Sabtu, 05 Juni 2021

Ragam Drama Sunat Masa Lalu, Diiris Pakai Bambu hingga Ditutupi Tudung Saji

  Jauh sebelum ada beragam fasilitas dan teknik sunat medis maupun nonmedis, khitan terkait erat dengan cerita penuh drama. Mulai dari metode yang ekstrem hingga masa pemulihan yang lama dan menyakitkan.

Salah satunya dikisahkan Pras, seorang pria di Jakarta. Semasa kecil ketika hendak disunat, ia diingatkan terus-menerus oleh orang tua untuk tidak berlari-larian selama beberapa hari sebelum khitan. Masyarakat di masanya percaya bahwa jika anak berlarian sebelum disunat, darah yang keluar akan semakin banyak.


Begitu pun setelah sunat. Ia mengisahkan, penisnya ditutupi tudung saji setelah sunat agar tak tergesek-gesek sarung.


"Malam hari setelah sunat, ibuku menutupi penisku dengan tudung saji, lalu diselimutin agar luka sunatnya tidak terkena gesekan sarung," kisahnya pada detikcom, Kamis (3/5/2021).


"Sampai pagi keluargaku bergantian duduk di samping aku yang sedang tidur. Sambil terus berjaga agar penisku aman, tidak tersentuh atau tergaruk tanpa sadar, hingga luka sunatku mengering," lanjutnya.


Disunat pakai bambu oleh masinis

Pras mengisahkan, dirinya disunat kala berusia 10 tahun, tepatnya pada 1978. Belum banyak praktik sunat medis, sehingga ia disunat oleh 'dukun sunat'. Biasanya, seorang dukun sunat juga menjalani profesi lain yang jauh dari urusan sunat-menyunat. Kala itu, dirinya disunat oleh seorang masinis.


"Metode sunat yang dipakai tidak menggunakan gunting, melainkan bambu. Aku tidak dibius. Sambil duduk mengangkang, sarungku disingkap ke kepala jadi aku tidak bisa melihat," imbuhnya.


"Kala itu hampir semua teman-temanku mendapat hadiah sepeda setelah disunat. Hal ini menciptakan pola pikir terbalik di antara teman-teman seusiaku. Mereka percaya kalau ingin dapat sepeda, cepatlah disunat," pungkas Pras.

https://kamumovie28.com/movies/mission-impossible-iii/


Virus Corona Varian 'Delta' Muncul di Australia, Disebut Lebih Menular


Negara bagian Victoria di Australia untuk pertama kalinya mendeteksi varian virus Corona 'Delta' yang lebih menular, Jumat (4/6/2021). Organisasi kesehatan dunia WHO menggolongkannya sebagai variant of concern (VoC).

"Ini adalah 'variant of significant concern'," kata Kepala Staf Kesehatan Victoria, Brett Sutton, kepada Reuters.


"Faktanya bahwa ini adalah varian yang berbeda dengan kasus lain menunjukkan bahwa tidak berkaitan, dalam hal penularan, dengan kasus lain," lanjutnya.


Varian Delta ditemukan pada dua anggota keluarga yang bepergian ke New South Wales dua pekan lalu. Besar kemungkinan keduanya tertular dalam kunjungannya ke wilayah tersebut, namun dibutuhkan beberapa tes untuk memastikannya.


Varian 'Delta' adalah nama baru untuk varian B1617.2, salah satu varian yang pertama kali diidentifikasi di India. Sebelumnya kerap disebut sebagai varian India, namun belakangan WHO menyarankan nama tersebut tidak digunakan lagi karena memojokkan negara tertentu.


Sebagai pengganti, WHO memberikan nama baru dengan menggunakan alfabet Yunani. Selain varian Delta untuk B1617.2 dari India, juga ada varian Alfa (Alpha) sebagai nama baru untuk varian baru B117 dari Inggris.

https://kamumovie28.com/movies/the-victim-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar