Minggu, 16 Mei 2021

Heboh Babi Ngepet Depok, Ini 7 Fakta Ilmiahnya

 Cerita babi ngepet di Depok jadi perhatian banyak orang. Kok bisa ada babi di pemukiman, inilah penjelasan ilmiahnya.

Netizen saat ini pun terbagi dua, ada yang percaya itu babi jadi-jadian. Sisanya mengatakan itu babi hutan biasa. Meskipun sudah jarang terlihat, nyatanya Pulau Jawa memang habitat babi hutan.

https://cinemamovie28.com/movies/best-of-the-best/


Dihimpun detikINET dari berbagai sumber, Rabu (28/4/2021) inilah beberapa fakta ilmiah babi hutan di Indonesia:


1. Ada 2 jenis

Indonesia punya 2 sub spesies babi hutan. Ada yang namanya celeng (Sus scrofa vittatus) dan bagong (Sus verrucosus). Celeng dan bagong adalah sub spesies dari babi hutan dunia (Sus scrofa) yang menyebar dari Eropa sampai Asia.


2. Ciri-ciri fisik

Menurut iNaturalist, babi hutan celeng, ukurannya lebih kecil dari saudaranya yang ada di Eropa atau Asia seperti China. Moncongnya pendek dan ada bulu putih melingkar antara ujung moncong dan matanya. Bulu tubuhnya agak jarang dan berwarna agak kemerahan dari moncong sampai ke samping leher. Beratnya bisa mencapai 48 kg.


Berbeda dengan celeng, bagong adalah babi hutan endemik dari Indonesia. Untuk ciri-ciri fisiknya, dia berkuku genap dan bedanya dengan celeng adalah dia punya bulu surai yang memanjang dari kepala sampai ekor. Nama lokal lainnya adalah babi kutil, karena babi ini punya tiga pasang kutil di sekitar moncongnya. Beratnya antara 44-108 kg dengan ukuran antara 90-190 cm.


3. Habitat celeng dan bagong

Untuk babi hutan celeng, habitatnya menyebar dari Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa sampai ke Pulau Komodo. Di Jawa Barat, khususnya di Taman Nasional Ujung Kulon, babi hutan ini adalah pemakan buah. Sedangkan di Pulau Komodo, celeng juga makan akar, umbi, rumput, serangga, ular, kepiting dan bangkai. Di sana, celeng menjadi mangsa utama para Komodo.


Sedangkan babi hutan bagong, habitatnya adalah hutan jati, padang ilalang dan lahan budidaya yang ada di Jawa. Di Jawa Barat, hewan ini terkadang ditemukan mulai dari Rangkasbitung, Sukabumi, Garut, terus ke selatan Jawa sampai Pangandaran.

4. Babi hutan Bagong termasuk hewan langka

Dilihat dari data International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), mereka memasukkan Bagong ke dalam kategori Endangered atau hewan langka. Populasinya berkurang 50% dalam 18 tahun terakhir karena berkurangnya hutan jati.


Mereka juga diburu manusia karena dianggap hama atau untuk dimakan. Salah satu riset konservasi soal bagong ini dilakukan Gono Semiadi dari LIPI bersama M Rademaker dan E Meijaard (2016). Sedangkan untuk Celeng, tidak ada di daftar IUCN Red List yang artinya populasinya masih banyak.


5. Hewan malam

Babi hutan adalah hewan nocturnal dan crepuscular. Artinya dia aktif di malam hari, dan juga aktif pada waktu remang-remang magrib atau subuh. Pada waktu senja, malam sampai dini hari, mereka berkeliaran mencari makan termasuk menyerbu lahan pertanian.


6. Kawin satu sama lain

Ilmuwan menemukan fakta kalau celeng dan bagong saling kawin silang dan menghasilkan keturunan campuran. Kawin silang ini di mata ilmuwan juga adalah ancaman terhadap keberadaan spesies babi hutan bagong yang murni.


7. Kaitan dengan babi ngepet Depok

Nah dari aneka fakta ilmiah ini, bisa dikaitkan dengan keterangan dari kejadian babi ngepet ditangkap di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Daerah tersebut adalah perkampungan dengan masih banyak tanah kosong dan ladang yang cocok dengan habitat babi hutan.


Babi ini ditangkap warga malam hari, karena memang babi adalah hewan nocturnal yang mencari makan di malam hari. Dari foto dan video yang beredar di media sosial, tampak babi ini punya bulu surai dari kepala sampai ekor. Tapi, tidak ada bulu putih melingkar di sekitar moncong. Artinya, ada kemungkinan ini adalah babi hutan bagong (Sus verrucosus).

https://cinemamovie28.com/movies/the-spy-next-door/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar