Sabtu, 20 Maret 2021

Ajian Glowing Hemat Rp 100 Ribu Saja

  Wajah glowing hanya dengan Rp 100 ribu saja? Hmm... Sepertinya kok impossible ya.

Tapi tips dari dokter spesialis kulit Arthur S. Simon ini mungkin bisa dicoba. Caranya mungkin agak tricky ya, namun masih masuk akal.


Minimal harus ada sabun cuci muka, perlindungan matahari, dan pelembab. Sabun cuci muka bisa minta atau pinjam orang rumah dan perlindungan matahari bisa dengan melindungi wajah langsung dari paparan matahari.


"Uangnya bisa dibelikan pelembab yang bisa mengangkat kulit mati seperti kandungan AHA," kata Arthur kepada 20Detik.

https://trimay98.com/movies/martabak-bangka/


Pegal dan Pusing Setelah Disuntik Vaksin COVID-19, Bolehkah Minum Obat?


Beberapa orang mengeluhkan gejala setelah disuntik vaksin COVID-19. Mulai dari demam, pegal, linu, hingga pusing dan sakit kepala. Lantas, bolehkah minum obat jika mengalami gejala-gejala tersebut setelah divaksin?

Dikutip dari Times of India, dokter penyakit dalam dr Tushar Tayal dari RS CK Birla, Gurgaon menjelaskan, kemunculan gejala pasca vaksinasi adalah hal lumrah. Maka itu, gejala-gejala ini sebenarnya tak perlu ditakutkan.


"Ini hanyalah sesederhana respons kekebalan tubuh terhadap vaksinasi," ujarnya.


Ia menjelaskan, umumnya gejala ini terjadi selama 1 sampai 2 hari setelah penyuntikan. Untuk meminimalkan gejala demam, pusing, dan sakit kepala, penerima vaksin boleh mengkonsumsi obat paracetamol.


Namun jika gejala terjadi berkepanjangan, dr Tayal menganjurkan penerima vaksin untuk tidak mengkonsumsi obat pereda sakit atau pain killer. Lebih baik, kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan yang tepat.


"Bagi kebanyakan orang, tidak diperlukan pengobatan sama sekali setelah vaksinasi. Jika ada gejala ringan, akan sembuh dengan sendirinya seiring waktu. Jika mengalami demam atau sakit badan, disarankan untuk mengonsumsi parasetamol hanya jika diperlukan bukan secara rutin," ujarnya.


Setelah menjalani observasi selama 30 menit di lokasi vaksinasi, dokter akan menanyakan kembali perihal ada atau tidaknya gejala setelah penyuntikan.


Kemudian, penerima akan mendapat lembaran sertifikat. Di lembar tersebut, tercantum kontak dokter yang bisa dihubungi jika terjadi gejala lebih lanjut setelah meninggalkan lokasi vaksinasi.


Peneliti UNS Manfaatkan Tanah Liat Jadi Hand Sanitizer Alami


Guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Pranoto mengembangkan tanah liat menjadi hand sanitizer alami. Tanah liat tersebut diolah menjadi alat bernama Gerabah Hanitizer.

Pranoto mengatakan tanah liat dibuat menjadi gerabah berbentuk tempayan atau kendi besar. Tak ada cara khusus dalam proses pembuatannya.


Namun yang membuatnya istimewa adalah jenis tanah liat yang digunakan. Tanah liat yang digunakan berjenis alofan mengandung silikat (Si) dan aluminat (Al) yang tinggi.


"Kandungan Al dan Si harus tinggi. Tanah liat biasa itu rendah, kalau alofat ini di atas 50 persen. Kalau tinggi bisa menyerap, bisa mematikan virus dan bakteri," kata Pranoto di sela pameran produk penelitian di UNS, Jumat (19/3/2021).


Tanah liat jenis ini biasa ditemukan di gunung vulkanik. Namun beberapa daerah di dataran rendah juga bisa ditemukan tanah liat alofan. Dia sudah memulai penelitian sejak 2013 dan terus mengembangkan untuk sejumlah produk.


"Ini lempung yang ada di gunung vulkanik ketinggian 1.000 meter lebih, kami pernah teliti di Gunung Lawu, Sumbing, Papandayan, Arjuno, Wilis. Tapi di ada juga kita temukan di Mojolaban (Sukoharjo), Bayat (Klaten)," kata dia.

https://trimay98.com/movies/hayya-the-power-of-love-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar