Kamis, 29 Oktober 2020

Benarkah Sperma Jago Berenang? Simak Fakta-fakta di Balik 5 Mitos Sperma

  Sperma merupakan bagian terpenting dalam sistem reproduksi pria. Sperma yang dikeluarkan pria saat ejakulasi akan membuahi sel telur sehingga terjadi kehamilan.

Namun banyak mitos yang terkadang tidak masuk akal terkait sperma dan dipercayai oleh orang-orang. Padahal, mitos tersebut bisa jadi menyesatkan karena tidak didukung penelitian ilmiah.


Dikutip dari Healthline, berikut fakta-fakta di balik 5 mitos sperma yang masih dipercaya banyak orang:


1. MITOS: Sperma berenang lurus

Banyak orang yang membayangkan bahwa ketika sperma berenang menuju sel telur sama seperti sebuah perlombaan renang. Faktanya tidak semua sperma berenang lurus menuju sel telur. Dari sekian banyak sel sperma yang dikeluarkan, ada yang bergerak maju, membentuk lingkaran, hingga yang diam di tempat.


2. MITOS: Sperma hanya hidup sebentar setelah dilepaskan

Sperma dipercaya memiliki masa hidup yang pendek setelah ejakulasi. Faktanya, tidak selalu sperma memiliki masa hidup pendek. Sperma yang berhasil masuk ke vagina dapat hidup hingga lima hari. Hal ini karena efek perlindungan dari lendir serviks dan kriptus serviks. Namun, sperma akan mati di luar vagina beberapa menit setelah ejakulasi.


3. MITOS: Sperma langsung menuju sel telur

Banyak yang menganggap sperma langsung berenang untuk membuahi ovum ketika dikeluarkan saat ejakulasi. Namun faktanya tidak sesederhana itu, beberapa sperma akan menempel pada tuba fallopi sampai waktu pembuahan.

https://cinemamovie28.com/true-love/


Vaksin Mampu Kendalikan Penyebaran Penyakit Berbahaya, Ini Faktanya


Pemerintah Indonesia memastikan vaksin COVID-19 akan tersedia mulai November 2020. Penyuntikan vaksin kepada masyarakat dilakukan untuk mempercepat penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

Efektivitas vaksin sudah teruji dalam mengendalikan wabah penyakit seperti polio, cacar, dan campak. Aktivis Yayasan Orangtua Peduli dr Endah Citraresmi Sp.A (K) menjelaskan vaksin dibuat dari virus atau bakteri yang dilemahkan. Penyuntikan vaksin dapat menstimulasi pembentukan kekebalan tubuh manusia dari penyakit tertentu, sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan.


"Pada saat kita diberikan vaksin, maka tubuh kita akan membentuk antibodi untuk memproteksi kita. Jadi kita akan kebal terhadap infeksi di kemudian hari dan tidak ada periode sakitnya," jelas dr Endah, dikutip Minggu (25/10/2020).


Hal itu dikatakan dalam Webinar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dengan tema Disinformasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, Jumat (23/10).


Pemberian vaksin sejak dini, lanjut Endah, terbukti efektif menurunkan angka kematian akibat penyakit-penyakit berisiko tinggi. Pada laporan tahun 2019, kasus campak tercatat menurun hingga lebih dari 99% dibandingkan dengan awal abad 20.


Begitu pula penyakit pertusis turun lebih dari 92%, gondongan berkurang 98%, rubella menurun lebih dari 99%, difteri turun 99%, polio berkurang hampir 100%, dan cacar juga berkurang siginifikan.


Mengacu pada data tersebut, dr. Endah mengatakan vaksin memiliki manfaat dan khasiat yang besar untuk melindungi kesehatan masyarakat.

https://cinemamovie28.com/a-room-with-a-view-delicious-sex-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar