Sabtu, 08 Februari 2020

Seharian di Melaka, Ini Aktivitas yang Bisa Dilakukan

Kota Melaka di Malaysia dikenal sarat sejarah. Buat kamu yang mau liburan ke sana, ini aktivitas menarik yang bisa dilakukan.
Melaka diketahui sebagai tempat pendaratan pertama Portugis sekaligus menandai masuknya bangsa Eropa di wilayah Asia Tenggara. Selama berabad-abad, kota ini pernah dikuasai secara bergantian oleh Portugis, Belanda, dan Inggris hingga Malaysia merdeka pada tahun 1957.

Tak heran, kota ini kaya akan bangunan-bangunan bersejarah peninggalan kolonial di masa penjajahan. Jika berada di Melaka, kita seakan menjelajahi lorong waktu dan kembali ke masa lampau. Para pecinta sejarah pun menjadikan kota ini sebagai salah satu destinasi wajib untuk dikunjungi.

Beruntung, bulan lalu aku bisa menginjakkan kaki di kota ini. Setelah menempuh perjalanan menggunakan bis dari Singapore selama kurang lebih 2,5 jam, aku pun tiba di Melaka. Tempat ini menawarkan pesona masa lalu dengan sentuhan modern.

Di kota ini, kita bisa melakukan banyak hal dalam sehari, mulai dari wisata kuliner di Jonker Street, hunting foto instagenic di kawasan Red Square, wisata sejarah di berbagai gedung tua yang masih terawat rapi, berkeliling bangunan tua seperti rumah, hotel, bekas gedung perkantoran yang masih dirawat dengan baik, hingga museum hopping bagi kalian pecinta museum.

Ada juga masjid cantik di Selat Malaka yang bisa traveler kunjungi, namun letaknya agak jauh dari pusat kota. 
Untuk oleh-oleh, jangan khawatir. Harga souvenir di sini cukup terjangkau. Magnet kulkas mulai dari RM 10 bisa dapat 4 buah, kaos seharga RM 20 dengan kualitas bagus, juga makanan halal yang mudah didapat.

Jarak satu destinasi dengan destinasi lain pun berdekatan, sehingga kita cukup berjalan kaki saja. Kalau jauh, ada transportasi online yang dapat diandalkan.

Jadi kalau traveler berlibur ke Singapura atau Kuala Lumpur, sempatkan berkunjung ke Melaka ya, karena kota ini dapat ditempuh dengan waktu tak sampai 3 jam dari kedua wilayah tersebut.

Orang Jepang Punya Tradisi Unik untuk Memaknai Sakura

Bunga sakura bagi orang Jepang bukan hanya soal keindahan. Maknanya lebih dari itu dan diperingati lewat ritual khusus bersama keluarga.
Jepang terkenal dengan bunga sakuranya yang indah. Maka tak heran jika tiap akhir Maret hingga awal Mei, banyak traveler dari seluruh dunia berdatangan ke negara ini.

Bunga sakura atau dalam bahasa inggris disebut dengan cherry blossom ini sebenarnya tak hanya berwarna merah muda atau pink seperti yang biasa terlihat di film-film, video, foto, atau iklan-iklan komersial.

Faktanya, bunga sakura memiliki beragam warna. Selain pink, warna yang cukup kerap ditemui adalah putih. Seperti bunga sakura yang banyak mekar di Hakodate, Hokkaido kebanyakan berwarna putih. Selain itu, ada juga yang berwarna putih kekuningan dan putih kehijauan.

Saat ini, bunga sakura memang tidak hanya tumbuh di Jepang. Beberapa negara seperti Korea, Jerman, bahkan Amerika Serikat juga terdapat bunga sakura yang tumbuh dan mekar seperti di Jepang. Namun, melihat sendiri bunga sakura di negara asalnya memang punya kesan dan keunikan sendiri.

Bagi masyarakat Jepang, bunga sakura adalah lambang kehidupan, kebahagiaan, keheningan, kesejukan, dan ketenangan. Meskipun masa mekarnya sangat singkat, tapi kehadirannya saat mekar memberikan warna dan kebahagiaan bagi yang melihatnya. Hal ini bagaikan kehidupan yang sangatlah singkat, tapi harus dapat memberikan warna, kesan, dan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitar.

Maka, masyarakat Jepang memiliki sebuah tradisi untuk berkumpul dan menikmati bunga sakura mekar yang disebut dengan Hanami. Tradisi Hanami ini merupakan waktu berkumpul bersama orang-orang terkasih atau terdekat untuk mengapresiasi dan menikmati keindahan bunga sakura dalam suasana yang tenang, menyenangkan, dan kekeluargaan.

Masyarakat Jepang akan menghamparkan alas duduk seperti tikar dan meletakkan berbagai makanan dan minuman di atasnya. Ada juga yang membawa peralatan barbekyu, tapi lokasi taman harus diperhatikan dan disesuaikan jika membawa peralatan seperti ini. Sambil menikmati bunga, tak jarang mereka akan bernyanyi bersama atau bergantian bahkan menari. Benar-benar membawa kebahagiaan.

Selain itu, menikmati bunga sakura juga bisa sambil berjalan santai menggunakan pakaian khas seperti yukata atau kimono. Hal ini pun kerap dilakukan para traveler yang ingin merasakan sensasi berjalan di bawah rindangnya sakura bermekaran sambil menggunakan kimono dengan warna yang cerah.

Banyak tenant penyewaan kimono bagi para traveler, bahkan banyak yang bisa diakses dengan online. Jadi, siap menikmati indahnya bunga Sakura di bulan April ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar