Minggu, 14 Maret 2021

Teknologi Deepfake Seru Sih, Tapi Bisa Jadi Ancaman Hoax

 Belakangan ini ramai teknologi deepfake membuat sebuah foto seolah hidup kembali. Tapi, bila dijadikan sebuah video, teknologi bisa mengundang persoalan yang berujung hoax.

"Ancaman nyata dari dunia siber ke depan semakin beraneka ragam, misalnya yang sudah sering dibahas dan menjadi ancaman adalah hoax. Namun kini, ancaman hoax ditambah dengan model deepfake yang sungguh berbahaya," ujar pakar keamanan siber Pratama Persadha.


Ia mencontohkan, seperti aplikasi yang sedang viral, yaitu MyHeritage, yang kebanyakan digunakan oleh masyarakat untuk nostalgia dan hiburan semata.


"Yang menjadi pertanyaan ialah jika pemakaian aplikasi tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi, jelas masih aman. Namun kalau ada niatan untuk membuat hoax menggunakan deepfake, itu yang berbahaya," tuturnya.


Pratama yang juga Chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) mengungkapkan, karena sampai sekarang belum ada teknologi yang bisa mendeteksi video yang dibuat oleh deepfake ini asli atau palsu.


"Deepfake merupakan salah satu hasil dari teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerdasan buatan-red). Dengan deep learning, AI mampu menghasilkan pembelajaran yang berujung pada produk video maupun suara palsu," jelasnya.


Pratama mengatakan, salah satu contoh yang paling sering dijadikan contoh adalah video palsu mantan Presiden AS Barack Obama. Tak sedikit pula aplikasi gratis untuk membuat video palsu di android, namun hasilnya tidak sehalus deepfake yang dibuat oleh para profesional dan para peretas.


CEO Tesla sekaligus SpaceX Elon Musk juga tak luput dari serangan hoax deepfake yang membuat saham perusahaannya rontok.


"Video serupa juga dapat dibuat berdasarkan tokoh lain yang tidak kita ketahui, yang dapat menyebabkannya masyarakat bertanya-tanya mengenai keasliannya," ucapnya.


"Ancaman deepfake terutama video palsu yang menambah bahaya hoax di tengah masyarakat, hal inilah yang memang harus diwaspadai sejak awal," kata Pratama menambahkan.


Ia mengimbau kepada para pejabat juga jangan memakai aplikasi deepfake seperti faceapp dan semacamnya. Karena nantinya data wajah bisa dipakai untuk membuat hoaks dan ini jelas berbahaya.


"Ke depan, dengan semakin tingginya ketergantungan kita pada dunia digital maka akan semakin sulit untuk melindungi privasi kita," pungkasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/uwakoi/


Instagram Kenalkan Fitur Caption Otomatis Untuk Stories


Memiliki caption untuk video merupakan fitur yang berguna dan memberikan aksesibilitas yang bagus. Fitur-fitur serupa sudah ditawarkan oleh platform video seperti YouTube.

Dan tampaknya sekarang Instagram ingin memperkenalkan fitur serupa untuk Stories. Hal ini diungkap oleh Matt Navarra di Twitter.


Dilansir dari Ubergizmo, Rabu (10/3/2021) cara kerja fitur ini cukup sederhana. Saat akan membuat stories, pengguna akan menemukan sebuah opsi untuk menambahkan stiker caption. Stiker itu berfungsi sebagai titik penahan untuk caption. Para pengguna akan bisa memilih font dan gaya berbeda. Begitu selesai memilih, Instagram yang akan menyelesaikan sisanya.


Fitur ini juga akan mengambil suara dalam video dan secara otomatis menerjemahkannya ke dalam teks. Jadi orang lain bisa membaca caption jika mereka tidak bisa mendengarkan video dalam stories.


Namun keakuratan fitur ini belum diketahui mengingat setiap orang memiliki logat atau aksen berbicara yang suka berbeda sekalipun dengan bahasa yang sama. Jadi hasilnya mungkin akan beragam.


Meski demikian fitur ini tentu akan berguna bagi banyak pengguna, nah jadi pastikan kamu sudah memperbarui aplikasi ke versi terbaru dan tampaknya masih tahap penyebarannya. Saat Instagram dicoba detikINET, fitur ini belum tersedia.

https://cinemamovie28.com/movies/usotsuki-paradox/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar