Minggu, 22 Juni 2014

3 Tips Ampuh Marketing di Social Media

Tahun 2013 adalah tahun yang sangat sosial. Bagaimana tidak? Ada banyak platform sosial baru yang muncul, sehingga menyebabkan anggaran untuk pemasaran via kanal media sosial membengkak.

Riset membuktikan bahwa 78% dari perusahaan-perusahaan yang disurvei kini memiliki tim yang didedikasikan untuk mengurus media sosial.

Twitter tidak lagi menjadi tempat untuk sekadar membahas rencana makan siang bagi para profesional di bidang marketing, karena 93% dari para profesional tersebut juga menggunakan media sosial untuk berbisnis.

Data terbaru menunjukkan bahwa Twitter kini memiliki 232 juta pengguna aktif yang mengirimkan lebih dari 500 juta tweet per harinya, luar biasa bukan? Mereka juga telah sukses melakukan IPO, dan meluncurkan aplikasi populer untuk video, yaitu: Vine.

Selain itu, ada Instagram yang sangat sukses di tahun 2013 dan memperkenalkan fungsi video serta program periklanan berbayar.

Meningkatnya kepopuleran dari platform foto dan video Snapchat juga membuktikan bahwa, foto dan video akan menjadi elemen-elemen penting di masa depan terutama untuk bidang marketing.

Belajar dari hal-hal tersebut di tahun 2013, ini adalah 3 hal yang sebaiknya mulai menjadi fokus untuk para pemasar di tahun 2014:

1. Buat anggaran serta strategi khusus untuk beriklan di media sosial.

Periklanan di media sosial juga menunjukkan tanda-tanda peningkatan dengan prakiraan total belanja iklan sebesar USD 10.24 miliar di tahun 2013.

Semakin banyak perusahaan yang menciptakan strategi khusus untuk beriklan di media sosial dan menyisihkan anggaran yang tidak sedikit.

Twitter serta Facebook masih menjadi platform nomor satu dalam beriklan di media sosial, tapi LinkedIn juga mulai menjadi tempat yang populer untuk beriklan.

2. Customer Experience adalah hal utama di tahun 2014.

Media sosial juga menciptakan kebutuhan akan tim pelayanan pelanggan yang siap di jejaring sosial. Akhir-akhir ini, semakin banyak konsumen yang menyuarakan ketidakpuasannya lewat media sosial dan bukan ke pusat layanan pelanggan.

Faktanya, lebih dari 42% pelanggan yang berusaha untuk menghubungi brand lewat media sosial mengharapkan adanya respon dalam 60 menit atau kurang.

Selain itu, dilaporkan juga bahwa 80% dari keluhan yang ada di media sosial ternyata tidak mendapat tanggapan.

Oleh karena itu, sangatlah penting bagi perusahaan untuk menciptakan strategi media sosial yang mampu merangkul seluruh aspek bisnis, dari tim sales sampai layanan pelanggan.

Dari seluruh perusahaan yang disurvei, hanya 17% yang merasa bahwa strategi media sosial mereka sudah matang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan masih harus banyak belajar mengenai media sosial.

3. Berinvestasilah pada teknologi.

'Tidak terukur' adalah mantra yang usang di tahun 2014. Umumnya, pemasar di media sosial melaporkan keluhan yang paling sering terdengar adalah bahwa ROI media sosial tidak bisa dilaporkan secara efektif karena hal tersebut.

Dengan semakin banyaknya alat pengukuran media sosial yang tersedia, salah satunya adalah Oracle SRM solution, pemasar bisa mendapatkan berbagai analisis, dari jumlah mention, sentimen, sampai dengan siapa saja influencer yang berinteraksi dengan konten.

Hal yang paling penting adalah memiliki strategi khusus untuk mencapai tujuan yang hendak diraih melalui media sosial, dan memilih teknologi terbaik yang bisa membantu dalam pelaksanaannya.

Dengan semua tips tersebut, niscaya 2014 akan menjadi tahun yang membuahkan hasil untuk marketing lewat media sosial.




*) Penulis, Lauren Harper adalah Social Marketing Manager untuk Oracle Eloqua. Ia memiliki passion yang tinggi terhadap komunitas dan pengelolaan media sosial. Follow akun Twitter Lauren di: @LaurenEHarper.

Sumber : http://inet.detik.com/read/2014/02/24/094535/2506207/398/3/3-tips-ampuh-marketing-di-sosial-media

Sabtu, 21 Juni 2014

Lahirnya Baidu Rival Google yang Mengguncang Dunia

Lulus S2 pada tahun 1994, Robin Li tidak lantas pulang ke China. Dia masih menetap di Amerika Serikat dan langsung bekerja mengembangkan software untuk edisi online media terkemuka, Wall Street Journal.

Masa-masa ini membuatnya akrab dengan perkembangan teknologi di Silicon Valley. Li kemudian tertarik dalam salah satu bidang teknologi yang sedang hangat pada saat itu, yaitu memilah-milah informasi di internet.

Tahun 1996, Li membuat terobosan besar. Ia mengembangkan mekanisme pencarian online link analysis, yang memperingkat popularitas sebuah website berdasarkan berapa banyak website lain yang punya link dengan website tersebut. Dia mematenkan algoritma mesin cari bernama RankDex yang kemudian menjadi pondasi Baidu.

"Saat aku menciptakannya, aku sangat senang. Aku memberitahukannya pada bosku tapi dia tidak begitu tertarik," kata Li. Merasa kecewa, ia mencari cara lain agar teknologinya berguna. Pada sebuah konferensi komputer di Silicon Valley, Li membuat booth sendiri untuk mendemonstrasikan temuannya.

William I Chang, eksekutif mesin cari Infoseek yang tenar waktu itu, terkesima dengan kebolehan Li dan merekrutnya sebagai karyawan. "Li mungkin adalah orang paling brilian dan paling fokus. Dan temuannya masih menjadi standar bagus dalam hal relevansi pencarian web," kata William.

Tahun 1999, Infoseek diakuisisi Disney dan tidak begitu fokus lagi dalam layanan mesin cari. Pada tahap inilah, Li memutuskan mendirikan perusahaan sendiri bersama Eric Xu, pria yang punya banyak kontak di Silicon Valley.

Keduanya berhasil mendapatkan pendanaan senilai USD 1,2 juta dari Integrity Partners dan Peninsula Capital. Li kembali ke China dan Baidu pun didirikan pada tahun 2000. "Ketika aku pulang, aku sudah mempersiapkan diri untuk kehidupan yang berat. Tapi akhirnya tidak buruk-buruk amat kok," kata Li.

Awalnya, perusahaan Baidu beroperasi sebagai penyedia teknologi mesin cari ke perusahaan lain, sebelum akhirnya mengguncang China dengan produk sendiri.


Robin Li, Orang Terkaya China yang 'Membunuh' Google


Robin Li terlihat sebagai sosok kalem. Tapi jangan salah, dia bukan warga China kebanyakan. Pria berusia 45 tahun ini adalah orang terkaya di Negeri Tirai Bambu itu, dengan harta total di kisaran USD 12,2 miliar pada bulan Desember 2013, menurut penelitian dari Forbes.

Kekayaan Robin berkat perusahaan mesin cari online yang didirikannya, Baidu. Baidu sampai saat ini kokoh menjadi mesin cari terbesar di China denganmarket share di kisaran 64%. Mereka sukses 'membunuh' Google di China, yang pangsa pasarnya sangat rendah.

Memang meroketnya Baidu tak lepas dari kebijakan pemerintah China yang sering memblokir Google sehingga perusahaan asal Amerika Serikat ini sangat terbatas ruang geraknya. Tapi tetap saja naiknya Baidu juga berkat kualitas yang dimilikinya, sehingga warga China memilihnya sebagai mesin cari utama.

Pria yang menikah dan punya 4 anak ini pun jelas bangga akan pencapaiannya itu. Apalagi sejak tahun 2007, Baidu menjadi perusahaan China pertama yang masuk indeks NASDAQ 100, salah satu indeks pasaran saham yang paling dihormati.

Meski sudah sukses luar biasa, Li rupanya masih berambisi besar. Ia pernah mengutarakan niatnya untuk menjadi perusahaan global, tidak hanya jago kandang saja.

"Ketika pasar China berhenti tumbuh lebih cepat dari negara lain di dunia, kami akan melihat keluar. Alasan kami fokus di sini adalah China merupakan pasar dengan pertumbuhan tercepat yang bisa kami akses," tuturnya.



Sumber : http://inet.detik.com/read/2014/06/20/125147/2614177/398/lahirnya-baidu-rival-google-yang-mengguncang-china?i992203105