Selasa, 30 Maret 2021

Sulut Setop Sementara Vaksin AstraZeneca, Pakar: Tak Ada Vaksin Tanpa KIPI

 Satgas Penanganan COVID-19 Sulawesi Utara (Sulut) menyetop sementara penggunaan vaksin Corona AstraZeneca karena sejumlah laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), .

KIPI tersebut berupa demam, menggigil, nyeri badan dan tulang, mual, dan muntah yang dialami 5-10 persen warga penerima vaksin AstraZeneca.


Kepala Satgas COVID-19 Sulut, Steven Dandel, menyebut gejala yang dilaporkan sebenarnya tergolong biasa (dialami 1 dari 10 suntikan). Namun sebagai langkah hati-hati, pihaknya menyetop sementara penggunaan AstraZeneca.


Menanggapi hal tersebut, Aluicia Anita Artarini, selaku ahli virologi dan dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB) menyebut kemunculan efek samping setelah disuntik vaksin adalah wajar.


"Tidak ada vaksin yang tidak punya efek samping karena risiko itu selalu ada. Tetapi yang mau melihat dan menganalisa, boleh dilakukan" ujarnya dalam webinar, Senin (29/3/2021).


Menurutnya, kemunculan demam, pegal, dan linu setelah penyuntikan vaksin adalah tanda tubuh merespons masuknya vaksin. Selama reaksi masih bisa ditoleransi, vaksin umumnya aman digunakan.


Untuk mendalami bentuk-bentuk efek samping, kajian lebih lanjut bisa dilakukan. Namun ia menekankan, efek samping bukan hal yang perlu ditakutkan.


Dalam kajian vaksin, yang didalami bukan hanya jenis dan gejala efek samping yang muncul, melainkan pula perbandingannya dengan efek baik yang dibawa vaksin. Selama efek baiknya lebih besar dibanding KIPI, maka vaksin bisa digunakan.


"Risiko terhadap efek yang bagusnya (diperhatikan). Kalau obat mengobati, kalau vaksin mencegah. Selama efek mencegah lebih besar dibanding risiko. Itu dari segi regulasi" terangnya lebih lanjut pada detikcom.


Terakhir ia menegaskan, keamanan vaksin yang sudah disebarluaskan harusnya terjamin sehingga masyarakat tak perlu takut. Mengikuti program vaksinasi sebagaimana yang telah dijadwalkan adalah upaya mendukung pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19.


"(Jika belum aman) tidak akan diizinkan untuk beredar dimana pun juga" ujarnya.

https://cinemamovie28.com/movies/princess/


Kepatuhan Prokes Turun karena Vaksinasi COVID-19, Banyak yang Merasa Kebal?


Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Sonny Harmadi mengaku kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan sempat menurun usai dilaksanakannya vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

"Ya sempat agak kendor, jadi kita amati di monitor perubahan perilaku, kami amati sempat agak kendor, terutama memakai masker," kata Sonny dalam siaran BNPB, Senin (29/3/2021).


"Kemudian menjaga jarak, yang memang selalu lebih rendah dari memakai masker. Kepatuhan memakai maskernya itu sempat turun," lanjutnya.


Hal ini diduga karena sebagian masyarakat masih meyakini ketika sudah divaksinasi, maka tubuhnya akan kebal terhadap COVID-19. Sonny pun menegaskan tak ada satu pun vaksin Corona yang dapat memberikan perlindungan 100 persen terhadap COVID-19.


Oleh karena itu, kepatuhan terhadap protokol kesehatan, seperti memakai masker, rutin mencuci tangan, dan menjaga jarak harus selalu diterapkan.


"Divaksin itu bukan berarti berakhir segala-galanya, pandemi berakhir. Kedua, sudah divaksin saja tetap 3M, apalagi belum," ujar Sonny.


Menurut Sonny, butuh waktu dan proses agar kekebalan dapat terbentuk secara optimal setelah tubuh diberikan vaksin. Selain itu, vaksin Corona tidak akan membuat seseorang menjadi kebal terhadap COVID-19, tetapi ini bisa memberikan perlindungan agar kita tidak sakit parah apabila terinfeksi.


Sonny juga menjelaskan hingga saat ini belum diketahui secara pasti berapa lama kekebalan dapat bertahan di dalam tubuh usai vaksinasi COVID-19.


"Kita nggak bisa memastikan kapan vaksin ini bisa bertahan karena kekebalan yang dibuat oleh vaksin tadi belum tahu kapan akan selesai. Jadi (kekebalannya) bisa enam bulan, satu tahun, dua tahun, dan seterusnya," jelasnya.


"Jadi sebelum terciptanya herd immunity, semua wajib untuk patuh protokol kesehatan," tuturnya.

https://cinemamovie28.com/movies/satans-slave-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar