- Vaksinasi COVID-19 sedang berjalan di seluruh dunia. Mereka yang sudah divaksin Corona kebanyakan ingin memperlihatkannya lewat selfie di media sosial. Pendapat orang pun terbagi dua mengenai hal ini.
Setidaknya demikian yang sedang ramai dibahas di Amerika Serikat (AS). Masyarakatnya berbeda pendapat terkait etiket "selfie vaksin". Sebagian orang membenci selfie vaksin karena dianggap tidak etis mengingat pandemi virus Corona telah merenggut nyawa jutaan orang di seluruh dunia. Selain itu, tindakan ini juga dianggap tidak berempati pada orang-orang yang belum divaksin.
"Memposting selfie vaksin Corona ketika banyak orang belum masuk dalam daftar prioritas adalah perilaku sombong dan FOMO (fear of missing out/ketakutan akan ketinggalan)," kata jurnalis Miles Howard di kolom Globe.
https://maymovie98.com/movies/galaxy-turnpike/
"Ini juga menyoroti ketidakadilan, karena orang dengan akses yang lebih baik ke perawatan kesehatan bisa lebih mudah mendapatkan vaksinasi," sambungnya.
Sedangkan pendapat lain dari para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan, foto selfie vaksin justru diharapkan bisa meyakinkan orang-orang yang takut atau masih ragu-ragu untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Berdsarkan jajak pendapat di AS, sekitar 1 dari 3 orang mengatakan tidak mau divaksin.
Trogen dari publikasi Atlantik berpendapat, postingan selfie saat vaksinasi COVID-19 menangkap momen emosional yang layak dibagikan ke publik untuk melawan cerita-cerita yang kerap dibagikan oleh kelompok anti-vaksin yang bisa mempengaruhi keputusan seseorang untuk divaksin.
"Ribuan foto petugas kesehatan yang berseri-seri di depan lensa kamera atau meneteskan air mata kegembiraan dan kelegaan, merekam momen yang mendalam di tengah situasi pandemi yang luar biasa," kata Trogen.
Tenaga kesehatan, orang-orang yang pekerjaannya masuk dalam kategori pelayan publik, dan orang-orang yang dianggap berpengaruh, mendapat prioritas untuk vaksinasi COVID-19.
Chief Executive American Board of Internal Medicine Richard Baron menyarankan orang-orang ini agar memposting dan berbagi cerita pengalaman vaksin Corona mereka, karena mereka memiliki kekuatan untuk membujuk orang lain agar ikut divaksinasi.
"Saya pikir kami perlu menggunakan setiap saluran yang tersedia. Itu membuatnya terlihat normatif dan membuatnya menjadi hal yang harus dilakukan," kata Baron seperti dikutip dari The Washington Post.
Sejumlah lembaga bahkan sengaja menyediakan spot atau ruang khusus yang didekorasi sedemikian rupa untuk mendorong para peserta vaksin ber-selfie ria dan membagikannya ke media sosial.
Pendapat berbeda disampaikan Kimberly Manning, seorang dokter di Rumah Sakit Grady Atlanta. Menurutnya, untuk menjangkau orang-orang yang tidak yakin dengan sistem medis tidak bisa diselesaikan hanya dengan postingan foto selfie vaksin.
"Sangat penting untuk terus melanjutkan dialog tentang ketidakpercayaan terhadap vaksin dan medis. Ini lebih dalam dari sekadar postingan di media sosial. Ini adalah gaya hidup bagi banyak orang," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar