Selasa, 23 Maret 2021

Kemenkes Bicara Tripsin Babi dalam Pembuatan Vaksin AstraZeneca

 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa mengenai vaksin AstraZeneca. Vaksin Corona yang berasal dari Inggris tersebut dalam proses pembuatannya disebut bersinggungan dengan babi.

Kendati demikian, MUI menyatakan vaksin ini tetap diperbolehkan penggunaannya bagi umat Muslim karena dalam kondisi darurat.


Menanggapi, juru bicara vaksinasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan dalam proses pengembangan vaksin AstraZeneca, memang ada tripsin namun hanya sampai dalam pembibitan virus.


"Jadi kita tahu bahwa vaksin AstraZeneca bersentuhan dalam prosesnya dengan babi sehingga vaksin ini dikatakan haram," ujarnya dalam dialog dengan KBR, Selasa (23/3/2021).


"Tapi kita tahu setidaknya dalam pembuatan vaksin itu ada 3 hal yang harus kita lihat pertama yakni penyiapan inang pembibitan vaksin. Inang pembibitan vaksin ini yang menggunakan materi berasal dari babi," sambungnya.


Pada saat pembibitan vaksin, ada unsur enzim tripsin untuk pembibitan vaksin. Namun setelah calon virus ditanam dan tumbuh, virusnya dipisahkan oleh tripsin. Sehingga saat diolah menjadi vaksin, tak ada lagi bahan yang bersinggungan dengan babi.


Nadia menjelaskan walau dalam prosesnya bersinggungan, vaksin AstraZeneca tetap bisa digunakan karena kedaruratan. Ketersediaan vaksin yang suci dan halal sangat terbatas dan tidak mencukupi.


"Pemerintah tidak memiliki keleluasaan untuk memilih jenis vaksin. Kita ingin sekali mendapatkan vaksin yang jenisnya suci dan halal, tetapi jumlahnya tidak mencukupi, jadi untuk menurunkan angka kesakitan maka MUI sudah mengatakan vaksin AstraZeneca dibolehkan," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/six-years-6-days/


Ini Makanan yang Disarankan untuk Pasien COVID-19 yang Baru Sembuh


Kebutuhan asupan nutrisi menjadi bagian penting dalam menjaga imunitas dan mempercepat penyembuhan pasien COVID-19, termasuk untuk pasien yang baru sembuh dari COVID-19.

Namun, apakah pola makan pasien yang baru sembuh dari virus COVID-19 akan tetap sama atau ada sumber makanan yang mungkin harus ditingkatkan?


Spesialis gizi klinik dr Diana F Suganda, SpGK mengatakan untuk pola makanan pasien yang baru sembuh dari COVID-19 atau tengah mengalami post COVID, pola makannya harus ditambah. Gimana sih maksudnya?


"Jadi untuk pasien-pasien atau orang-orang yang masih struggling atau recovery, itu justru polanya ditambah, jadi jumlah kalori akan lebih," jelas dr Diana, dalam diskusi online "Refleksi Setahun Pandemi: Masyarakat Semakin Abai atau Peduli" melalui Zoom, Senin (22/3/2021).


"Sebagai contoh, pasien COVID-19 itu ada tambahan 600 atau 700 kalori perhari, hampir sama kayak porsinya ibu menyusui, jadi untuk jumlahnya harus ditambah," tambahnya.


dr Diana menjelaskan, protein yang dimaksud berfungsi sebagai pusat penyembuh. Dan asupan protein justru membantu.


"Tambah 700 kalori itu dari protein, bisa kayak porsi lauknya ditambah seperti makan ayamnya ditambah, ikannya bisa dua, dan tambahin nabati lagi, terus kita akalain lagi seperti makanan 2 hewani dan 1 nabati," tambah dr Diana.


Selain itu dr Diana menambahkan, pada jam selingan, kamu disarankan untuk ngemil tahu, kacang hijau, atau ditambah dengan susu 2 gelas.

https://nonton08.com/movies/6-years/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar