Senin, 02 Juni 2014

Manfaat Larangan Merokok untuk Mengurangi Resiko Penyakit Jantung dan Stroke

Merokok diketahui memiliki dampak yang negatif bagi kesehatan jantung. Larangan merokok pun dinilai dapat mengurangi risiko penyakit tersebut. Sebuah studi baru menemukan, perawatan rumah sakit untuk penyakit jantung dan stroke menurun tajam di Michigan setelah pemerintah memberlakukan larangan merokok dalam bar dan restoran.

Kendati demikian, para peneliti tidak mengatakan bahwa larangan merokok berdampak secara langsung pada penurunan perawatan di rumah sakit. Ini karena adanya faktor lain yang mempengaruhi penurunan.

Hingga kini para peneliti mencatat, larangan merokok ikut mempengaruhi laju perawatan di rumah sakit. Larangan merokok memiliki dampak pada penurunan pada jumlah orang yang dirawat karena penyakit jantung dan stroke.

Di tahun 2010, Michigan melarang aktivitas merokok di tempat kerja, termasuk di bar dan restoran. Para peneliti kemudian menganalisis statistik dari perawatan di rumah sakit satu tahun sebelum dan sesudah larangan tersebut. Mereka menemukan, laju perawatan di rumah sakit menurun dua persen dari 65.329 ke 64.002. Laju kematian pun menurun.

Penulis studi belum bisa memastikan faktor lain yang ikut berkontribusi menurunkan angka ini. Namun mereka percaya, hubungan tersebut pasti ada.

"Larangan merokok dalam ruangan belum berlaku secara nasional, padahal aturan tersebut dapat memperbaiki kesehatan masyarakat dan berpotensi menekan pembiayaan kesehatan," ujar ketua studi Sourabh Aggarwal, dokter residen dari departemen kedokteran internal di Western Michigan University School of Medicine.

Menurutnya, perawatan kesehatan tidak hanya ada di tingkat individual, tetapi perlu diaplikasikan secara luas. Peraturan terkait kesehatan masyarakat perlu diimplementasikan pada tingkat yang tertinggi.


"Perokok Sosial" Sama Berbahayanya dengan Perokok Berat

Mereka hanya merokok pada kesempatan tertentu, terutama saat sedang bersosialisasi dengan teman. Para perokok tersebut sering disebut dengan "perokok sosial". Meski frekuensi merokok mereka tergolong jarang, nyatanya bahaya kesehatannya sama saja dengan perokok berat.

Para ilmuwan sampai saat ini tidak menemukan batasan "aman" dari merokok. Dengan kata lain, sering merokok atau merokok kadang-kadang memiliki efek buruk pada tubuh, bahkan hingga tingkat sel.

Selain merusak paru, risiko kesehatan yang mengancam ialah sebagai berikut.

- Gangguan kesuburan
Mengisap rokok akan membuat rahim mengalami penuaan lebih cepat, mengganggu produksi estrogen, dan merusak DNA sel telur. Hal ini akan memicu gangguan kesuburan dan menopause lebih dini.

- Kanker payudara
Zat-zat beracun pada rokok akan mendorong sel-sel payudara berubah menjadi kanker. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal National Cancer Institute menyebutkan, wanita perokok berisiko kanker payudara 24 persen lebih tinggi dibanding yang bukan perokok.

- Kanker kolon
Risiko seorang wanita terkena kanker kolon akan meningkat dua kali lipat dibanding risiko pada pria jika mereka memiliki kebiasaan merokok.

- Kerusakan DNA
Meski hasil pemeriksaan rontgen paru para perokok sosial menunjukkan hasil yang normal, ternyata ketika diperiksa hingga level sel terjadi perubahan sel-sel menjadi prakanker.

Banyak perokok sosial yang berdalih mereka hanya merokok beberapa batang dalam seminggu. "Saya cuma merokok saat hang out dengan teman," begitu alasannya. Padahal, frekuensi sosialisasi tanpa disadari cukup sering. Selain itu, penelitian menunjukkan, rokok ternyata lebih menimbulkan kecanduan dibanding dengan heroin atau kokain. Tak heran jika mereka juga berisiko tinggi terkena penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar