Selasa, 27 April 2021

Tega Banget, Pria di India Buang Ibunya yang Positif COVID-19 di Pinggir Jalan

 Seorang pria asal India diduga menelantarkan ibunya yang positif COVID-19. Insiden ini terjadi di Kanpur, Uttar Pradesh dan polisi tengah menginvestigasi kasus tersebut.

Kejadian naas ini terungkap setelah video perempuan yang tengah terbaring di jalanan viral di sosial media. Warga setempat telah membawa ibu itu ke rumah sakit namun tak lama dinyatakan meninggal dunia.


Dikutip dari India Today, wanita paruh baya itu tinggal bersama putranya Vishal di Kanpur Cantt awalnya mengeluh sesak napas. Saat kondisinya memburuk, Vishal membawa ibunya ke daerah Tad Bagiya di Chakeri, membuangnya di luar rumah saudara perempuannya dan melarikan diri dari tempat itu, karena takut trtular virus dari ibunya.


Tidak mau bertanggung jawab atas ibunya yang sakit, putrinya juga menolak untuk membawanya ke dalam rumah dan meninggalkannya di jalan sebelum beberapa penduduk setempat datang untuk menyelamatkannya.


Melihat wanita itu tergeletak di pinggir jalan, beberapa warga setempat membuat video seluruh kejadian tersebut dan mengunggahnya di media sosial. Video itu menunjukkan wanita itu, dengan terbungkus selimut, terbaring di jalan di luar rumah.


Saat video itu menjadi viral, polisi bergegas ke lokasi di mana sang ibu ditinggalkan oleh putranya. Ambulans kemudian dipanggil dan wanita itu dirawat di rumah sakit Ursula di distrik tersebut. Wanita itu meninggal selama perawatannya.


"Selama penyelidikan, kami menemukan bahwa wanita itu ditinggalkan oleh putranya," kata DCP Anup Singh.


Kini sang anak dijerat hukum oleh polisi karena telah menelantarkan ibunya yang positif COVID-19 di jalan.

https://nonton08.com/movies/torpedo-u-235/


Berharganya Tabung Oksigen di India, Jadi Rebutan di Tengah 'Badai' COVID-19


Seorang petugas kremasi jenazah di India mengisahkan, tak pernah menyangka akan berhadapan dengan situasi ini. Selama bertahun-tahun ia melakoni perkerjaan membantu mengkremasi mayat, saat ini ia hampir tidak berhenti bekerja.

Charanjeev harus tetap bekerja setelah India dihantam gelombang kedua COVID-19, yang jauh lebih menular dan mematikan.


Selama empat hari terakhir negara tersebut mencatatkan rekor dalam kasus infeksi harian dengan korban meninggal yang sangat banyak. Media setempat menduga kematian sebenarnya akibat virus Corona berkali-kali lipat lebih banyak dari yang diumumkan secara resmi.


Charanjeev tidak menyangka, akan banyak korban meninggal juga tercatat di New Delhi, yang notabene ibu kota India.


"Orang-orang tidak mendapatkan oksigen, dan mereka mati seperti binatang," jelas Charanjeev dikutip dari laman BBC.


Ia menjelaskan karena banyaknya jenazah yang harus dikremasi, mereka tidak mempunyai sumber daya yang cukup seperti oksigen. Oksigen yang seakan menjadi barang paling bernilai di India di tengah hantaman oleh mutasi ganda COVID-19 ini.


Dari berbagai pemberitaan yang beredar, kebanyakan pasien meninggal karena kekurangan oksigen maupun ruang perawatan yang tidak cukup menampung pasien.


Berbagai fasilitas medis mengeluh karena mereka berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan pasien di tengah makin menipisnya stok oksigen.


Beratnya beban yang ditanggung sistem kesehatan akibat virus Corona dirasakan oleh Dr Tarqeem Haider, Kepala Medis Rumah Sakit Pentamed.


Ia mengungkapkan jika hampir tidak bisa tidur selama pekan kemarin karena mengurusi pasien.


"Bahkan, kami sempat ingin menangis karena kami tidak memberikan perawatan dengan layak kepada mereka," kata dia.


Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sebenarnya telah berusaha untuk mengatasi kelangkaan oksigen. Kementerian transportasi mengatur "Oxygen Express". Kereta api dengan persediaan bantuan napas untuk disalurkan ke daerah paling terdampak.

https://nonton08.com/movies/the-debt-collector/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar