Rabu, 24 Maret 2021

Saingi Clubhouse, Telegram Rilis Fitur Voice Chat 2.0

  Aplikasi media sosial (medsos) Clubhouse punya pesaing baru. Telegram baru saja merilis fitur obrolan suara yang siap mengobrak-abrik Clubhouse.

Di awal 2021 ini, Clubhouse datang sebagai medsos yang tak biasa, memungkinkan para penggunanya berkomunikasi membahas topik tertentu yang hanya berbasis audio. Hanya saja, Clubhouse sejauh ini hanya tersedia bagi pengguna smartphone iOS.


Celah tersebut rupanya jadi peluang bagi Telegram dengan menghadirkan fitur Voice Chat 2.0. Secara fungsi, fitur ini kurang lebih sama dengan Clubhouse, pengguna dapat bergabung dengan saluran dan grup untuk mendiskusikan sesuatu.


"Admin saluran dan grup publik dapat menggelar obrolan suara untuk jutaan pendengar secara langsung. Tidak peduli seberapa populer pembicaraan Anda, orang-orang baru akan dapat mendengarkannya. Ini seperti radio publik yang diciptakan kembali di abad ke-21," tulis Telegram dalam laman blognya.


Awalnya, obrolan suara ini pertama kali muncul pada Desember lalu. Namun kini setelah dilakukan pengembangan dan dinilai sudah matang, obrolan suara resmi diperkenalkan ke pengguna.


Dalam pembaruan obrolan suara ini, Telegram memberikan keleluasaan bagi peserta diskusi tersebut untuk merekam, memuat daftar peserta, tautan undangan bagi pembicara dan pendengar, judul obrolan suara, angkat tangan, hingga memungkinkan tokoh terkenal bergabung.


Selain Telegram, ada berbagai pemain medsos lama disebut-sebut akan menyaingi Clubhouse, seperti Facebook, Instagram, hingga Twitter. Apakah mereka berhasil menyaingi Clubhouse atau malah jadi tren semata? Menurut detikers bagaimana?

https://trimay98.com/movies/the-walk-2/


Saat Menolong Sesama Malah Menyusahkan Kita


 Alang Berjawab Tepuk Berbalas. Orang baik akan mendapatkan ganjarannya dan orang jahat akan mendapatkan hukumannya. Demikianlah kata pepatah yang menjadi pedoman banyak netizen ketika menolong orang.

Ketika mendapatkan telepon yang mengaku kasir Indomaret yang salah mengirimkan kode game dan meminta kebaikan hati penerima SMS untuk menginformasikan 6 angka yang barusan diterimanya melalui SMS, banyak netizen yang dengan baik hati memberikan kode dalam bahasa asing (Thailand, China atau India) yang mengandung 6 angka yang tidak dimengertinya.


Alih-alih mendapatkan ganjaran menolong orang dalam kesusahan, penerima SMS yang berbaik hati memberikan 6 angka PIN yang diterimanya malah dongkol dan menjadi repot setengah mati karena kode tersebut rupanya adalah kode OTP untuk mengambil alih akun WhatsApp-nya.


Tips Keamanan Siber VaksincomTips Keamanan Siber Vaksincom Foto: Dok. Vaksincom

Bukannya menolong orang mendapatkan ganjaran yang baik. Ini baik hati menolong orang kesusahan, malah akun WhatsApp penolongnya diambil alih.


Lain lagi dengan pengalaman netizen yang berbaik hati melihat informasi sesamanya yang sedang mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan. Dengan ringan tangan netizen lalu memberikan bantuan serta melakukan sharing informasi tersebut. Setelah melakukan hal tersebut, email, wall media sosial dan akun WhatsApp-nya langsung diberondong lebih banyak informasi sesamanya yang membutuhkan bantuan.


Tadinya empati membantu sesama dalam kesusahan dan ketika muncul informasi lain berusaha membantu lebih banyak lagi, namun makin banyak membantu, bukannya berkurang malahan makin banyak lagi informasi permintaan bantuan yang datang dan lama-lama malah menjadi beban. Menimbulkan rasa bersalah karena saking banyaknya yg membutuhkan bantuan tetapi tidak bisa membantu.

https://trimay98.com/movies/the-walk/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar