Minggu, 05 April 2020

Turki Tutup Pariwisata Hingga Mei, Berharap Normal Juni

Wabah pandemi Corona masih terus merongrong pariwisata dunia. Turki tak sabar ingin pariwisatanya kembali dibuka.

Di awal-awal virus Corona, Turki menjadi negara yang terbilang santai menanggapinya. Bahkan kunjungan wisata ke negara ini masih terbilang ramai. Saat itu, Turki masih bebas dari virus Corona. Traveler dunia berbondong-bondong mengubah tujuannya ke Turki.

Namun kini, Turki memasuki babak panas. Sudah ada 20.921 kasus Corona yang dikonfirmasinya. Bahkan warganya minta untuk lockdown.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Mehmet Nuri Ersoy, akan menunda semua kegiatan wisata hingga akhir Mei. "Mudah-mudahan kita bisa melihat lagi aktivitas pariwisata selama Ramadhan," ujarnya.

Ersoy juga menambahkan bahwa kegiatan wisata akan dimulai dari wisatawan domestik. Dari pariwisata tahun lalu, Turki berhasil memperoleh USD 34,5 miliar. Adanya pandemi Corona membuat wisata harus tutup sementara. Mehmet mendesak perusahaan pariwisata untuk mengambil pekerjaan jangka pendek yang ditawarkan oleh pemerintah.

Jika operasi perusahaan ditangguhkan karenaforce majeure COVID-19, maka gaji karyawannya akan dibayar oleh pemerintah.

"Saya berharap penerbangan akan kembali normal pada akhir Juni," ucap Ersoy.

Lalu lintas udara yang akan dibuka terlebih dahulu kemungkinan adalah Asia, kemudian diikuti Rusia, Balkan dan Eropa.

Maskapai milik Turki, Turkish Airline juga telah memperpanjang penyetopan penerbangan dari 17 April hingga 1 Mei. Penerbangan domestik tetap dilakukan dengan jumlah terbatas.

Pasangan Dokter Ini Batal Bulan Madu untuk Tangani Pasien Corona

Impian dua dokter muda yang menikah di akhir Maret untuk berlanjut bulan madu buyar. Mereka justru langsung bekerja menangani pasien di periode wabah virus Corona.
Dua dokter muda itu merupakan dokter asal Amerika Serikat (AS), Kashif Chaudhry dan Naila Shereen. Mereka tinggal di kota berbeda, di Kota New York dan Cedar Rapids, Iowa.

Pernikahan itu digelar kilat pada hari Sabtu, 21 Maret. Ijab kabul dilaksanakan di hadapan imam di sebuah masjid di Hawthorne, New Jersey. Tak ada perayaan besar-besaran, mereka hanya membuat selamatan bersama keluarga kecil di New Windsor, New York.

Mereka juga tak memiliki banyak waktu untuk bersama-sama. Minggu siang mereka sudah harus berpisah. Mereka menuju bandara karena Chaudry sudah harus bekerja lagi pada hari Senin.

"Kami mengucapkan selamat tinggal, kami meneteskan air mata dan sedih," kata Chaudary seperti dikutip Reuters.

"Aku memberinya mawar merah," dia menambahkan.

Ya, Chaudry yang merupakan kepala kepala kedokteran internal New York harus mengawasi tim yang tersebar di berbagai rumah sakit di kota itu. Kali ini, pekerjaannya menjadi ekstra berat setelah virus Corona mewabah. Sejauh ini penyakit ini telah menginfeksi lebih dari satu juta orang dan membunuh lebih dari 50.000 di seluruh dunia.

Shereen juga tak bisa lama-lama di rumah. Dia juga ditunggu pekerjaan di rumah sakit. Belakangan, dia bekerja dengan durasi yang cukup panjang setiap harinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar