Kamis, 29 Oktober 2020

Vaksin Mampu Kendalikan Penyebaran Penyakit Berbahaya, Ini Faktanya

 Pemerintah Indonesia memastikan vaksin COVID-19 akan tersedia mulai November 2020. Penyuntikan vaksin kepada masyarakat dilakukan untuk mempercepat penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

Efektivitas vaksin sudah teruji dalam mengendalikan wabah penyakit seperti polio, cacar, dan campak. Aktivis Yayasan Orangtua Peduli dr Endah Citraresmi Sp.A (K) menjelaskan vaksin dibuat dari virus atau bakteri yang dilemahkan. Penyuntikan vaksin dapat menstimulasi pembentukan kekebalan tubuh manusia dari penyakit tertentu, sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan.


"Pada saat kita diberikan vaksin, maka tubuh kita akan membentuk antibodi untuk memproteksi kita. Jadi kita akan kebal terhadap infeksi di kemudian hari dan tidak ada periode sakitnya," jelas dr Endah, dikutip Minggu (25/10/2020).


Hal itu dikatakan dalam Webinar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dengan tema Disinformasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, Jumat (23/10).


Pemberian vaksin sejak dini, lanjut Endah, terbukti efektif menurunkan angka kematian akibat penyakit-penyakit berisiko tinggi. Pada laporan tahun 2019, kasus campak tercatat menurun hingga lebih dari 99% dibandingkan dengan awal abad 20.


Begitu pula penyakit pertusis turun lebih dari 92%, gondongan berkurang 98%, rubella menurun lebih dari 99%, difteri turun 99%, polio berkurang hampir 100%, dan cacar juga berkurang siginifikan.


Mengacu pada data tersebut, dr. Endah mengatakan vaksin memiliki manfaat dan khasiat yang besar untuk melindungi kesehatan masyarakat.

https://cinemamovie28.com/big-booty-neighborhood-wives-3/


Sebaran Virus Corona Indonesia 29 Oktober: 3.565 Kasus Baru, DKI Sumbang 713


 Pemerintah melaporkan 3.565 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Kamis (29/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 404.048 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 713 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 459 kasus baru per 29 Oktober.


Dikutip dari laman covid19.go.id, pada hari ini ada sebanyak 3.985 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona sebanyak 89 orang.


Berikut detail sebaran 3.565 kasus baru Corona di Indonesia pada Kamis (29/10/2020):


DKI Jakarta: 713 kasus

Jawa Barat: 459 kasus

Jawa Tengah: 368 kasus

Sumatera Barat: 335 kasus

Jawa Timur: 268 kasus

Riau: 260 kasus

Kalimantan Timur: 208 kasus

Kepulauan Riau: 163 kasus

Banten: 91 kasus

Sumatera Utara: 88 kasus

DI Yogyakarta: 82 kasus

Sumatera Selatan: 77 kasus

Sulawesi Utara: 64 kasus

Bali: 59 kasus

Sulawesi Tenggara: 46 kasus

Kalimantan Tengah: 40 kasus

Aceh: 34 kasus

Kalimantan Selatan: 32 kasus

Jambi: 31 kasus

Lampung: 28 kasus

Sulawesi Selatan: 23 kasus

Papua: 20 kasus

Kalimantan Barat: 13 kasus

NTB: 10 kasus

NTT: 10 kasus

Bengkulu: 9 kasus

Kalimantan Utara: 9 kasus

Papua Barat: 8 kasus

Sulawesi Tengah: 7 kasus

Bangka Belitung: 5 kasus

Maluku: 5 kasus


6 Manfaat Daun Pandan untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui


 Daun pandan terkenal karena aromanya yang wangi. Biasanya daun ini digunakan untuk penyedap masakan mulai dari kudapan sampai menanak nasi. Namun rupanya daun pandan ini juga punya manfaat bagi kesehatan.

Pandan paling memang paling sering dikonsumsi sebagai penyedap masakan terutama di kawasan Asia. Kemudian berkembang diolah menjadi beragam minuman seperti teh daun pandan dan sirop.


Bahkan daun pandan ini kemudian digunakan dalam campuran minuman kopi kekinian di Indonesia. Belakangan daun ini juga diekstraksi untuk dijadikan minyak esensial atau dijadikan pasta.


Daun pandan sangat mudah ditanam. Banyak orang yang menanam daun pandan tanpa perawatan yang sulit.


Porsi Konsumsi

Karena pandan memiliki rasa yang wangi, konsumsi satu atau dua ikat daun pandan biasanya sudah lebih dari cukup. Ketahuilah bahwa daun segar meninggalkan aroma yang jauh lebih kuat daripada yang dibekukan atau dikeringkan.

https://cinemamovie28.com/amakuchi-knight/


Benarkah Sperma Jago Berenang? Simak Fakta-fakta di Balik 5 Mitos Sperma

  Sperma merupakan bagian terpenting dalam sistem reproduksi pria. Sperma yang dikeluarkan pria saat ejakulasi akan membuahi sel telur sehingga terjadi kehamilan.

Namun banyak mitos yang terkadang tidak masuk akal terkait sperma dan dipercayai oleh orang-orang. Padahal, mitos tersebut bisa jadi menyesatkan karena tidak didukung penelitian ilmiah.


Dikutip dari Healthline, berikut fakta-fakta di balik 5 mitos sperma yang masih dipercaya banyak orang:


1. MITOS: Sperma berenang lurus

Banyak orang yang membayangkan bahwa ketika sperma berenang menuju sel telur sama seperti sebuah perlombaan renang. Faktanya tidak semua sperma berenang lurus menuju sel telur. Dari sekian banyak sel sperma yang dikeluarkan, ada yang bergerak maju, membentuk lingkaran, hingga yang diam di tempat.


2. MITOS: Sperma hanya hidup sebentar setelah dilepaskan

Sperma dipercaya memiliki masa hidup yang pendek setelah ejakulasi. Faktanya, tidak selalu sperma memiliki masa hidup pendek. Sperma yang berhasil masuk ke vagina dapat hidup hingga lima hari. Hal ini karena efek perlindungan dari lendir serviks dan kriptus serviks. Namun, sperma akan mati di luar vagina beberapa menit setelah ejakulasi.


3. MITOS: Sperma langsung menuju sel telur

Banyak yang menganggap sperma langsung berenang untuk membuahi ovum ketika dikeluarkan saat ejakulasi. Namun faktanya tidak sesederhana itu, beberapa sperma akan menempel pada tuba fallopi sampai waktu pembuahan.

https://cinemamovie28.com/true-love/


Vaksin Mampu Kendalikan Penyebaran Penyakit Berbahaya, Ini Faktanya


Pemerintah Indonesia memastikan vaksin COVID-19 akan tersedia mulai November 2020. Penyuntikan vaksin kepada masyarakat dilakukan untuk mempercepat penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

Efektivitas vaksin sudah teruji dalam mengendalikan wabah penyakit seperti polio, cacar, dan campak. Aktivis Yayasan Orangtua Peduli dr Endah Citraresmi Sp.A (K) menjelaskan vaksin dibuat dari virus atau bakteri yang dilemahkan. Penyuntikan vaksin dapat menstimulasi pembentukan kekebalan tubuh manusia dari penyakit tertentu, sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan.


"Pada saat kita diberikan vaksin, maka tubuh kita akan membentuk antibodi untuk memproteksi kita. Jadi kita akan kebal terhadap infeksi di kemudian hari dan tidak ada periode sakitnya," jelas dr Endah, dikutip Minggu (25/10/2020).


Hal itu dikatakan dalam Webinar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dengan tema Disinformasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, Jumat (23/10).


Pemberian vaksin sejak dini, lanjut Endah, terbukti efektif menurunkan angka kematian akibat penyakit-penyakit berisiko tinggi. Pada laporan tahun 2019, kasus campak tercatat menurun hingga lebih dari 99% dibandingkan dengan awal abad 20.


Begitu pula penyakit pertusis turun lebih dari 92%, gondongan berkurang 98%, rubella menurun lebih dari 99%, difteri turun 99%, polio berkurang hampir 100%, dan cacar juga berkurang siginifikan.


Mengacu pada data tersebut, dr. Endah mengatakan vaksin memiliki manfaat dan khasiat yang besar untuk melindungi kesehatan masyarakat.

https://cinemamovie28.com/a-room-with-a-view-delicious-sex-2/