Selasa, 23 Maret 2021

Mirip-mirip, Ini Bedanya Gejala COVID-19 dan TBC

 Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PML) dr Siti Nadia Tarmizi menyebut per tahun 2020, hanya ada 30 persen penemuan kasus tuberkulosis (TBC) dari yang diperkirakan. Jauh menurun, dibandingkan dua tahun lalu.

"2020 malah kebalikannya, hanya 30 persen kasus yang ditemukan. Sementara 2 tahun yg lalu 30 persen yang belum ditemukan," jelas dr Nadia dalam konferensi pers Hari Tuberkulosis Sedunia 2021 Kementerian Kesehatan RI, Selasa (23/3/2021).


"Ternyata hanya 3.459 ribu kasus TBC biasa yang ditemukan dari perkiraan kasus 845 ribu. TBC resisten dari perkiraan 24 ribu, hanya 8.060 kasus tbc resisten yang ditemukan," lanjut dr Nadia.


Penemuan kasus TBC diakui terhambat lantaran sejumlah fasilitas kesehatan dan strategi tracing lebih fokus dilakukan pada COVID-19. Vaksinasi TBC juga cakupannya mengalami penurunan.


Seperti diketahui, COVID-19 dan TBC memiliki gejala yang mirip seperti demam dan batuk. Bagaimana membedakan keduanya?


"Gejala batuk lebih dari 2 minggu, atau yang tak kunjung sembuh untuk segera memeriksakan ke faskes atau ke RS," jelas dr Nadia.


Gejala TBC

Batuk lebih dari 2 minggu

Demam

Keringat pada malam hari

Berat badan turun

Gejala COVID-19

Batuk

Demam

Hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa

Kelelahan

Sesak napas

Sementara menurut dokter paru yang juga Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, gejala yang paling umum ditemui pada TB dan COVID-19 adalah demam dan batuk. Ia menyebut penemuan perbedaan kasus TB dan COVID-19 bisa dilakukan saat tracing.


"Gejala keluhan batuk itu sekian persen terjadi pada COVID-19 dan TBC begitu juga dengan demam. Jadi ada keluhan demam batuk maka jangan dilepas begitu saja, itu diperiksa untuk ke arah TBC," jelas Prof Tjandra dalam kesempatan yang sama.

https://nonton08.com/movies/doctor-zhivago-2/


Sudah Dapat Dua Dosis Vaksin, Boleh Kumpul-kumpul Nggak Pakai Masker?


 Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengatakan orang yang sudah divaksinasi penuh atau mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 bisa merasa 'bebas' untuk mengunjungi keluarga dan teman mereka yang belum divaksinasi tanpa masker. Namun aturan ini dibatasi hanya satu rumah tangga dalam sekali kunjungan.

CDC akan memperbarui panduannya setelah menjadi jelas seberapa baik vaksinasi dalam mencegah penyebaran virus, tetapi untuk saat ini, masih ada batasan tentang apa yang harus dilakukan orang yang divaksinasi penuh.


"Dalam pengaturan bahwa orang yang tidak divaksinasi berasal dari satu rumah tangga, dan semua orang yang tidak divaksinasi berisiko rendah terkena penyakit Covid-19 yang parah, tidak diperlukan tindakan pencegahan, sehingga kunjungan ini dapat dilakukan di dalam ruangan tanpa masker atau jarak fisik," kata Tami Skoff, ahli epidemiologi CDC di Tim Pedoman Klinis Satuan Tugas Vaksin dikutip dari CNN.


Skoff mengatakan aturan ini didasarkan karena semakin banyak bukti menunjukkan bahwa orang yang telah divaksinasi penuh besar kemungkinan mengalami COVID-19 tanpa gejala dan oleh karena itu kecil kemungkinannhya menularkan SARS-CoV-2 pada orang-orang.


Tetapi ada dua pengecualian penting yang mengharuskan setiap orang untuk tetap mengikuti protokol kesehatan, salah satunya adalah jika yang dikunjungi berisiko tinggi mengalami gejala parah jika terkena COVID-19, seperti lansia, ibu hamil, dan mereka yang memiliki gangguan imunitas.


Selain itu perlu menjadi catatan bahwa orang yang telah divaksinasi penuh tetap harus berhati-hati saat bepergian, karena risiko tertular COVID-19 juga masih tinggi di dalam pesawat.


"Tidak ada vaksin yang sempurna. Sejumlah kecil orang masih bisa tertular Covid-19 setelah divaksinasi penuh dan mereka dapat menyebarkan virus ke orang yang tidak divaksinasi. Ada penelitian yang sedang berlangsung tentang seberapa baik vaksin mengurangi penyebaran virus dan kami dapat memperbarui rekomendasi kami, kami mempelajari lebih lanjut," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/cest-si-bon/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar