkas 1.468 penerbangan di 60 rute domestik. Kebijakan itu dilaksanakan mulai 20 Maret hingga setidaknya 28 Maret.

Pemangkasan rute penerbangan itu memang tak bisa dihindari sejak COVID-19 mewabah. Tak sedikit event olahraga dan budaya batal karena Corona.

Sejauh ini, orang terinfeksi Corona di Jepang mencapai 1.089 orang dengan terinfeksi di Jepang langsung 1.054, kembali dari China 15 orang, kasus yang muncul dari hasil pemindaian di bandara tiga orang, dan kasus positif dan menunggu konfirmasi sebanyak tiga orang.

Ngeri, di Bali Tingkat Hunian Hotel Nyaris 0!

Pemerintah menyiapkan kebijakan yang dapat meringankan beban pekerja sektor pariwisata yang kehilangan sumber penghasilan akibat virus corona (Covid-19). Menurut Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) dan Kemenko Marves Jodi Mahardi, pemerintah akan mencarikan lapangan pekerjaan baru kepada mereka yang sifatnya sementara, selagi menunggu sektor pariwisata pulih setelah corona mereda.
"Kita juga tengah menyiapkan program-program yang dapat memberikan lapangan pekerjaan baru selama down time di sektor pariwisata ini," kata dia dalam konferensi video kepada wartawan.

Lanjut dia, sektor pariwisata merupakan salah satu bidang usaha yang paling terkena dampak corona. Oleh karenanya hal itu menjadi fokus perhatian pemerintah, baik pusat maupun daerah.

"Presiden (Jokowi) dilaporkan oleh Gubernur Bali bahwa kondisi occupancy rate (tingkat hunian kamar hotel) hampir sekarang mencapai 0%," jelasnya.

Dengan kata lain pengusaha hotel yang mengandalkan sektor pariwisata nyaris tidak sepeserpun menerima pemasukan dari tamu hotel gara-gara wabah virus Corona. Mereka pun akhirnya merumahkan pekerjanya.

"Jadi arahan Presiden memang kita harus segera fokus mengalihkan anggaran untuk membantu para masyarakat yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari penurunan wisatawan ini," tambahnya.

Antisipasi COVID-19, Dinpar Bantul Tutup Sementara Tempat Wisata

Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Bantul menutup tempat-tempat wisata yang dikelola. Itu untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan hanya bersifat sementara.
Tak hanya Dinas Pariwisata Gunungkidul yang menutup sementara obyek wisata pantai yang menjadi penyumbang utama Pendapatan Asli Daerah, kini giliran Dinas Pariwisata Pemkab Bantul yang menutup sementara obyek wisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemkab Bantul.

"Semua tempat wisata di Bantul yang dikelola oleh Dinas Pariwisata (Kabupaten) Bantul ditutup sementara. Jadi, semua TPR (Tempat Pemungutan Retribusi) tidak dijaga sampai tanggal 31 Maret,"kata Kepala Dinpar Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo saat dihubungi wartawan, Rabu (25/3/2020).

Heru menyebut sejumlah tempat wisata yang dikelola oleh Dinpar Bantul. Di antaranya, wisata Pantai, mulai dari Pantai Parangtritis di Kecamatan Kretek hingga Pantai Baru di Kecamatan Srandakan. Selain itu, untuk tempat wisatanya non Pantai seperti Goa Selarong dan Goa Cerme.

"Khusus desa wisata yang bersifat transaksional seperti pusat kerajinan kulit Manding, pusat batik Wukirsari dan Desa Wisata Krebet masih boleh menerima (wisatawan), asalkan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku," kata Heru.

Tak hanya tempat wisata yang dikelola Dinpar Bantul, sebagian besar tempat wisata di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo juga tutup sementara. Ketua Koperasi Notowono, Purwo Harsono membenarkan hal tersebut, menurutnya Koperasi Notowono mengelola sembilan tempat wisata di Dlingo.

"Ada sembilan tempat wisata (di Dlingo) yang ditutup sementara karena virus Corona, penutupannya itu mulai dari tanggal 21 sampai 31 Maret 2020," katanya.

Pria yang kerap disapa Ipung ini menyebut sembilan tempat tersebut meliputi Puncak Becici, Pinus Pengger, Lintang Sewu, Pinus Asri, Pinus Sari, Bukit Panguk, Bukit Mojo, Seribu Batu dan Pintu Langit.