Selasa, 18 Mei 2021

Cerita Tompi saat Gejala Corona Adiknya Memburuk Usai Ibunda Dikebumikan

 Baru-baru ini, penyanyi sekaligus dokter bedah plastik, Tompi, menceritakan situasi Corona di Aceh saat mendiang ibunda terpapar COVID-19 di sana. Ia mengaku kaget lantaran tak sedikit orang yang menganggap remeh Corona hingga tak percaya penyakit tersebut ada.

"Saya ketemu dengan satu polisi yang pangkatnya bukan receh, bertanya ke saya dengan kalimat? Betul Tompi ibunya COVID-19? Saya pikir COVID-19 itu nggak ada," cerita Tompi dalam akun Instagram pribadinya, dikutip Senin (17/5/2021).


Sang ibu, tak berhasil selamat melawan Corona, lantaran saturasi oksigen terus menurun dan tak kunjung mendapat perawatan medis. Tak hanya sang ibu, usai pemakaman berlanjut, adik Tompi rupanya ikut tertular Corona dan mengalami gejala COVID-19 yang memburuk.


"Pagi itu saya melihat adik saya makin memberat batuknya. Makin lemas, makin nggak mau makan," sambung Tompi.


"Dan waktu itu jam 4 pagi sama, saya ngerasa, mungkin karena punya sense kedaruratan, karena dokter, saya rasa ini harus cepat dibawa ke RS," lanjutnya.


Beruntung, sesampai di Banda Aceh, perjalanan dari Lhokseumawe, fasilitas kesehatan untuk Corona di sama lebih baik dari tempat sebelumnya. Selain yang dialami kasus adik Tompi, ada beberapa gejala Corona yang wajib diwaspadai seperti berikut.


1. Napas pendek

Napas pendek bisa menandakan pasien Corona memerlukan perawatan medis secara intensif. Terlebih, jika mulai mengganggu aktivitas keseharian.


2. Pusing atau tiba-tiba tidak sadarkan diri

Pusing yang tak berkesudahan juga bisa menjadi tanda infeksi Corona sudah serius. Apalagi jika diikuti dengan kondisi tak sadarkan diri, sebisa mungkin berusaha mendapat penanganan medis secepatnya.


Kondisi tersebut menandakan pasien terkena gangguan pernapasan akut dan tidak mendapat cukup oksigen.


TERUSKAN MEMBACA, KLIK DI SINI.

https://trimay98.com/movies/to-catch-a-thief/


Keluarga Setujui Autopsi Jenazah Pria Jaktim yang Meninggal Usai Vaksinasi


 Belakangan, meninggalnya pemuda 22 tahun asal Jakarta Timur heboh jadi perbincangan. Pasalnya, tak sampai 24 jam pasca disuntik vaksin AstraZeneca, ia wafat dengan catatan mengeluhkan efek samping vaksin, seperti demam tinggi hingga pegal.

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menegaskan, untuk menemukan kaitan penyebab meninggal yang bersangkutan dengan vaksin AstraZeneva, perlu dilakukan proses autopsi jenazah. Pihak keluarga disebut Prof Hindra akhirnya bersedia melalui proses tersebut.


"Alhamdulillah (keluarga) sudah bersedia diautopsi, sedang disiapkan oleh Dinas Kesehatan DKI," jelas Prof Hindra kepada detikcom tanpa merinci kapan persisnya autopsi akan berlangsung.


Pemuda bernama Trio Fauqi Virdaus diketahui sudah dikebumikan 6 Mei lalu. Kesepakatan autopsi jenazah pemuda tersebut hasil dari diskusi bersama pihak keluarga Senin pagi (17/5/2021).


"Tadi pagi, kami datang, silaturahmi, berduka cita, kemudian saya konfirmasi kejadian-kejadian dari yang menunggu almarhum, dari sejak awal keluhan," tutur Prof Hindra.


Ia sangat berduka dan menyayangkan, almarhum belum sempat mendapat penanganan medis saat mengeluhkan beragam efek samping. Terlebih saat demam Trio tak kunjung mereda, dan mengeluhkan pegal-pegal hingga sempat dipijat.


Hal tersebut yang kemudian, juga menyulitkan proses investigasi Komnas KIPI. Sebab, tidak ada data apapun seperti pemeriksaan fisik hingga hasil CT scan, yang bersangkutan disebut Prof Hindra sampai ke RS dengan kondisi wafat.


"Jadi memang datanya nggak ada, data pemeriksaan fisik nggak ada, data wawancara dari almarhum nggak ada, pemeriksaan lab nggak ada, CT scan nggak ada, jadi ya mudah-mudahan dengan autopsi kita bisa mendapatkan apakah ada keterkaitan," sebut Prof Hindra.


"Baik keterkaitan antara vaksin dan yang diberikan, atau ada penyakit lain," tutupnya.

https://trimay98.com/movies/fight-back-to-school/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar