Kamis, 29 April 2021

Dokter India Meninggal di RS Tempatnya Bekerja karena Tak Dapat Ventilator

 Peningkatan jumlah pasien kritis COVID-19 di India telah membuat permintaan ventilator ke level tertinggi di Uttar Pradesh, India. Menemukan rumah sakit dengan ventilator telah menjadi perjuangan bagi setiap pasien kritis dan kerabat mereka, bahkan bagi dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut.

Sebuah momen pilu dialami oleh dokter yang sudah bekerja selama lebih dari 50 tahun di rumah sakit Swarup Rani Nehru (SRN). Tak mendapat ventilator, ia meninggal di rumah sakit itu sebagai korban COVID-19.


Dikutip dari India Today, dokter JK Mishra yang berusia 85 tahun itu harus bersaing dengan pasien lainnya untuk mendapat bantuan oksigen.


Sebelumnya dilaporkan dokter Mishra mulai menunjukkan gejala Corona pada 13 Aoril. Tiga hari kemudian, dia dirujuk ke RS SRN untuk mendapatkan perawatan karena gejalanya mulai memburuk.


Tak lama setelah itu, dokter yang merawatnya menyarankan untuk merujuk Mishra ke ruangan khusus ventilator. Namun tak ada satupun alat bantu pernapasan yang bisa ditemukan di seluruh rumah sakit di India.


"Tidak mungkin mengeluarkan ventilator dari pasien lai untuk memberikan satu ke Dr Mishra," kata petugas medis darurat rumah sakit SRN, Suryabhan Kushwaha.


Menurut Kushwaha, rumah sakit tersebut memiliki sekitar 100 ventilator, namun semuanya terpakai habis oleh pasien yang dirawat sebelum dr Mishra.


Uttar Pradesh saat ini adalah negara bagian yang paling terkena dampak pandemi COVID-19 di India. Meningkatnya kasus telah menekan infrastruktur kesehatan negara bagian itu, membuat orang-orang berebut mencari tempat tidur rumah sakit, tabung oksigen dan obat-obatan.

https://kamumovie28.com/movies/angel-on-fire/


500 Warga India Eksodus Massal di Tengah Badai COVID-19


Ratusan warga India berbondong-bondong memadati kereta dan bus di wilayahnya, berencana 'kabur' sebelum kebijakan lockdown di wilayah lain diumumkan. Sebuah rekaman viral menunjukkan stasiun di Gurajat, India, dipenuhi kerumunan orang yang menumpuk saat negara dilanda tsunami COVID-19.

Wabah Corona di India terus memburuk dengan mencatat lebih dari 200 ribu kasus kematian COVID-19 hingga Rabu (28/4/2021). Beredar isu akan ada penerapan lockdown ketat kedua yang diumumkan dalam waktu dekat.


Hal ini membuat banyak warga India akhirnya eksodus massal dari kota-kota padat penduduk. Seorang manajer toko, Satish Gadhvi, yang mengambil rekaman tersebut menjelaskan kronologinya.


Dia mengatakan, orang-orang khawatir lockdown kedua bisa membuat mereka terlantar, karena mereka bekerja di kota tetapi keluarga mereka sering tinggal di desa-desa yang jauhnya bermil-mil.


"Teman saya naik kereta cepat dari Goa ke Gujarat yang tidak berhenti di stasiun itu," jelas Mitra Satish, Debbie Styles, 58, dari London.


"Dia tinggal di India dan belum pernah melihat kondisi seperti itu sebelumnya. Dia merasa sangat takut, dan seperti tidak mempercayainya," lanjutnya, dikutip dari Mirror UK.


Berdasarkan cerita temannya, ada sekitar 500 orang yang berada di peron, beramai-ramai naik kereta yang kapasitasnya terbatas. Mereka sama sekali tidak peduli dengan menjaga jarak.


Untuk diketahui, meskipun mencatat 360.960 kasus baru dalam 24 jam terakhir, rekor harian tertinggi dunia, banyak wilayah India yang tidak memutuskan lockdown, bahkan melonggarkan aturan.


Ibu kota New Delhi dan negara bagian selatan Maharashtra dan Karnataka dikunci, tetapi pembatasan lebih longgar diberlakukan di wilayah lain negara itu. Ahli epidemiologi Bhramar Mukherjee, dari Universitas Michigan, menyerukan lebih banyak tindakan untuk memperlambat penyebaran.


"Pada titik ini, kehidupan jauh lebih penting daripada mata pencaharian. Berikan bantuan kepada orang miskin, tapi tolong kunci dan vaksinasi," katanya.

https://kamumovie28.com/movies/xxx/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar