Sabtu, 11 April 2020

Taiwan Minta Warganya Jaga Jarak di Tempat Wisata

Pariwisata Taiwan mulai bangkit. Warga ramai liburan ke tempat wisata dengan anjuran tetap jaga jarak untuk mencegah Corona.

Selama 14 hari kemarin, Taiwan meminta warganya untuk berada di rumah, memakai masker di tempat umum dan mengecek suhu badan dua kali sehari.

"Mereka tidak dibiarkan untuk pergi ke sekolah, kantor atau rumah sakit jika memiliki gejala virus Corona," ujar Menteri Kesehatan, Chen Shih-chung.

Setelah lewat masa karantina, warga pun diberi kelonggaran untuk beraktivitas di luar rumah. Pemerintah Taiwan menyarankan warganya untuk tetap berhati-hati.

Tomb Sweeping Festival akan berlangsung di Taiwan selama akhir pekan. Warga pun antusias untuk memeriahkanya.

Diperkirakan ada jutaan orang yang akan datang di festival tersebut. Pemerintah juga meminta warga untuk menjaga jarak setidaknya 1,5 meter jika berada di dalam ruangan.

Selain festival, ada pula Pantai Kenting jadi incaran. Keadaan Taiwan yang cukup stabil di tengah Corona membuat warga bergegas liburan.

Pantai Kenting begitu populer. Sebelum virus Corona, Pantai Kenting selalu sesak. Pemerintah meminta warga untuk tetap menjauh dari Pantai Kenting.

Hingga kini, Taiwan telah mengkonfirmasi ratusan kasus Corona. Taiwan sendiri disebut-sebut sebagai negara yang paling tanggap dalam menangani pandemi Corona.

Calon Kota Tercanggih Dunia dari Arab Saudi Tertunda Dulu

Arab Saudi menggagas sebuah kota penuh teknologi di perbatasan Provinsi Tabuk. Namun pembangunan kota harus terhenti karena pandemi Corona.

Minyak milik Arab Saudi menipis. Untuk tetap membuat negara ini stabil, Arab Saudi berencana untuk mengembangkan pariwisatanya.

Sudah ada beberapa destinasi yang mulai diperkenalkan. Namun adanya pandemi Corona membuat Arab Saudi pusing.

Tak hanya promosi wisata yang terhenti, wisata religi umroh pun ikut setop sementara. Sampai saat ini, Arab Saudi telah mengkonfirmasi lebih dari 2.000 kasus Corona.

Selain kegiatan wisata, pembangunan kota tercanggih dunia juga harus dihentikan. Neom, adalah calon kota futuristik kebanggaan Arab Saudi.

Mari mengenal kota ini dengan lebih dekat. Neom ini dibangun di atas lahan seluas 26.500 km persegi atau 35 kali luas Singapura dan memiliki 450 km garis pantai.

Nama kota ini terdiri dari 2 bahasa, Neo dari Yunani artinya baru, sedangkan huruf m diambil dari kata Mostaqbal yang dalam bahasa Arab memiliki arti masa depan. Arab Saudi menggagas sebuah kota penuh teknologi di perbatasan Provinsi Tabuk. Namun pembangunan kota harus terhenti karena pandemi Corona.

Kota Neom dibangun dengan dana yang tidak sedikit. Sebagai kota futuristik, Neom memiliki nilai inventasi sebesar USD 500 miliar.

Targetnya, Neom tahan pertama akan selesai pada tahun 2025. Sedangkan tahun 2030, Neom dipercaya akan menggantikan Dubai dan Hong Kong. Neon muncul dengan julukan kota masa depan dari timur tengah.

Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan bahwa Neon adalah kota fantasi yang jadi nyata. Nantinya Neon akan diisi dengan mobil terbang dan restoran Michelin.

Targetnya, Neon akan menjadi rumah bagi 1 juta residen. Nantinya, kawasan Neom akan menampung area yang didedikasikan untuk teknologi masa depan di 16 sektor, termasuk biotek, makanan, manufaktur, dan teknologi.

Juga akan ada desa konstruksi yang berisi area hijau dengan kebun, petak sayur dan kebun hias. Dilengkapi lapangan sepakbola, tempat gym, lapangan tenis dan basket, dan lainnya.

Neom mendapat julukan sebagai 'jendela keberuntungan' untuk Laut Merah karena letaknya dekat dengan perbatasan Yordania dan Mesir. Atau sederhananya, zona internasional independen pertama yang membentang di tiga negara.

Sayang, semua mimpi itu harus ditunda dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar