Senin, 28 September 2020

Ada Banyak Jenis Sepeda, Aturan Wajib Pakai Spakbor Bisa Picu Perpecahan

 Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan aturan tentang keselamatan pesepeda di jalan raya. Aturan tersebut mewajibkan sepeda dilengkapi aksesoris tertentu, seperti bel dan spakbor.

Meski dibuat dengan melibatkan komunitas pesepeda, aturan ini tak luput dari pro dan kontra. Soal kewajiban memakai aksesori tertentu misalnya, dinilai tidak memperhitungkan keberagaman jenis dan aliran bersepeda.


Nikko Priambodo, seorang pesepeda yang juga pendiri Good Ride Bike Coffe, menjelaskan bahwa ada beberapa kategori pesepeda. Ada yang melakukannya karena iseng untuk berolahraga, untuk hobi, ada juga yang meningkatkan performa fisik.


Setiap genre bersepeda, menurut Nikko, punya karakteristik masing-masing. Karenanya, ia berharap pemerintah juga melakukan sosialisasi soal jenis-jenis sepeda.


"Jangan sampai ada perpecahan di antara pesepeda. Misalnya pesepeda lipat yang merasa pesepeda spakbor itu penting. Dia akhirnya membully road bike. Nah ini yang kita hindari," kata Nikko dalam perbincangan dengan detikcom.


Karena ditujukan untuk berkendara dengan kecepatan tinggi, sepeda jenis roadbike umumnya memang tidak dilengkapi spakbor maupun bel sebagaimana diwajibkan dalam aturan terbaru karena bikin berat dan mengganggu aerodinamika.


Sebaliknya, helm yang tidak diwajibkan penggunaannya dalam aturan Menteri Perhubungan, dalam keseharian malah menjadi perlengkapan wajib bagi pengendara roadbike.


"Helm itu seharusnya menjadi aksesoris nomor satu yang harus diwajibkan," kata Adriatik, seorang pesepeda lainnya.

https://indomovie28.net/point-break/


Nyata! Keluarga Sudah Kena, Masih Banyak yang Anggap COVID-19 Rekayasa


Rasa was-was selalu menghampiri Ratu (bukan nama sebenarnya). Bagaimana tidak, ayahnya baru saja didiagnosis terinfeksi COVID-19 namun tampak jelas sang ayah tidak terlalu peduli akan penyakit tersebut. Pikir Ratu, ayahnya cuek-cuek saja karena dia termasuk golongan pasien tanpa gejala.

Kejadian selanjutnya lebih memusingkan lagi. Seharusnya, orang yang telah mendapatkan diagnosis mengisolasi diri dan lingkungan terdekatnya, jika memungkinkan, melakukan tes PCR untuk memastikan tertular atau tidaknya. Hanya saja, di rumah Ratu, bukan hanya sang ayah yang cuek. Ibunya, menurut pandangannya, lebih parah lagi.


"Gimana ya, aku sebenarnya takut banget tapi nggak bisa ngapa-ngapain juga. Aku mau tes, tapi mama selalu bilang 'tes Corona itu cuman akal-akalan (pemerintah) doang biar dapat proyek' Padahal di deket rumah ada tes (COVID-19) gratis," tutur Ratu saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (26/9/2020).


Bukan hanya Ratu yang khawatir, kakaknya pun merasakan hal yang sama. Terlebih jika melihat ibunya seperti golongan yang tidak percaya penyakit COVID-19 ada dan nyata meski ayahnya sudah jelas tertular.


Menurut penuturan Ratu, orangtuanya selalu berbicara mengenai teori-teori yang menyebut virus Corona tidak semematikan itu sehingga tak perlu ambil pusing, meski sudah ada beberapa orang di lingkungan sekitarnya yang sudah tertular COVID-19.


"Mama juga kalau ditanyain sama orang soal kondisi papa, selalu marah. Pokoknya nggak mau percaya gitu. Apalagi kan papa juga Alhamdulillah sehat-sehat aja, makin deh nggak percaya nggak mau tes juga. Bingung pokoknya," ungkap Ratu.


Kejadian serupa juga dialami Bunga (bukan nama sebenarnya). Sejak awal pandemi COVID-19, ia selalu menjaga diri dan keluarganya agar tidak tertular. Mulai dari menyiapkan wastafel di depan rumah sampai mendisinfeksi tiap sudut ruangan minimal dua hari sekali.


Saat salah satu tantenya terinfeksi COVID-19, ia makin menjaga diri agar tidak membawa virus dengan tak pernah keluar rumah. Terlebih, di rumahnya ada orangtuanya yang sudah berusia sepuh, di atas 60 tahun, yang pasti memiliki risiko tinggi untuk tertular.


Hanya saja, beberapa orang di keluarganya tidak memiliki pandangan yang sama. Meski sudah ada yang tertular, saudara dari tantenya yang terinfeksi masih saja ingin mengunjungi kediamannya. Jika diberitahu soal risiko COVID-19, mereka akan marah.

https://indomovie28.net/a-chinese-ghost-story-ii/

5 Makanan Penangkal Bau Mulut Saat Seharian Harus Pakai Masker

 Seharian pakai masker kerap memicu bau mulut tidak sedap. Karena tak percaya diri, akhirnya masker jadi sering dilepas. Wah, jadi rawan penularan COVID-19 dong!

Untuk sekadar menangkal bau mulut, kamu tidak harus melepas masker kok. Ada banyak cara lain untuk mengatasinya. Asupan tertentu bisa menetralkan bau mulut yang tak sedap ketika mulut seharian tertutup masker.


Beberapa di antaranya sebagai berikut.


1. Jahe

Jahe mengandung senyawa yang disebut 6-gingerol. Senyawa ini dapat merangsang enzim di dalam air liur yang membantu memecah senyawa penyebab bau mulut.


2. Melon dan jeruk

Buah melon dan jeruk sangat kaya akan vitamin C. Vitamin ini berfungsi untuk membantu mencegah radang gusi yang menyebabkan bau mulut dan masalah kesehatan mulut lainnya.


3. Buah dan sayuran mentah

Buah dan sayuran mentah memiliki tekstur yang renyah bila dikunyah. Oleh sebab itu, makanan ini sangat membantu memproduksi air liur, sehingga dapat membersihkan bakteri penghasil bau mulut. Rajinlah konsumsi apel, pir, selada, dan kemangi, sehingga dapat menetralkan bau mulut yang tak sedap.


4. Ceri

Ceri dapat menghilangkan bau metil merkaptan atau gas penyebab bau mulut yang terjadi secara alami dalam makanan. Oleh sebab itu, sangat direkomendasikan untuk makan ceri usai kamu mengkonsumsi keju dan bawang yang merupakan makanan penyebab bau mulut.


5. Permen karet

Mengunyah permen karet membantu menghilangkan makanan dan sel-sel mati yang terdapat pada selipan gigi, sehingga membuat mulut menjadi bau. Namun, permen karet yang mengandung kadar gula tinggi, tentu dapat menyebabkan kerusakan gigi. Karena itu, cobalah mengunyah permen karet yang dimaniskan dengan pemanis alami, seperti Xylitol (pemanis pengganti gula).

https://indomovie28.net/desierto-2/


Ada Banyak Jenis Sepeda, Aturan Wajib Pakai Spakbor Bisa Picu Perpecahan


Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan aturan tentang keselamatan pesepeda di jalan raya. Aturan tersebut mewajibkan sepeda dilengkapi aksesoris tertentu, seperti bel dan spakbor.

Meski dibuat dengan melibatkan komunitas pesepeda, aturan ini tak luput dari pro dan kontra. Soal kewajiban memakai aksesori tertentu misalnya, dinilai tidak memperhitungkan keberagaman jenis dan aliran bersepeda.


Nikko Priambodo, seorang pesepeda yang juga pendiri Good Ride Bike Coffe, menjelaskan bahwa ada beberapa kategori pesepeda. Ada yang melakukannya karena iseng untuk berolahraga, untuk hobi, ada juga yang meningkatkan performa fisik.


Setiap genre bersepeda, menurut Nikko, punya karakteristik masing-masing. Karenanya, ia berharap pemerintah juga melakukan sosialisasi soal jenis-jenis sepeda.


"Jangan sampai ada perpecahan di antara pesepeda. Misalnya pesepeda lipat yang merasa pesepeda spakbor itu penting. Dia akhirnya membully road bike. Nah ini yang kita hindari," kata Nikko dalam perbincangan dengan detikcom.


Karena ditujukan untuk berkendara dengan kecepatan tinggi, sepeda jenis roadbike umumnya memang tidak dilengkapi spakbor maupun bel sebagaimana diwajibkan dalam aturan terbaru karena bikin berat dan mengganggu aerodinamika.


Sebaliknya, helm yang tidak diwajibkan penggunaannya dalam aturan Menteri Perhubungan, dalam keseharian malah menjadi perlengkapan wajib bagi pengendara roadbike.


"Helm itu seharusnya menjadi aksesoris nomor satu yang harus diwajibkan," kata Adriatik, seorang pesepeda lainnya.

https://indomovie28.net/tanhaji-the-unsung-warrior/