Kamis, 04 Maret 2021

4 Fakta Temuan Corona B117 di Karawang, Kronologi hingga Gejalanya

 Temuan dua kasus pertama varian baru Corona B117 diumumkan tepat dalam peringatan setahun pandemi COVID-19 di Indonesia. Pasalnya, virus Corona jenis ini disebut lebih menular dibandingkan varian lainnya.

Dua kasus tersebut ditemukan pada 2 TKW asal Karawang, Jawa Barat, yang baru datang dari Arab Saudi.


Dirangkum detikcom, berikut fakta-fakta seputar dua kasus varian baru Corona B117 di Indonesia.


1. Datang pada waktu yang berbeda

Dua kasus Corona B117 ini berinisial M (40) dan A (45). Mereka tiba di Indonesia dari Arab Saudi dalam waktu yang berbeda.


28 Januari 2021

Pit Kadinkes Karawang Nanik Jodjana mengatakan M tiba di Bandara Soekarno Hatta bersama 49 penumpang lainnya dengan menggunakan pesawat Qatar Airways. Usai menjalani tes PCR (polymerase chain reaction) di bandara, tujuh di antaranya positif COVID-19.


"Dari 49 penumpangnya, ditemukan tujuh yang positif. Terdiri tiga orang dari Karawang, dua orang dari Cianjur, satu dari Kota Bekasi, dan 1 dari Sukabumi," kata Nanik, Rabu (3/3/2021).


Kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan hasil tes di Litbangkes, terungkap bahwa M terinfeksi varian baru Corona B117.


31 Januari 2021

Selanjutnya, A tiba di Bandara Soekarno Hatta pada 31 Januari 2021 bersama 33 penumpang lainnya menggunakan pesawat Garuda. Nanik mengatakan, ada empat terkonfirmasi positif COVID-19.


"Pada 31 Januari, penerbangan dengan Garuda, ada 4 orang positif, salah satunya terpapar virus Corona B117. Dia TKI asal Karawang," ucap Nanik.


2. Sudah negatif COVID-19

Juru bicara Satgas COVID-19 Karawang, Fitra Hergyana, mengatakan bahwa M dan A telah negatif COVID-19 saat sebelumnya menjalani isolasi di DKI Jakarta.


"Setelah menjalani isolasi, hasil mereka negatif dan sudah diizinkan pulang. Jadi keduanya pulang ke Karawang dengan hasil negatif," jelas Fitra, Rabu (3/3/2021).


Fitra pun menjelaskan M dan A sudah ditangani dengan baik, sehingga masyarakat tak perlu panik.


Kemudian gejala apa yang dialami dan bagaimana tindak lanjut terkait dua kasus Corona B117 ini? Klik halaman selanjutnya.


3. Gejala yang dialami

Dijelaskan Fitra, salah satu di antara dua kasus Corona B117 di Indonesia mengalami gejala COVID-19 berupa demam dan batuk.


"Sudah negatif dan sebenarnya baik-baik saja, sebelumnya yang satu kan memang sempat ada demam dan batuk Mbak tapi sudah pulih," kata dr Fitra.


"Gejalanya ringan-ringan saja sih," lanjutnya.


4. Ada 15 orang yang di-tracing

Menurut Fitra, total sudah ada 15 orang yang di-tracing terkait temuan kasus Corona B117. Sebagian besar dari mereka adalah anggota keluarga M dan A.


"15 orang, jadi kita dilakukan tracing terhadap 15 keluarganya mba, keluarga M 9, yang satu 6," ungkap Fitra.


Lebih lanjut, kata Fitra, hasil dari pemeriksaan sampel 15 orang tersebut belum bisa diumumkan, karena baru akan diperiksa oleh Kemenkes dan Litbangkes.

https://kamumovie28.com/movies/dilan-1990/


Varian Corona B117 Masuk RI, Pakar Singgung Ancaman Mutasi 'Hybrid'


Tepat setahun peringatan pandemi COVID-19 di Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengumumkan temuan 2 kasus varian baru Corona B117 asal Inggris. Pakar mengingatkan sejumlah kemungkinan dampaknya.

Sebagaimana mutasi virus lainnya, kemunculan varian Corona B117, atau lebih tepatnya B.1.1.7, di Inggris membawa sejumlah kemungkinan dampak yang perlu diamati. Mantan Direktur WHO SEARO, Prof Tjandra Yoga Aditama, menyebut 5 di antaranya.


Salah satu yang disinggung adalah soal kemungkinan terjadinya gabungan satu mutasi dengan mutasi lainnya. Beberapa kasus infeksi yang melibatkan 2 jenis mutasi sekaligus telah dilaporkan di Inggris.


"Di Inggris sudah dilaporkan pasien-pasien yang terinfeksi B.1.1.7 dan juga B.1351 yang dari Afrika Selatan," jelas Prof Tjandra kepada wartawan, Rabu (3/3/2021).


"Artinya, kita semua juga perlu waspada terhadap kemungkinan mutasi ganda seperti ini," pesannya.


Kemungkinan dampak lainnya adalah sebagai berikut:


1. Diagnosis

Menurut Prof Tjandra, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), saat ini PCR (polymerase chain reaction) masih berfungsi dengan baik meskipun ada perubahan pada antena atau 'spike' virus akibat mutasi yang terjadi.


2. Penularan

Bukti terbaru menyebut B.1.1.7 memang lebih menular dibanding versi lama. Beberapa data menyebut penularannya 30-50 persen lebih sering terjadi.


3. Berat-ringan penyakit

Prof Tjandra menyebut, NERVTAG pada 11 Februari 2021 menyampaikan laporan resmi tentang analisa data bahwa mutasi B.1.1.7 nampaknya berhubungan dengan peningkatan risiko harus dirawat di rumah sakit, bahkan juga kematian. Laporan ini juga disertai catatan adanya potensi kelemahan dalam sistem pengumpulan data.


NERVTAG (New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group) adalah badan khusus yang dibentuk pemerintah Inggris untuk mempelajari B.1.1.7.

https://kamumovie28.com/movies/my-friends-husband/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar