Sabtu, 22 Mei 2021

Wajib Tahu! Ini Sederet Gejala Umum pada Pasien COVID-19

 Penambahan kasus COVID-19 di Indonesia masih terus terjadi. Gejala yang dialami oleh 1 pasien belum tentu sama persis pada pasien lainnya. Lantas, apa saja gejala umum pada pasien COVID-19?

Mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala virus Corona yang muncul memang bisa beragam. Mulai dari gejala ringan, sedang, hingga berat yang muncul perlahan.


Menurut Satgas COVID-19, seseorang umumnya membutuhkan waktu paling lama 14 hari untuk merasakan gejala sejak terinfeksi COVID-19. Inilah yang membuat pendeteksian infeksi COVID-19, termasuk peningkatan kasus pasca momen mudik Lebaran, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.


"Manifestasi kasus Lebaran sejak periode peniadaan mudik 6-17 Mei 2021 baru bisa kita lihat 2 minggu ke depan berdasarkan analisis data yang valid. Mengingat perkembangan COVID-19 ini berdasarkan riwayat alamiah penyakitnya membutuhkan waktu baik untuk terdeteksi pada alat diagnostik maupun menunjukan gejala," terang Juru bicara Satgas Pengendalian COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/5/2021).


Berdasarkan keterangan Satgas COVID-19, gejala umum awal COVID-19 mencakup demam, rasa lelah, dan batuk kering. Namun, ada pula pasien yang mengalami rasa nyeri, pilek, sakit tenggorokan, dan diare.


Berikut persentase sejumlah gejala umum pada pasien COVID-19 berdasarkan penelitian pada 2020, dikutip dari Medical News:


Batuk kering: 60,4 persen

Sesak napas: 41,1 persen

Demam: 55,5 persen

Nyeri otot: 44,6 persen

Sakit kepala: 42,6 persen

Sakit tenggorokan: 31,2 persen

Gangguan atau hilang kemampuan penciuman dan mengecap (anosmia): 64,4 persen

Kelelahan: 68,3 persen.

Satgas COVID-19 menegaskan, orang yang terlanjur melakukan perjalan mudik pada momen Lebaran lalu perlu melakukan karantina selama 5x24 jam.


Pasalnya, gejala umum pada pasien COVID-19 ini tak selalu sama pada setiap orang. Ada pula pasien COVID-19 yang menunjukan gejala amat minim, atau tidak bergejala sama sekali.

https://movieon28.com/movies/disorder/


WHO Perkirakan Angka Kematian COVID-19 Global 2-3 Kali Lipat yang Dilaporkan


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jumlah orang yang meninggal akibat COVID-19 di seluruh dunia sebenarnya bisa mencapai 2-3 kali lipat lebih besar dari yang dilaporkan. Disebutkan, setidaknya ada 6-8 juta orang yang mungkin telah meninggal karena pandemi Corona hingga saat ini.

"Jumlah ini benar-benar akan menjadi 2-3 kali lebih tinggi. Jadi menurut saya, ada sekitar 6-8 juta orang yang diperkirakan meninggal," kata Asisten Direktur Jenderal WHO Samira Asma, dalam data dan analitiknya, Jumat (21/5/2021), dikutip dari Reuters.


Apabila dilihat dari data Worldometers pada Jumat (21/5/2021) sore, total orang yang meninggal akibat COVID-19 di dunia ada sebanyak 3.445.654 orang. Kemudian total pasien yang sudah sembuh sebanyak 146.587.431 orang. Total kasus Coronanya sendiri sudah mencapai 165.879.334 kasus.


Negara mana saja yang menjadi penyumbang kasus kematian tertinggi?

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus kematian Corona terbanyak di dunia, yakni 602.616 orang. Kemudian diikuti Brasil di posisi kedua dengan 444.391 orang.


Berikut daftar 10 negara dengan kasus kematian tertinggi per 21 Mei 2021.


1. Amerika Serikat

Total meninggal: 602.616 orang

Total sembuh: 27.358.651 orang

Total kasus: 33.833.181 orang.

2. Brasil

Total meninggal: 444.391 orang

Total sembuh: 14.385.962 orang

Total kasus: 15.898.558 orang.

3. India

Total meninggal: 291.365 orang

Total sembuh: 22.712.735 orang

Total kasus: 26.031.991 orang.

4. Meksiko

Total meninggal: 221.080 orang

Total sembuh: 1.909.187 orang

Total kasus: 2.390.140 orang.

5. Inggris

Total meninggal: 127.701 orang

Total sembuh: 4.285.888 orang

Total kasus: 4.455.221 orang.

6. Italia

Total meninggal: 124.810 orang

Total sembuh: 3.753.965 orang

Total kasus: 4.178.261 orang.

7. Rusia

Total meninggal: 117.361 orang

Total sembuh: 4.591.770 orang

Total kasus: 4.974.908 orang.

https://movieon28.com/movies/god-2/

Kamis, 20 Mei 2021

Waduh! Negara Ini Musnahkan Hampir 20 Ribu Vaksin Corona, Ada Apa?

 Pemerintah Malawi, sebuah negara di Afrika, dilaporkan telah membakar hampir 20 ribu dosis vaksin Corona AstraZeneca. Langkah ini dilakukan karena vaksin tersebut sudah kedaluwarsa pada pertengahan April lalu.

Menteri Kesehatan Khumbize Kandodo Chiponda memasukkan beberapa botol yang sudah kedaluwarsa ke dalam insinerator untuk memulai penghancuran pada Rabu (19/5/2021) di Rumah Sakit Pusat Kamuzu di ibu kota Lilongwe.


"Kami memusnahkan (vaksin ini) karena sesuai kebijakan pemerintah tidak ada komoditas kesehatan yang sudah kedaluwarsa yang akan digunakan," katanya dikutip dari AP News.


"Secara historis di bawah program imunisasi yang diperluas di Malawi, tidak ada vaksin kedaluwarsa yang pernah digunakan," lanjutnya.


Dia mengatakan pembakaran vaksin Corona akan membangun kepercayaan publik bahwa semua vaksin yang digunakan di Malawi adalah baik.


Vaksin yang dibakar adalah sisa dari 102.000 dosis yang tiba di Malawi pada 26 Maret dengan hanya 18 hari sampai mereka kedaluwarsa pada 13 April. Semua dosis lain dari pengiriman, yang disumbangkan oleh Uni Afrika, berhasil diberikan.


"Atas nama pemerintah, saya meyakinkan semua warga Malawi bahwa tidak ada yang akan diberi vaksin COVID yang kedaluwarsa," tutur Kandodo.


Malawi mendapatkan pengiriman 360.000 dosis pertama vaksin AstraZeneca pada awal Maret dari inisiatif COVAX yang didukung PBB yang menyediakan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.


Negara itu menerima 50.000 dosis AstraZeneca lainnya dari pemerintah India. Dengan donasi AU, Malawi memiliki total 512.000 dosis AstraZeneca. Dari jumlah tersebut, sekitar 20 ribu dibakar.


"Penghancuran vaksin disaksikan oleh beberapa pejabat tinggi untuk meningkatkan transparansi," kata sekretaris kesehatan Charles Mwansambo.

https://nonton08.com/movies/the-god/


Nakes Malaysia Ceritakan Kondisi Pandemi Corona di Negeri Jiran Kian Memburuk


Di tengah lonjakan kasus COVID-19 Malaysia, seorang nakes di sana bercerita melalui Instagramnya tentang apa yang terjadi di rumah sakit, dan kesulitan yang harus mereka alami.

Dalam unggahan Instagram-nya, Andrew Yem, bekerja sebagai apoteker bangsal di Rumah Sakit Kuala Lumpur, menyatakan "Ini adalah penyebaran terburuk yang kami alami sejak dimulainya pandemi di negara kami."


"Setelah berjuang selama setahun, kami berada di posisi yang lebih buruk dari tahun lalu. Kami kehabisan tempat tidur, petugas perawatan kesehatan yang lelah bekerja dalam shift ganda, kami telah mengambil dua kali lipat dari kapasitas pasien biasanya," lanjurnya.


Andrew juga membagikan beberapa foto tentang apa yang terjadi di bangsal.


Dia menjelaskan, gambaran tersebut hanya menunjukkan potongan-potongan dari apa yang terjadi setiap hari. Itu tidak sebanding dengan kejadian sebenarnya di lapangan.


Menurutnya, tidak dapat disembunyikan bahwa jumlah korban tewas akan terus meningkat.


"Ini baru permulaan dan tidak seperti yang pernah kita lihat sebelumnya," katanya.


Dikutip dari laman World of Buzz, dia menceritakan jika staf medis di rumah sakitnya bekerja lembur. Beberapa dari mereka melewatkan makan, karena jadwal mereka yang padat dalam beban kerja setiap hari.


Para dokter bekerja dalam shift panjang 12 jam, dan bahkan ada yang hingga 24 jam jika mereka siap dipanggil.


Andrew menambahkan bahwa kapasitas ruangan ICU telah meningkat hampir dua kali lipat. Pengembangan dilakukan ke berbagai bangsal untuk menampung lebih banyak pasien, dan semua terisi dengan cepat.


"Saya hanya akan mengatakan ini, jika kita berpikir situasinya sudah buruk, itu akan menjadi lebih buruk," jelasnya.


Andrew juga mengatakan, meskipun batasan tidak seketat dulu di MCO (Malaysian movement control / lockdown Malaysia), tanggung jawab ada pada semua orang untuk menjaga kedisiplinan.


Selain itu, Andrew juga berharap masyarakat tetap bisa menjaga pikirannya dan tidak memikirkan hal-hal negatif. Sebab, itu tidak akan mengubah sedikitpun dari apa yang sedang terjadi sekarang.


"COVID-19 tidak mengenal ras, status, identitas. Tapi itu bisa dikalahkan. Semoga MCO kali ini memiliki makna yang benar-benar baru, Malaysia dapat mengatasi (COVID-19)," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/sibyl/