Minggu, 11 April 2021

Skully, Helm Canggih yang Bangkrut

  Skully adalah helm canggih yang dilengkapi dengan augmented reality (AR). Mestinya punya masa depan cerah, tapi justru malah bangkrut.

Apa jadinya jika saat mengendarai motor, helm yang digunakan memiliki fitur-fitur yang canggih seperti di film-film? Maka jawabannya ada pada helm Skully ini.


Helm Skully hadir untuk menjadi pendamping Anda saat touring. Helm Skully adalah helm yang memiliki teknologi dan fitur yang sangat canggih.


Seperti pernah diberitakan TechCrunch saat dilihat Senin (5/4/2021) helm tersebut merupakan helm AR (Augmented Reality) pertama di dunia dan dilengkapi dengan fitur canggih lainnya.


Skully dilengkapi dengan kamera belakang dan memiliki head up display guna memeriksa kontak dan melakukan streaming musik saat di perjalanan. Salah satu fitur yang paling diunggulkan di helm ini adalah fitur 360° dengan kamera titik buta 180°.


Selain itu, ada juga fitur panggilan suara dan SMS hands-free saat kendaraannya melaju. Helm ini hanya memiliki dua variasi warna, yaitu hitam dan putih.


Namun, di balik semua teknologi canggih yang ditawarkannya, ternyata perusahaan yang memproduksi helm ini mengalami kebangkrutan. Awal mulanya, helm ini merupakan sebuah kesuksesan sebuah start up pada tahun 2014.


Pada tahun itu Marcus Weller selaku CEO Skully mengumpulkan 1,1 juta dollar dan mendapatkan suntikan dana lagi dari investor sebanyak 11 juta dollar. Namun ternyata uang dari investor itu malah digunakannya untuk perjalanan mewah, membeli mobil mewah, dan membeli barang-barang mewah lainnya.


Dari 3.000 unit helm pre order, hanya 20-100 unit saja yang dikirimkan ke konsumen. Marcus Weller beserta saudaranya Mitchell dituntut karena menggunakan dana perusahaan untuk digunakan secara pribadi.


Menurut juru bicara Skully, perusahaannya harus ditutup karena mengalami keterbatasan dana. Perusahaan ini dilaporkan tidak dapat menyelesaikan produksi pre-order helm senilai 2.000 dollar yang harus diterima oleh 3.000 orang.


Perusahaan ini mengajukan kebangkrutan pada tahun 2016, tapi produk dan asetnya diakuisisi oleh merek Skully Technologies pada tahun 2017. Perusahaan baru ini mengatakan bahwa mereka memiliki afiliasi dengan perusahaan sebelumnya.


Perusahaan Skully Technologies dijalankan oleh Ivan dan Rafael Contreas di Atlanta, Georgia. Namun faktanya, kedua pengakuisisinya adalah sepupu dari CEO Skully sebelumnya. Perusahaan kedua ini pun gagal juga nasibnya.

https://movieon28.com/movies/tumbledown-3/


Pinterest Siap Caplok Aplikasi Edit Foto VSCO


Pinterest dikabarkan tengah melakukan pembicaraan serius untuk membeli VSCO, sebuah aplikasi edit foto yang sering dipakai sebelum mengunggah ke media sosial (medsos).

Berdasarkan sumber yang mengetahui langsung hal tersebut, sebagaimana dikutip dari The Seattle Times, Senin (5/4/2021) Pinterest dan VSCO masih membicarakan kemungkinan terjadinya aksi korporasi tersebut.


Pinterest saat ini memiliki kapitalisasi pasar sekitar USD 49 miliar. Sedangkan, VSCO telah mengumpulkan pendanaan USD 90 juta dan terakhir bernilai USD 550 juta.


Terkait rumor yang beredar ini, Pinterest enggan untuk berkomentar. Sementara itu, Juru Bicara VSCO Julie Inouye mengungkapkan bahwa pihaknya bertemu dengan berbagai orang.


"Kami selalu bertemu dengan perusahaan yang berbeda di seluruh ruang kreatif pada waktu tertentu dan tidak membahas rumor atau spekulasi," ucapnya.


VSCO yang merupakan singkatan dari Visual Supplay Company adalah perusahaan yang menyediakan layanan fokus pada gambar digital dan editi foto. VSCO sering dimanfaatkan pengguna, salah satunya untuk keperluan postingan di medsos.


VSCO sudah berusia 10 tahun, ia kian populer sejak keberadaan Instagram. Banyak dijumpai dalam postingan pengguna menyertakan hastag #vscocam, #vscogood, #vscofilter, atau #vscogirl.


Adapun Pinterest adalah jejaring sosial yang punya konsep sharing papan pin virtual, di mana pengguna memungkinkan mengoleksi gambar atau album foto.


Akankah Pinterest sukses merayu dan mengakuisisi VSCO?

https://movieon28.com/movies/billy-elliot/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar