Kamis, 11 Maret 2021

Kenapa Sehabis Bercinta Tidur Jadi Lebih Pulas? Ini Alasannya

 Selain mempererat hubungan suami-istri, bercinta juga memiliki manfaat lainnya, lho. Salah satu manfaat lainnya adalah meningkatnya kualitas tidur pada wanita setelah berhubungan intim dengan pasangannya.

Hal ini berdasarkan sebuah studi yang dilakukan di State University of New York yang menemukan bahwa wanita lebih mudah tertidur nyenyak dan mendapatkan tidur lebih berkualitas setelah melakukan aktivitas seksual dibandingkan pria.


"Pasca kopulasi yang menyebabkan pria dan wanita mengantuk dapat meningkat saat terjadinya orgasme pada pria dan wanita. Namun, dengan atau tanpa orgasme, wanita dilaporkan lebih mudah tertidur setelah melakukan aktivitas seksual," seperti tertulis dalam studi tersebut, dikutip dari Times of India.


Dipublikasikan di Evolutionary Behavioral Sciences dan dilakukan terhadap 128 orang wanita dan 98 orang pria, studi tersebut menemukan bahwa wanita memiliki persentase lebih tinggi untuk tertidur nyenyak setelah melakukan hubungan seks daripada pria.


Selain itu, peneliti juga menunjukkan bahwa wanita yang dibuahi juga dilaporkan lebih mudah tertidur. Di sisi lain, tidak terdapat bukti yang menyebutkan bahwa perbedaan jenis kelamin dan masturbasi memiliki pengaruh yang sama.


Studi tersebut dilakukan sebagai kelanjutan studi sebelumnya yang menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas tidur pria dan wanita setelah berhubungan seksual hingga mencapai klimaks.


Sementara itu, terdapat pula studi lain yang menemukan bahwa pria dan wanita lebih mudah terlelap di waktu bersamaan setelah berhubungan intim, tetapi wanita memang lebih mudah untuk tertidur terlebih dahulu bahkan saat tidak bercinta.

https://movieon28.com/movies/sexual-play/


Ternyata, Jenis Kelamin Anak Dipengaruhi Pilihan Waktu Bercinta


Banyak pasangan yang menginginkan memiliki keturunan dengan jenis kelamin tertentu. Ternyata, selain mempengaruhi peluang kehamilan, waktu yang para pasangan pilih untuk berhubungan intim memiliki pengaruh terhadap jenis kelamin bayi, lho.

Hal ini dikarenakan sel sperma pada pria mengandung kromosom (cikal bakal jenis kelamin) X dan Y. Kromosom X merupakan cikal bakal bayi dengan jenis kelamin perempuan, sedangkan Y merupakan kromosom dengan jenis kelamin laki-laki.


Dengan demikian, jika ingin memiliki anak perempuan atau laki-laki, para pasangan dapat memperhatikan baik-baik jadwal atau siklus menstruasi wanita. Hal tersebut dijelaskan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi di Rumah Sakit Pondok Indah, dr Shanty Olivia Jasirwan, SpOG-KFER.


"Untuk mendapatkan anak laki-laki atau perempuan, maka yang menentukan itu sebenarnya dari sel sperma. Sel sperma laki-laki itu bisa mengandung X atau Y. Jika yang membuahi sel telur itu adalah sperma yang membawa sifat kromosom Y, maka kemungkinan besar itu anaknya adalah laki-laki, gitu. Apabila kromosom X, maka anaknya perempuan," ujar dr Olivia dalam diskusi virtual, Rabu (10/3/2021).


Namun, menurut dokter Olivia, penjelasan mengenai hubungan waktu berhubungan intim dan jenis kelamin bayi masih merupakan teori yang kontroversial di kalangan para ahli. Pasalnya, angka keberhasilan dari teori ini masih 50:50.


"Tapi ini masih kontroversial sekali, ya. Beberapa sperma yang membawa sperma kromosom Y itu bertahan hidup lebih pendek daripada sperma-sperma yang membawa kromosom X. Nah, jadi pada kromosom yang Y, jika ingin membuahi sel telur maka sebaiknya berhubungannya itu mendekati ovulasi. Karena dia mendekati waktu hidupnya. Karena dia waktu hidupnya lebih pendek, hanya 1-2 hari," tuturnya.


"Dan jika ingin membuahi sel telur dan ingin mendapatkan anak perempuan, maka berhubungannya menjauhi dari ovulasi. Mungkin 3 atau 4 hari sebelum ovulasi. Tetapi, ini masih kontroversial dan angka keberhasilannya masih 50:50," kata dr Olivia.

https://movieon28.com/movies/a-beach-with-a-view-two-women/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar