Kamis, 29 April 2021

Korban Corona di India Membludak, Krematorium Khusus Anjing Terpaksa Dipakai

 Otoritas di India terpaksa menggunakan krematorium khusus anjing karena jenazah korban COVID-19 terus bertambah.

Dalam lima hari terakhir, ibu kota New Delhi mencatatkan sekitar 300 kematian karena virus Corona setiap harinya. Mayat pun ditaruh berjejer, mengantre untuk dikremasi. Bahkan, mereka dilaporkan harus diregangkan untuk memberi ruang.


Di tengah upaya pemerintah memberikan ritual terakhir bagi korban COVID-19, sebuah krematorium khusus anjing di Dwarka Sektor 29 juga digunakan.


Perusahaan Kota Delhi Selatan berencana mengubah tempat itu menjadi krematorium sementara bagi jenazah COVID-19. Pemerintah setempat menyatakan, krematorium khusus anjing ini sebenarnya sudah dibangun enam bulan lalu, namun belum beroperasi.


Meningkatkan kapasitas kremasi

Berdasarkan data yang dikutip dari laman India Today, jumlah jasad yang dikremasi meningkat 15 hingga 20 persen.


Saat ini, setiap harinya pemerintah ibu kota mengkremasi 800 mayat, dan diprediksi akan meningkat menjadi 1.000 jasad.


Oleh karena itu, otoritas bergerak cepat untuk meningkatkan kapasitas kremasi, dengan membangun fasilitas sementara di lahan parkir.


Wali Kota Delhi Utara Jai Prakash menyatakan, pihaknya akan membangun fasilitas di kawasan Yamuna Ghats untuk kremasi. Saat ini, India tengah menghadapi gelombang kedua virus Corona, dengan korban meninggal lebih dari 200.000 orang.

https://kamumovie28.com/movies/a-taste-of-killing-and-romance/


Antigen di Bandara Kualanamu Diduga Bekas Pakai, Dokter Jelaskan Bahayanya


 Menanggapi temuan alat rapid test antigen bekas pakai di Bandara Kualanamu, (KNIA) Deliserdang, dokter memaparkan sederet bahayanya. Bukan hanya penyakit akibat alat tidak steril, melainkan pula risiko penyebaran COVID-19 dan kesalahan deteksi pada orang yang akan melakukan perjalanan luar kota.

"Penggunaan ulang tangkai bekas swab nasofaring tentu tidak dapat dibenarkan. Tangkai swab adalah barang yang peruntukannya sekali pakai lalu dibuang (disposable)," terang dokter spesialis mikrobiologi dari RS Royal Taruma Jakarta, dr Enty, SpMK(K) pada detikcom, Rabu (28/4/2021).


Menurutnya, alat tes COVID-19 ini memang tidak untuk disterilisasi sehingga penggunaannya bukan untuk daur ulang atau dipakai kembali. Ia menegaskan, kejadian ini bisa menjadi peluang penyebaran COVID-19.


"Penggunaan ulang tangkai bekas tersebut dapat berisiko menyebabkan korbannya terpapar COVID-19. Selain itu, hal ini pun akan memberikan hasil yang palsu, yakni hasil yang tidak menggambarkan kondisi sesungguhnya dari orang yang diperiksa," imbuhnya.


Diduga, staf laboratorium mencuci swab stick (tangkai swab) yang sudah dipakai, kemudian digunakan lagi untuk calon penumpang lainnya.Temuan tersebut terjadi di Lantai Mezzanine, Bandara Kualanamu, Sumatera Utara pada Selasa (27/4/2021). Polisi menggerebek laboratorium rapid test antigen Kimia Farma sekitar pukul 15.45 WIB dan mengamankan ratusan perangkat swab antigen. Alat ini digunakan dengan cara dimasukan ke hidung untuk memeriksa COVID-19 pada calon penumpang pesawat.


"Iya itu dugaan-dugaan ke arah situ semuanya didalami oleh penyidik. Makanya nanti penyidik secara komprehensif pendalaman baru nanti disampaikan," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi di Polda Sumut, Medan, Rabu (28/4/2021).

https://kamumovie28.com/movies/going-down-in-la-la-land/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar